Bab 1 : awal

137 105 62
                                    

Hello guys jangan lupa vote loh😋 nanti kalo udah vote dapet sugar daddy
Happy reading
.
.
.

Pagi ini, tepat di sebuah mansion terdapat sebuah keluarga yang sedang melakukan rutinitas paginya sebelum beraktivitas.

"Morning, mom" sapa sang anak tunggal keluarga Adams, Nataniel Nevano Adams, atau kerap di sapa Vano, setelah keluar dari lift, lengkap dengan seragam sekolah, tas yang dia bawa, serta kunci motor nya. Tentu saja, sebuah ponsel tidak akan lepas dari tangan manusia zaman sekarang.

"Morning too, son. Duduklah dan makanlah sarapan mu," balas sang kepala keluarga, Gabriel Jayakarsa Adams, kepada anak semata wayangnya itu.

Vano menuruti, ia duduk di kursi, dan sang mommy pun memberikan putranya itu sepiring roti bakar dan segelas susu cokelat yang menjadi kesukaan sang putra.

"Thanks, mom," ucap Vano kepada sang ibu sebelum akhirnya ia memakan roti bakar nya itu dengan lahap.

Acara sarapan pun selesai dan kini semua keluarga Adams sudah keluar dari rumah mereka dan melakukan aktivitas rutin mereka.

Beralih ke ruang waktu lain, suara motor pun terdengar memasuki sebuah parkiran sekolah yang bisa dibilang elit dan ternama, di mana semua orang berusaha sangat keras untuk masuk ke sekolah ini. The Victoria school, nama sekolah tersebut, yang bahkan orang kaya saja tidak bisa sembarangan masuk ke sekolah ini.

Anak anak menoleh dan memekik kala melihat sang dominan sekolah datang dengan gagah dan tampannya bahkan beberapa kata keluar dari mulut para siswi:

"Aaaa cowo gue ganteng banget ya, Tuhan..."
"Sumpah, kak Gibran itu tuh ganteng banget, anjir..."
"Kak Brian, anjir, walau cool, tapi kok ganteng banget, bikin jantung gue nggak aman..."
"Kak El, aku pada mu sayang..."
"Kosong delapan berapa, Kak Kevin??..."
"Kak Samuel free nggak? Mau ajak nikah soalnya ganteng banget, walau jamet..."
"Kak Putra marry me,please..."

Dll...

Seruan dari para siswi sudah biasa mereka dengar, karena visual wajah mereka yang memang harus diakui bahwa mereka itu tipe cowo idaman, sudah ganteng, kaya raya, tinggi, dan memiliki tubuh berotot. Apa yang kurang coba?

"Anjir, coy, banyak amat fans gue," ujar salah satu temen vano saat turun dari motor sport nya, Prandanda Putra Sanjaya, atau kerap di sapa Putra.

"Idih, si najis, muka mirip opet gitu kok kepedean," bantah salah satu dari mereka, Nelvito Ell Andentara, atau biasa di panggil El.

"Real kah manizzzee?" Cetus yang satunya lagi, Ervan Gibran Deranda, atau biasa di panggil Gibran.

"Real, bang, no pek pek," jawab putra.

"Guys, kita nanti malem ada balapan katanya di tempat biasa," kata seseorang yang baru turun dari motornya, Nicolas Kevin Wiyata atau Kevin.

"Iya, kah?" Tanya Samuel Raditiya Maheswara, atau biasa di panggil Samuel.

"Ya," jawaban singkat dari bibir pria yang bisa dibilang dingin pun keluar. Dia adalah David Brian William, atau biasanya di panggil Brian.

"Boss, betul gak tuh yang di bilang mereka?" El bertanya dengan menaruh salah satu tangannya ke atas pundak Vano.

"Ya, betul. Geng sebelah nantangin, jadi nanti malam kalian harus udah pada siap di markas. Kita otw bareng ke circuit balapan yang biasa," jelas Vano, selaku ketua dari DIASPORA, atau di singkat DA.

Mereka pun mengangguk mengerti dan mulai berjalan menuju ke kelas mereka, kelas XII IPS 2, dengan santai.

Dari kejauhan, Vano dkk melihat seorang siswi yang cantik dan sedikit seksi dengan seragam yang ketat melilit tubuhnya itu. Dia mendekat dengan jalan yang bak model, lalu memeluk Vano dengan mesra. Dia adalah Vannia Darria, atau dipanggil Vania.

Dia adalah pacar dari Vano dan sekaligus ratu sekolah itu. Ia memiliki banyak fans, tapi dia memiliki sifat yang buruk.

"Morning, babe," ucap Vannia dengan nada yang manja, sambil tersenyum dan belum melepaskan pelukannya dengan Vano.

"Too, my Queen," sahut Vano, yang membalas pelukan Vania lalu mencium kening kekasihnya itu.

Jangan tanya respons orang-orang yang melihat adegan Vano dengan Vannia yang bermesraan di pagi hari. Sebagian biasa saja, sebagian mendukung, sebagian menghujat, dan yang paling banyak adalah kepanasan melihat adegan tersebut.

"Lo free gak nanti pulang sekolah? Gue kemarin ngeliat Dior ngeluarin tas baru, dan itu bagus banget, Van... temenin gue beli, yah?" mohon Vannia dengan wajah yang dimelas-melasin dan dengan puppy eyes-nya.

Vano terkekeh melihat tingkah sang pacar yang, menurutnya, imut itu. Tidak tahan dengan hal tersebut, Vano lalu mencubit pipi Vania. "Sure, baby, why not? Anything for you," balas Vano.

Vania tersenyum, lalu mereka pun berjalan ke kelas Vania untuk mengantarkan ia ke kelas nya, dan lalu kembali berjalan ke kelas XII IPS 2, kelas Vano dkk, lalu memulai pelajaran.

Tak terasa beberapa mata pelajaran sudah terlewati, suara bel istirahat pun berbunyi, dan anak anak murid berjalan keluar dari kelas. Ada yang ke taman di dekat danau yang ada di sekolah ini atau ke kantin, seperti Vano dkk sekarang .

"Misi, misi, air panas, air panas," tutur Samuel sambil membawa beberapa pesanan makanan dari teman-temannya itu, lalu ia meletakan makanannya ke meja dan beberapa minuman juga.

"Wahh, thank you, ayang bebeb," kata Putra dengan wajah yang menggelikan dan dengan nada yang mirip waria.

Mereka semua mendelik jijik mendengarnya, namun apa daya? Putra dengan sifat tidak warasnya itu sepertinya sangat susah untuk disembuhkan.

Mereka pun mulai makan, tetapi Vano merasa ada kurang. Ia lalu berdiri dan ingin memesan sesuatu, namun seorang siswi menabraknya. Tingginya hanya sekitar 160-an mungkin se-dada bidangnya, karena tinggi Vano 185.

Vano melihat ke perempuan tersebut tanpa ekspresi. Vano melihat penampilan perempuan tersebut dari atas ke bawah. Rambut perempuan itu dikepang dua, memakai kacamata, dan terus menatap ke lantai dan mengucapkan maaf terus-menerus.

Vannia dkk pun melihat itu, lalu menghampirinya dan menjambak rambut siswi tersebut dengan kejam. Setelah itu dia melempar siswi tersebut ke lantai.

Lilly Adelina, atau kerap di sapa Lilly, salah satu anak beasiswa yang keluarganya di anggap "miskin" oleh anak anak sekolah. Tak jarang, Lilly dijadikan bahan bully oleh vannia dkk. Tak ada pembelaan dari Lilly, ia hanya menahan tangis saat Vania membully-nya lagi, di kantin saat banyak anak murid di sana.

♧♧♧♧♧

Wahh dah kelar nih 1000 kata wkwkwk jangan lupa vote loh😍 masa tega sih dah baca tapi gak vote padah GRATIS loh...

Up : 12-06-2023
Jam : 21:12

Vero AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang