Chapter 3

292 33 2
                                        

Cerita ini hanya fiksi, murni dari otak halu Author. Cerita ini mengandung unsur kekerasan dan pembunuhan, tidak diperkenankan untuk yang masih dibawah umur. Harap bijak dalam membaca.

Soo, Enjoy with my new story.

Soo, Enjoy with my new story

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_o0o_

15 April 2023

Sinar matahari berusaha menembus awan, menerangi jalanan yang basah akibat hujan semalam. Di tengah hiruk pikuk kota yang mulai bangun. Alaska semakin melajukan motornya menuju sekolah, sesekali ia menatap jam tangannya, menyisakan lima menit terakhir sebelum gerbang di tutup.

Untung saja Alaska bisa sampai tepat waktu. Saat di parkiran Alaska melihat Kiano, namun enggan menyapa, mengingat ia belum pernah berbicara dengan Kiano.

Alhasil ia hanya melihat Kiano berlalu dengan tidak membuka helm nya. Lalu seseorang datang menepuk pundak Alaska, "Ciee, jadi member Chaser niee," goda Zofer yang terlihat telah mengganti kacamata nya.

"Paansi lo, sok asik banget," balasnya dengan ketus.

Zofer menatap sinis, "Yeee, mentang² udah jadi Chaser, temen lama di lupain."

"Apaansih bangsat, gue gak ngerasa ya punya temen kayak lo," kesalnya sembari membuka jaket dan memasukkannya ke dalam tasnya.

"Biarin, gue tetep mau jadi temen lo," paksanya sambil berdiri tegak.

"Sarap ni anak," gumam Alaska lalu pergi meninggalkan Zofer.

...

Alaska menaiki tangga sambil merogoh tasnya. Mencari kartu akses karena dirinya ingin mengambil buku di perpustakaan.

"Aaaaaaaaakh," pekik Zathura yang sedang memakai skateboard dan siap terjun dari tangga.

Tak terelakkan, Alaska terpaksa ikut terjun bersama Zathura dan menimbulkan suara gedubrak yang renyah, "Aaaaaaaaakh" Zathura tak berhenti berteriak, dan tak menyadari posisi mereka sekarang terlihat ambigu.

"Shiit, lo ngapain sih ... pfueeh," tegur Alaska seraya sibuk menyingkirkan rambut Zathura dari wajahnya yang bahkan masuk ke mulutnya.

Zathura yang masih berteriak akhirnya tersadar. Ia mendongak, alangkah terkejutnya ia saat melihat wajah Alaska yang hanya beberapa senti dari wajahnya.

"OH MY GOD, Za, insaf Za!" Mevlana yang baru tiba setelah mengejar Zathura, nampak begitu terkejut melihat posisi mereka di bawah tangga. Dengan cepat ia menutup bagian paha Zathura sebelum ada murid lain yang melihat.

Mevlana Harlen – gadis centil yang merupakan salah satu sahabat Zathura, wajahnya tak pernah terlihat natural, namun selalu cantik meski penuh dengan riasan, tangannya tak pernah absen memegang cermin kemanapun ia pergi.

THE EXTRACURRICULER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang