Ini adalah hari ke tujuh Estefania menjadi penguntit, bagaimana tidak setelah ia mendapat penolakan dari pemilik apartemen dan berkali-kali telponnya tidak diangkat oleh E. Sky dan juga emailnya berkali-kali juga tidak mendapat balasan. Estefania memutuskan menjadi penguntit untuk memastikan seperti apa sebenarnya si E. Sky ini. Estefania yang semakin penasaran selalu mendatangi apartemen yang sama siang malam hanya untuk mengintip si penghuni. Ia masih tidak percaya jika di dalam apartemen itu tidak ada si penulis brengsek yang sudah menghambat karir gemilangnya di dunia penerbitan. Sial! Jika sampai Estefania bertemu dengan penulis itu Estefania akan membuat perhitungan dengannya karena sudah merrmehkan wanita seperti Estefania.
Seperti biasa hari ini Estefania mematut dirinya di depan cermin, ia mengenakan hodie berwarna navy dengan rambut di gerai dan mengenakan topi. Tidak lupa ia juga mengenakan kaca mata hitam dan masker untuk menutupi wajahnya. "Oke, perfect," ucap Estefania pada pantulan dirinya di depan kaca. Kemudian ia keluar dari kamarnya untuk mengambil tas slempang dan berangkat ke tempat tujuan.
***
Estefania mengendap-endap dibalik pot besar sambil melirik jam tangannya, ia sudah mencatat jam berapq saja pemilik apartemen datang dan pergi. Lima belas menit lagi, gumamnya dalam hati dan benar saja lima belas menit kemudian ia melihat pemilik apartemen keluar dan memasuki mobil berwarna hitam.
Estefania menaikkan kaca mata hitamnya dan menyusul targetnya. Ia cepat-cepat masuk ke mobil dan melajukannya. Lelaki berambut coklat itu berhenti di sebuah kafe dan masuk ke sana. Estefania mendongak membaca plang besar yang bertuliskan Dusk Blue salah satu Kafe besar yang terletak di Seoul.
Kafe bernuansa aestetik berdinding coklat walaupun memiliki nama Dusk Blue, Kafe ini sangat jauh dari nuansa biru. Di Kafe ini juga pengunjung disuguhkan berbagai macam desert yang memanjankan lidah akan rasanya.
Kembali pada target, Estefania melihat targetnya duduk berseberangan dengan seorang pria yang bertubuh tegap dan berambut hitam legam. Estefania tidak bisa melihat wajahnya dikarrnakan pria itu duduk memunggungi Estefania. Kedua pria itu terlihat sedang berbicara serius tetapi Estefania tidak bisa mendengar pembicaran mereka.
Estefania mengumpat dalam hatinya merasa tidak puas wanita itu Mengganti tempat duduknya lebih dekat lagi. Ia berpura-pura membaca menu untuk mengelabui targetnya. Entah keberanian datang darimana Estefania kemudian berdiri dari tempatnya duduk dan berjalan ke meja kedua pria itu dan menarik bahu pria berambut hitam itu dengan gerakan cepat.
Mereka yang tadinya berbincang santi terkaget dengan perlakuan Estefania tak terkecuali Estefania sendiri. Ia menganga dan syok dengan apa yang dilihatnya. Keadaan seperti apa ini semua pengunjung Kafe terdiam melihat kejadian itu.
"Hei wanita apa yang kau lakukan apa kau tahu tidakanmu ini melanggar hukum?! Panggil sekuriti untuk menangkap gadis ini." Pria berambut coklat itu berteriak dan pihak Kafe dengan cepat memanggil sekuriti untuk menangkap Estefania. Estefania bukannya melawan wanita itu malah bergeming. Ia tidak bisa menggerakkan kedua kakinya yang seolah dipaku ke lantai.
"Maafkan kami Tuan, kami akan membawa wanita ini ke Kantor Polisi." Dua sekuriti itu memegangi tubuh Estefania tanpa perlawanan dari wanita itu. Saat ia hendak di giring ke Kantor Polisi, pria berambut hitam tadi mencegahnya dan berdiri di hadapan Estefania
"Tunggu dulu." Pria berambut hitam itu bergerak melepas kacamata dan masker yang dikenakan Estefania dan terlihat syok dengan pemandangan yang ia lihat, "Estefania," ucapnya terbata dan tercekat pria itu syok hingga menjatuhkan kacamata di tangannya ke lantai.
"Kau mengenalnya?" Pria berambut coklat itu memandang Eatefania dan si rambut hitam bergantian. Begitu pula dengan dua sekuriti yang terlihat kebingungan. Estefania yang tadinya terlihat tak berdaya kini mengeluarkan aura permusuhan yang kental. Ia mengalihkan pandangan dan mendelik pada dua sekuriti yang hendak menangkapnya. Wanita itu Mengempaskan tangannya dan berbalik keluar dari Kafe dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE THE ICE QUEEN
RomanceEstefania Ayesha seorang yang memiliki wajah dingin, bukan hanya wajahnya tingkah lakunya pun tak kalah dinginnya dengan orang lain terlebih lagi terhadap lelaki. Estefania sangat jarang ralat tidak pernah menampilkan senyum di wajahnya terkadang te...