Chapter 3

39 6 0
                                    

Tin ....... Tin ......
Suara klakson mobil terdengar begitu nyaring saat memasuki pelataran sekolah semua siswa dan siswi yang sedang berjalan di pelataran terdiam sembari menutup telinga mereka. Estefania bersama Dizta dan Erlita menoleh secara bersamaan dan menemukan wajah Noah Syden yang paling menyebalkan melongok dari kaca jendela mobil yang terbuka.

"Woy es teh dingin, minggir ngga kamu. Kamu itu menghalangi jalan mobil aku aja tahu ngga sih." Teriak Noah sambil masih memunyikan klakson mobilnya. Sangat berisik!

"Kenapa aku harus minggir, kamu buta atau gimana? Bukannya ni jalan lebar banget, kalo kamu ngga mau keganggu ya kamu harusnya lewat sebelah aja kan bisa." Estefania menoleh ke kanan dan ke kiri kemudian memandang wajah super menyebalkan Noah dengan menaikkan satu alisnya. Perasaan ia dan temannya berjalan tidak menghalangi siapapun terlebih lagi si Noah. Bukankah ini pelataran sekolah yang sudah memiliki aturan bagi siswa siswi yang mengendarai mobil harus memelankan laju mobilnya saat yang lainnya berjalan. Apa Noah ini otaknya buntu sampai-sampai tidak membaca peraturan sekolah.

Satu hal yang membuat Estefania malas datang bersamaan dengan siswa lainnya adalah ini. Itulah alasan kenapa Estefania selalu datang lebih awal dari yang lainnya karena ia merasa terganggu dengan sikap beberapa siswa yang tidak disiplin terutama musuh bebuyutannya Noah. Tapi hari ini Estefania memang sedikit sial, tadi ia bangun lebih siang dari biasanya hingga membuat ia datang tepat bersamaan dengan siswa lainnya.

"Kamu tu yang buta! Liat noh jalan sebelah ada siswa yang lewat juga banyak." Noah melepaskan kaca mata hitamnya dan memprotes. Sementara Noah dan Estefania berdebat siswi lainnya malah terpana melihat wajah tampan Noah ketika melepas kaca mata. Lelaki itu memang penuh pesona didalam keadaan apapun!

Estefania melipat kedua tangannya di dada dan mengembuskan napas jengah. "Kalo gitu kenapa kamu ngga suruh mereka minggir aja sekalian karna udah menghalangi jalan mobil kamu."

"Iya nih, kamu jangan nyari perkara ya Noah masih pagi juga," decak Dizta menimpali.

"Tahu ih dasar aneh." Erlita mengangguk pelan.

"Siapa yang cari perkara lihat tuh jalannya si es teh dingin udah kayak siput aja jadi ganggu jalan mobil aku bukan mereka," tunjuk Noah dengan dagu sambil terbahak dengan wajah mengejek, tanpa ba bi bu Estefania maju dan menendang bemper mobil Noah seketika itu juga Noah diam,"heh es teh dingin awas aja kalo mobil aku sampe rusak ya, kamu harus tanggung jawab," lanjutnya dan segera melajukan mobil untuk di parkir.

Estefania dan dua sahabatnya itu kembali berjalan menuju kelas. Tetapi baru beberapa langkah ia berjalan, Noah mencegatnya dengan menarik lengan Estefania dan mengajak gadis itu melihat mobil kesayangannya.

"Eh es teh dingin kamu liat, mobilku jadi kotor ada bekas sepatumu. Cepet bersihin." Noah menunjuk bagian mobilnya yang kotor bekas tendangan Estefania tadi.

Estefania menepis tangan Noah yang masih bertengger di lengannya. "Bodo amat." Dengan cepat Estefania mengambil pulpen dan buku dalam tasnya.

"Kamu ngapain?" Noah menaikkan kedua alisnya

"Orang kayak kamu emang harus diajarin sopan santun." Ucap Estefania sambil mencatat nama Noah di buku catatan siswa, tetapi belum selesai Estefania menulis Noah langsung merebut buku itu di tangannya.

"Estefania kamu ngga capek apa mencatat semua nama anak-anak di sekolah ini." Noah berdecak dan mengangkat buku itu tinggi-tinggi untuk menyulitkan Estefania merebut buku itu.

"Balikin ngga!" Estefania geram dan melompat-lompat hendak merebut buku kesaktiannya namun hasipnya nihil. Dengan perbedaan perawakan tubuh tentu saja Estefania kalah karena ia lebih pendek dari Noah.

"Ngga," ujar Noah dengan nada mengejek bahkan lelaki itu terbahak ketika Estefania bersikeras merebut buku di tangannya.

"Aku bilang sekali lagi balikin atau ...."

Belum saja Estefania menyelesaikan ucapannya Noah sudah menyela. "Atau apa ..."

Oke Estefania tidak mau kalah dari si menyebalkan Noah, gadis itu menyeringai dan mundur beberapa langkah kemudian melakukan kuda-kuda. Sedetik kemudian ia berlari dan melompat menghampiri Noah untuk mengambil buku di tangan lelaki itu, awalnya berhasil tetapi detik berikutnya tubuh mereka berdua oleng akibat berebut buku. Dan terjadilah insiden itu insiden dimana Estefania terjatuh menimpa tubuh Noah hingga mereka berdua terjerembab di atas tanah. Sialnya lagi bibir mereka bersentuhan secara tak langsung. Apakah ini yang dinamakan ciuman kecelakaan!?

Estefania sampai melotot saking kagetnya, sungguh kejadian ini begitu di luar galaxy! Estefania tidak tahu akhirnya akan terjadi seperti ini. Tak kalah syok dengan Estefania, Noah sampai  menahan napas saat bibir ranum Estefania menyentuh bibirnya. Ini kali pertama ada seorang gadis yang menciumnya.

Disaat mereka berdua masih dilanda syok berat, terdengar suara langkah kaki mendekat dan mengeluarkan suara nyaringnya, "Estefania, Noah kalian lagi ngapain!!" Teriak Clarina dengan nada naik 5 oktaf. Clarina juga tidak kalah syok melihat pemandangan yang ada di hadapannya.

Estefania dan Noah kembali dari pikiran mereka masing-masing dan mendongak menatap wajah merah padam Clarina.

"Estefania berat." Noah mengembalikan tatapannya pada Estefania yang masih bergeming.

"Hah," Estefania terlihat sedikit linglung.

"Kamu mau sampai kapan ada di atas tubuhku?" Noah menaikkan satu alisnya. Apa itu tadi, ia baru pertama kali melihat ekspresi wajah kebingungan Estefania.

"Oh ..." Estefania bangkit dari sana dan merapikan roknya disusul Noah.

"Hei cewek kuper nyebelin apa yang kamu laluin tadi. Masih aja ya kamu itu ngerayu Noah, awas kamu ya ...." Clarina sangat murka dan melayangkan tangannya hendak menampar Estefania tetapi dihentikan Noah.

Noah mencengkram kuat pergelangan tangan Clarina dan menampilkan raut muka dingin. "Kamu mau ngapain?"

"Aku ...." Clarina terbata dan menelan ludah melihat wajah Noah, pasalnya ini pertama kalinya ia melihat wajah dingin Noah. Shit ini karna si kuper Estefania!!

"Sebaiknya kalian selesaikan urusan kalian dulu aku akan pergi!" Estefania mengembuskan napas dan membalikkan tubuh kemudian berlalu dari sana. Sungguh pagi ini ia begitu sial bertemu dengan Noah dan Clarina. Estefania mempercepat langkahnya ralat berlari kecil untuk menjauh dari mereka. Jika bisa menghilang Estefania lebih memilih menghilang saja. Diam-diam Estefania mengelus bibirnya mengingat kejadian dua menit lalu. Ia berdecak dan menggeleng kecil berharap besok ia lupa ingatan arghhh!!!

"Hei kuper kamu mau kemana urusan kita belum selesai ya," pekik Clarina, Noah yang masih ada di sana menepis tangan Clarina dan menyusul Estefania memaauki gedung sekolah, "hei Noah kamu mau kemana jangan tinggalin aku," lanjut Clarina lagi dan berlari menyusul Noah dan menggandeng lengan lelaki itu tetapi Noah kembali menepis tangan Clarina.

Primavera 🌹🍀❤
Friday, June 16

LOVE THE ICE QUEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang