Bab 22 : Rencana temen laknat

22 28 8
                                    

Hello guys kembali lagi dengan akohh😘😘 langsung aja deh gue males mikir basa basinya😭😭
Happy reading all💘
Jangan lupa vote and komen
.
.
.

Senja sudah di gantikan oleh bulan yang kini di temani oleh bintang-bintang di langit malam yang indah.

Tampak seorang wanita tengah memperhatikan indahnya pemandangan langit malam dari balkon kamarnya itu. Wanita itu memikirkan kejadian tadi siang. Hatinya gundah.

Terdengar suara gelas ditaruh di atas meja kaca. Wanita itu menoleh dan mendapati suaminya tengah tersenyum manis.


Dia mengalihkan pandangannya ke Vano dan menatap nya lalu alis nya terangkat sebagian tanda dia bertanya 'Apa?'. Pria itu lagi lagi tersenyum sambil menatap manik hitam legam milik sang istri.

"Gak papa Oliv. Vano cuman ngasih coklat hangat buat kamu. Udara malam dingin jadi, itu buat kamu biar gak kedinginan," tuturnya setelah puas memandangi kecantikan sang istri.

"Saya tidak butuh itu!" Kata Olivia dengan dingin lalu kembali melihat hamparan langit malam. Penolakkan tersebut sudah biasa.

Kalau di tanya apakah Vano sakit hati atau tidak? Tentu dia sakit hati. Hatinya selalu berdenyut nyeri ketikan Olivia bersikap dingin kepadanya. 6 bulan sudah mereka bersama sejak Olivia kembali dan memutuskan untuk tinggal bersama kembali dengan Vano. Namun, semua masih sama. Olivia yang tetap dingin kepada Vano dan Vano yang terus berusaha untuk mendapatkan kembali hati sang istri.

Vano paham. Wanita mana yang tidak sakit hati jika pasangannya selingkuh lalu KDRT kepada nya? Bahkan Vano saat itu tidak mempercayai Olivia.

Jujur Vano ingin mengulang kembali waktu dan membetulkan segalanya. Tapi, nasi sudah menjadi bubur. Kini Vano paham. Dia sudah dewasa dan Vano harus lebih dewasa juga dalam menghadapi masalah.

Vano memang sakit hati tapi Vano tidak akan pernah menunjukkannya. Karena itu bahkan belum ada apa apanya ketibang yang dia lakukan dulu kepada Olivia.

"Perusahaan Vano gak jadi bangkrut dan itu artinya Vano gak akan pernah cerai sama Olivia," Vano tersenyum bahagia. Selama beberapa waktu yang lalu ini Vano mati-matian bekerja agar perusahaan nya tidak bangkrut.

Siang berganti malam, hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Hingga akhirnya Vano berhasil membuat perusahaannya yang berada diambang kehancuran berdiri kembali.

Bahkan Vano sampai begadang agar perusahaan nya tidak bangkrut. Tapi, sesibuk apapun Vano. Pria itu tetap memprioritaskan Olivia lebih dari apapun itu. Perhatiannya tidak terbagi antara Olivia dan pekerjaannya.

"Lalu? Saya tidak peduli mau anda mati sekalipun saya tidak peduli," Ucap Olivia masih dengan mata yang memandang langit.

Vano tersenyum kecut. Dia sudah tau jawaban apa yang akan keluar dari mulut Olivia.

"Iya, Vano tau kok. Tapi, nanti kalo misalnya Vano pergi. Tolong cari pengganti yang 1000 kali lebih baik dari Vano yah? Harus pokoknya! Walau Vano seberengsek itu tetep aja, Vano mau yang terbaik buat Olivia. Karena Olivia itu separuh jiwa Vano," jawab Vano dengan lembut.

"Nanti juga waktu Vano pergi Olivia harus janji sama Vano. Harus jaga pola makan, jaga diri, jangan sakit, gak boleh sedih dan jangan terlalu larut dalam pekerjaan Olivia. Olivia harus janji sama vano. Kalau Olivia akan bahagia saat Vano udah gak ada di dunia ini," Lanjutnya lalu di iringi dengan air mata yang turun perlahan dan dengan segera Vano menghapusnya.

Vero AmoreTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang