Chapter 2

49 7 0
                                    

Angin berhembus menerpa surai lurus berwarna kecoklatan itu seolah menari di bawah terik mentari yang terasa hangat. Mata hazelnya terpejam seolah menikmati udara sejuk di bawah pohon rindang tempatnya duduk. Sesekali ia mendongak untuk merasakan hangatnya mentari di wajahnya. Satu daun terjatuh menimpa keningnya dan ia kedua matanya segera terbuka, tangannya terulur mengambil daun kekuningan itu dan menyelipkannya di tengah buku dan menutupnya. Tanpa disadari kedua pasang mata menatapnya dengan picik dari kejauhan.

"Kalian lihat deh tampangnya si kuper, jijay banget ngga sih liatinnya." Ujar Jane masih menatap Estefania dari kejauhan dengan bengis. Itu karena Estefania sudah dianggap menjadi musuh bebuyutan dari Genkz Binggo yang terdiri dari Clarina sebagai ketua genk sedangkan Jane dan Gisa adalah dua anggotanya yang setia.

Siapapun yang berani mengusik ketenangan Clarina sebagai ketua genk harus siap mengambil resikonya termasuk Estefania. Gadis itu dianggap senagai ancaman oleh Clarina karena berani menggoda Noah gebetannya. Sebagiai siswi paling populer, cantik dan memesona Clarina tidak boleh kalah dari seorang Estefania. Siapa yang tidak kenal Clarina di Melorine?? Banyak siswa yang mengejarnya dan menyatakan cinta pada Clarina, Clarina menolak semua siswa tersebut hingga ada salah satu diantara mereka menangis tersedu oleh tolakan Clarina. Bahkan ada yang memberikan Clarina kemewahan agar cintanya diterima tetapi hatinya hanya tertaut pada seorang Noah Syden. Jadi siapapun catat siapapun tidak boleh menyukai Noah selain dirinya.

"Seketika aku pengen muntah liat tampangnya, huwek .... " timpal Gisa ikut mengejek.

"Sepertinya sekarang emang saat yang tepat buat ngasih pelajaran ke si cewek kuper itu Cla." Jane mengalihkan pandangan ke arah Clarina yang berdiri di sebelahnya.

Clarina mengibaskan rambut ikalnya dengan Angkuh. "Tentu aja, aku ngga bakal buang waktu lagi."

"Hu .... cewek idola sekolah kita beraksi genks." Jane dan Gisa terkekeh mengikuti Clarina. Mereka bertiga melenggang dengan langkah sombong mendekati Estefania yang duduk sendiri menikmati waktunya.

"Hei cupu ngapain kamu di sini hah!?" Sembur Clarina dengan nada membentak.

Estefania yang di bentak bergeming mendongak mrnatap wajah Clarina yang terlihat merah padam menahan amarah. Estefania menaikkan satu alisnya memerhatikan Clarina dari atas sampai bawah.

Merasa dirinya tak di gubris kembali Clarina mengeluarkan suara naik satu oktaf, "kamu budeg atau tulis sih?"

"Cla, budeg sama tuli kan sama." Celetuk Gisa yang membuat Clarina memicingkan mata sedangkan Jane cepat-cepat menarik Gisa ke belakang sebelum temannya itu mendapat amukan dari Clarina karena menginterupsi saat gadis itu marah.

"Aku tanya sekali lagi kamu ngapain di sini?" Kembali Clarina melayangkan pertanyaan namun Estefania terlihat mengerutkan alisnya dan memilih berdiri.

"Apa yang kamu lihat memangnya?" Sahut Estefania sekenanya sambil menepuk roknya dan membersihkannya dari rumput yang menempel.

"Kamu berani sama aku ya!?"

Estefania mengembuskan napas, ada saja yang mengganggu harinya yang tenang. "Sepertinya otakmu sedang bermasalah, lebih baik kamu obati otakmu dulu sebelum membentak orang lain tanpa sebab."

"Apa kamu bilang .... " Clarina bersiap melayangkan tamparan untuk Estefania tetapi tangannya tertahan di udara, "aduh," Clarina mengaduh ketika Estefania menepis tangannya dan memberikannya satu tamparan.

"Jangan coba-coba berani memukulku!" Ucap Estefania tanpa emosi tetapi penuh penekanan di setiap katanya. Gisa dan Jane sempat menelan ludahnya melihat wajah dingin Estefania ketika gadis itu melirik mereka berdua. Gisa dan Jane juga mundur selangkah sambil berbisik tidak menyangka jika Estefania bisa terlihat semenyeramkan itu.

"Kamu ... kamu berani mukul aku!?" Clarina mengelus bagian pipinya yang sakit.

Estefania mengendikkan bahu dan melipat kedua tangannya di dada, ia masih menatap tajam Clarina. "Kenapa tidak? Bukankah kamu yang memulianya, memangnya kamu siapa mencoba merundungku?"

"Awas kamu ya," kembali Clarina hendak melayangkan pukulan tetapi Eatefania sudah mendorongnya lebih dulu hingga tubuh Clarina terjerembab di atas tanah, "hei es teh dingin, awas kamu! Aku bakal buat perhitungan sama kamu," pekiknya lagi dengan penuh amarah sedangkan Gisa dan Jane bergerak membantu Clarina untuk berdiri.

"Besok siap-siap ke bagian kesiswaan." Estefania mengeluarkan buku catatan kesiswaan dan mencatat nama Clarina di sana.

"Heh!! Enak aja emang salah aku apa hah kamu jangan seenaknya." Clarina memprotes dan hendak mencakar wajah Estefania tetapi Gisa dan Jane mencegahnya setelah mendapat tatapan mematikan dari Estefania.

"Baju kekecilan, rok ketat, kuku palsu panjang dan make up berlebihan. Kamu tahu sendiri salahsatu peraturan dari Melorine School bahwa tidak ada siswi yang boleh bersolek berlebihan masuk ke sekolah dan kamu sudah melanggar satu poin itu jadi kamu harus belajar mempertanggung jawabkan perbuatanmu." Estefania memperhatikan penampilan Clarina dan mencoba menerangkan kesalahan gadis itu yang sudah melanggar peraturan sekolah.

"Heh, es teh dingin yang super kuper kamu ...."

"Silakan kamu membela diri di ruang kesiswaan besok." Sahut Estefania sembari memasukkan buku ke dalam tas dan melenggang meninggalkan Clarina yang masih marah-marah.

"Hei es teh dingin arghhhhh ......" Clarina berteriak pada punggung Estefania yang sudah menjauh tetapi gadis itu tidak menoleh sedikitpun layaknya orang tuli. Bahkan Estefania memasang earphonenya dengan santai.

Clarina semakin marah dan mengamuk karena kalah dari Eatefania, selama ini tidak ada yang pernah bisa mengalahkan dirinya sebagai gadis paling populer si sekolah. Sementara Clarina mengamuk dan coba ditenangkan kedua sahabatnya, siswa lainnya yang masih berada di taman menonton sambil berbisik. Diantara mereka juga bahkan mengambil ponsel untuk merekan tindakan Clarina.

Clarina yang geram karena dirinya merasa diolok-olok mendekati salah satu siswi itu dan melemparkan ponselnya ke dalam kolam ikan, "siapa sueuh kamu ngerekam aku sembarangan hah!" Teriaknya seperti orang kesurupan sedangkan yang dibentak hanya menunduk menahan tangis.

Kerumunan para siswa yang tadinya berbisik-bisik seketika membubarkan diri dan meninggalkan TKP takut mendapat amukan dari Clarina. Karena Clarina sudah seperti banteng yang mengamuk dan lepas dari kandangnya.

"Udah, udah Cla ini semua salah si es teh dingin itu tahu ngga sih." Gisa mengelus pelan punggung Clarina.

"Iya bener banget ini karna si kuper menyebalkan itu," timpal Jane ikut menenangkan Clarina.

"Arghhhh! Pokoknya aku harus buat perhitungan sama si es teh dingin. Pokoknya aku ngga terima dia ngeremehin aku emang siapa dia berani-beraninya ngeremehin aku. Ngga bisa aku ngga bisa kalah sama dia dan ini baru permulaannya aja, inget kamu Estefania, kamu audah mengibarkan benderang perang sama aku awas aja kamu." Clarina mengoceh dengan napas terengah karena habia mengamuk sedangkan dua sahabatnya yang berdiri di sampingnya hanya mengangguk-angguk.

Gisa dan Jane memilih diam agar tidak mendapat amukan dari Clarina.

Primavera 🍀🌹❤
Tuesday, 13 June 2023


LOVE THE ICE QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang