8. apartemen

1K 163 27
                                    

Mencoba peruntungannya lagi, lisa kembali ke apartemen setelah tenang. Walau ragu tapi lisa tetap pergi ke sana.

Pintu apartemen dia buka, suasana sangat sepi. Lisa masuk dengan penuh tanya. Ternyata chaeyoung belum pulang, apartemen itu kosong.

Lisa pandangi satu per satu foto yang di pajang pada dinding. Dia kembali menangis saat mengingat kedekatannya dengan chaeyoung.

"Appa.... Eomma.... Maafkan lisa. Aku membuat unnie marah dan kecewa" Gumam lisa lirih menatap sendu foto keluarga satu-satunya yang terpajang di sana, foto terakhir yang di ambil sebelum jo hyun meninggal seminggu setelah lisa di lahirkan.

Ceklek...

Lisa langsung membalikan tubuh saat mendengar suara pintu di buka. Secepat kilat dia hapus air mata di pipinya.

"Unnie" Panggil lisa namun chaeyoung mengabaikannya dan terus berjalan melewati dirinya.

Chaeyoung masuk ke kamar tanpa menyapa lisa, tentu lisa sangat sedih tapi ini semua juga akibat dari apa yang dia perbuat.

Lisa tidak ingin menyerah, dia ikuti chaeyoung ke dalam kamar. Suara air terdengar dari dalam kamar mandi, lisa yakin chaeyoung sedang mandi di dalam sana, oleh karena itu, lisa memutuskan untuk menunggunya dengan duduk di tepi ranjang.

Namun pemikiran lisa tidaklah tepat, di dalam sana chaeyoung bukanlah sedang mandi melainkan menangis.

"Maafkan unnie sayang, maafkan unnie... "

Hampir 30 menit berlalu akhirnya chaeyoung keluar, lisa langsung berdiri mencoba mendekat tapi chaeyoung langsung menghentikannya.

"Unnie, aku minta maaf" Lirih lisa pelan. Chaeyoung tetap diam. Bahkan menatap lisa pun tidak.

"Unnie bisa memberi hukuman apapun tapi aku mohon jangan diamkan aku, aku tidak ingin jauh dari unnie" Mohon lisa sembari menyatukan kedua tangannya.

Kali ini chaeyoung menatapnya, lisa tersenyum tipis melihatnya. Dia maju sedikit hingga lebih dekat dengan chaeyoung.

"Tinggalkan semuanya, kembali jadi adik penurut ku, apa kamu bisa melakukannya?" Tanya chaeyoung.

Lisa diam, meninggalkan sirkuit, meninggalkan bar. Tempat itu adalah favorit lisa untuk saat ini. Sangat berat jika dia di minta untuk meninggalkannya.

"Tidak bisa? Jadi pergilah" Usir chaeyoung lagi. Kini dia berlalu menuju ranjang untuk beristirahat.

Chaeyoung mulai memejamkan matanya sementara lisa masih bersimpuh dalam diam, memikirkan semuanya, memikirkan keputusan apa yang akan di ambil olehnya.

Walau mata chaeyoung terpejam, dia tidak benar-benar tidur. Telinganya sangat fokus, mencoba menebak apa yang sedang di lakukan oleh lisa di sana.

Ceklek.

Suara pintu tertutup, chaeyoung berdecak. Ternyata lisa memilih untuk pergi dan mengabaikan syarat darinya yang meminta lisa untuk meninggalkan semua keburukannya dan kembali menjadi adik yang baik dan penurut lagi seperti dulu.

Kumprang.....

Chaeyoung terjengit saat mendengar suara benda jatuh, dia pun langsung berlari ke arah pintu. Sumbernya dari dapur, chaeyoung langsung menghampiri dengan tongkat bassball di tangannya.

Namun wajah takutnya berubah jadi sendu saat melihat lisa yang sedang berusaha masak.

"Kamu lapar sayang" Gumamnya lirih. Chaeyoung bersembunyi sembari memperhatikan lisa yang sedang menyusun wajan yang jatuh tadi.

Sekarang lisa sedang mengocok telur, sepertinya dia ingin makan telur dadar di campur sosis.

"Minyaknya berapa banyak yah?" Tanya lisa sembari mengira-ngira.

My lovely SisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang