"Noah .... Noah .... Noah ....!!" Suara para siswi memenuhi lapangan basket ketika bola itu berpindah ke tangan Noah dan ia memasukkannya ke dalam keranjang. Suasana yang tadinya tegang menjadi begitu riuh akan teriakan mereka melihat permainan Noah di dalam lapangan. Bahkan ada beberapa dari mereka berteriak cukup histeris. Fans garis keras Noah!
Noah Syden, siapa yang tak kenal dengan siswa satu ini. Noah terbilang berwajah sangat tampan, bertubuh atletis dan juga jago bermain basket. Tak hanya itu, Noah juga siswa yang pandai di bidang akademis. Benar-benar lelaki sempurna untuk dijadikan idola oleh seluruh siswi Malorine bukan, tetapi di balik kesempurnaannya Noah juga memiliki kekurangan yaitu kurang disiplin dalam mengikuti aturan sekolah satu diantaranya adalah ia tak akan segan-segan untuk pergi membolos jika merasa bosan mengikuti pelajaran. Selain jago basket Noah juga ahli dalam membuat berbagai alasan untuk menghindari hukuman.
"Yeayyy ...... Great Noah!" Seru fans Noah kembali dari kursi penonton ditambah dengab sorakan para pemandu sorak dan permainan diakhiri dengan kemenangan dari tim Noah.
"Noah aku tahu kamu haus jadi aku langsung bawain ini." Ucap Clarina menyodorkan satu botol minuman dingin.
"Thanks Cla, kamu tahu aja kalo aku lagi haus." Ucap Bimo cepat sambil menyerobot minuman dari tangan Clarina. Hingga membuat Clarina meradang, gadis itu mengertakan giginya saking kesalnya.
"Hei!! Tikus tanah itu minuman bukan buat kamu tahu, itu buat Noah tahu ngga sih!!" Geram Clarina.
"Duh santai aja napa sih Cla," sahut Bimo sekenanya dan melempar sisa air yang diminumnya ke arah Noah, "tuh sisanya kan bisa diminum sama dia," lanjut Bimo sembari mengerlingkan satu padanya pada Noah. Noah menangkap botol itu dan menepuk punggung Bimo cukup keras Hingga Bimo mengaduh.
"Ish, Bimo kamu jorok banget sih itu bekas kamu!" Pekik Clarina melemparkan pompom berwarna merah yang dibawanya.
Alih-alih marah Bimo hanya menyengir sambil berlari meninggalkan Clarina yang masih marah-marah dan Noah yang berdiri di sana.
"Ini buat kamu yang itu buang aja," kembali Clarina memberikan satu minuman yang tutupnya masih tersegel, "untung aja tadi aku beli dua minuman," ujarnya mengambil minuman bekas Bimo dan membuangnya ke tempat sampah.
Noah meminum minuman yang diberikan Clarina hingga tandas dan membuang botol itu ke tong sampah tetapi meleset dan, "Aduh ...." terdengar suara mengaduh ketika terkena lemparan botol yang dilempar Noah tadi sembari mengelus bagian kepalanya yang terasa sakit.
"Uppsss ..... " celetuk Clarina sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan.
"Sory tadi aku ngga liat kamu di sana." Noah mencoba membela dirinya dan menyembunyikan kekehannya seakan sedang mengejek.
Sedangkan yang terkena lemparan botol tadi melotot hingga bola matanya seakan-akan keluar dari tempatnya. Ia mengeluarkan buku catatan kesiswaan dan menulis nama Noah disana.
Noah yang melihat sendiri namanya tertulis di buku catatan kesiswaan memprotes, "eh Es The Dingin, ngapain kamu menuliskan namaku di buku catatan kesiswaan hah!?" Geram Noah pada Estefania.
"Lalu yang ini?" Tunjuk Estefania pada kepalanya yang sakit, "kamu sengaja kan ngelempar botol minuman itu ke aku," Lanjutnya masih mendelik.
"Heh! Kamu ngga punya mata atau jalan ngga pake mata? Kamu ngga ngeliat kalo botol itu aku lempar ke tong sampah bukan ke kamu. Cuman kamunya aja yang tiba-tiba lewat kayak hantu." Noah menaikkan satu alisnya dan melirik tong sampah yang ada di samping Estefania.
Estefania mengikuti lirikan Noah ke arah tong sampah yang ada di sebelahnya dan kembali menatap Noah dan Clarina bergantian.
"Ngapain kamu ngeliatin aku kayak gitu? Merasa bersalah? Atau kamu sengaja mau nyalahin Noah cuman buat nyari perhatian dia aja!" Ujar Clarina sambil menyilangkan tangan di dada dengan wajah penuh keangkuhan.
"Memang dia siapa sampai-sampai aku harus nyari perhatian sama bocah tengik kayak dia." Estefania menaikkan kedua alisnya memerhatikan Noah dari atas hingga bawah. Estefania merasa tidak ada hal yang menarik sedikitpun dari Noah.
Melihat tatapan meremehkan dari Estefania, Noah merasa jengah dan berjalan mendekati gadis itu dan berdiri sejauh satu senti dari tempat Estefania berdiri. Noah tersenyum tengil dan mencondongkan tubuhnya hingga membuat Estefania mundur. Clarina yang melihat kedekatan mereka sangat geram dan mengepalkan kedua tangannya hingga buku jarinya memutih. Clarina merasa sangat marah melihat Estefania mencoba mencari perhatian Noah dan mencoba mendekati lelaki itu.
"Apa kau yakin tidak ada yang menarik dari diriku?" Bisik Noah tepat di telinga Estefania hingga membuat gadis itu merinding.
Estefania menelan ludah merasakan hembusan napas Noah pada telinganya reflek Estefania mendorong tubuh Noah menjauh. Sedetik kemudian Estefania berjalan melewati tubuh Noah dan berlalu dari sana.
Noah berbalik hanya untuk melihat punggung Estefania menjauh dari sana. Noah tersenyum menatap punggung itu, kalau tidak salah lihat tadi Noah sempat melihat semburat nerah di pipi Estefania. Baru kali ini juga dia melihat wajah gadis itu terlihat begitu gugup. Ternyata seorang Estefania yang selalu bersikap dingin bisa terlihat gugup saat Noah mencoba menggodanya.
Clarina menatap Noah dan Estefania yang berjalan menjauh secara bergantian. Clarina mengembuskan napasnya jengah dan berjalan mendekati Noah kemudian menggandeng lengan lelaki itu. Tetapi Noah menepis halus kedua tangan Clarina dan menjauh dari sana.
"Hei, Noah kamu mau kemana?" Panggil Clarina pada punggung Noah, "Noah," panggilnya sekali lagi tetapi tidak ada respon dari lelaki itu hingga membuat Clarina marah dan mengentak-ngentakkan kakinya.
"Loh Cla, Noah mana? Bukannya tadi kamu sama Noah." Ujar Gisa sembari celingak celinguk mencari keberadaan Noah.
"Pergi!" Ucap Clarina dengan nada marah.
"Pergi?" Tanya Jane memastikan pendengarannya. Tadi setelah selesai pertandingan Gisa dan Jane pergi ke kantin sengaja memberikan ruang untuk Clarina dan Noah untuk bisa beduaan. Dan mereka tadi melihat Clarina begiru girangnya menyambut Noah tetapi sekarang malah berubah menjadi marah-marah tak jelas.
"Ini semua gara-gara si brengsek Estefania tahu ngga sih." Ucap Clarina masih dengan marah.
"Estefania!? Emang kenapa sama Estefania?" Gisa dan Jane saling menatap dengan bingung.
"Si kuper itu mencoba ngerayu si Noah!"
"Ish, berani-beraninya si Es Teh Dingin itu ngerayu Noah!" Jane melipat kedua tangannya di dada.
"Emang siapa dia berani-beraninya mencoba ngedeketin gebetan kamu sepertinya kita harus membuat perhitungan sama si kuper itu," timpal Gisa sembari merangkul pundak Clarina sebagai bentuk dukungan Gisa pada sahabat tercintanya itu.
"Tentu aja, harus! Kita harus membuat perhitungan sama dia." Ucap Clarina tegas penuh penekanan di setiap katanya. Tentu saja ia akan membuat perhitungan pada Estefania karena siapapun tidak boleh merebut Noah dari dirinya termasuk Estefania. Hanya dia yang boleh memiliki Noah. Mulai detik ini Estefania adalah musuh bebuyutan Clarina dan Clarina siap mengibarkan bendera perang pada Estefania.
Primavera 🌹❤🍀
Sunday, 11 June 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THE ICE QUEEN
RomanceEstefania Ayesha seorang yang memiliki wajah dingin, bukan hanya wajahnya tingkah lakunya pun tak kalah dinginnya dengan orang lain terlebih lagi terhadap lelaki. Estefania sangat jarang ralat tidak pernah menampilkan senyum di wajahnya terkadang te...