Jangan lupa vote🙄🙄
Happy reading
.
.
.Seperti biasa, Lilly dan teman-temannya berjalan menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong.
Saat masuki kantin, Lilly tiba-tiba terjatuh karena lantai yang licin oleh minyak, lalu ia langsung di siram oleh tepung dan telur busuk. Para pelaku tertawa puas. Di sana ada Vano dan kawan-kawan, namun mereka memilih diam saja.
"Heh, anjing! lo gak usah banyak gaya, yah! Sini lo bangsat," ujar Aulia, yang tak terima sahabatnya dibully. Aulia pun menjambak pelaku yang tak lain adalah Vannia dkk.
Mereka pun terlibat pertengkaran. Amanda membantu Lilly berdiri, lalu ia ingin memisahkan Aulia dan Vannia beserta kawan-kawannya, namun di tahan oleh Lilly.
"Aulia, udah, Lilly gak papa. Ayo pergi kita aja," kata Lilly, membuat Aulia berhenti.
"Kamu jadi orang jangan terlalu baik Lilly," geram Aulia, karena sahabatnya itu terlalu baik untuk sampah seperti Vannia dkk.
"Au!" Amanda memaksa Aulia untuk jangan keras kepala.
Malamnya pun tiba, kini Lilly dan Vano sudah menempati sebuah apartemen, karena rumah yang disiapkan untuk mereka belum sepenuhnya selesai. Jadi, sampai mereka lulus, mereka akan tinggal di apart ini.
Lilly berjalan pelan ke arah balkon tempat Vano berada, sambil membawa susu coklat kesukaan Vano.
"Kak, ini diminum susu nya," ucap Lilly saat menyerahkan susu itu kepada Vano.
Mendengar Lilly berbicara, Vano lantas melihat ke arah 'istrinya' itu.
"Kak, jangan ngerokok, gak baik buat tubuh," lanjut Lilly, saat melihat Vano merokok.
Vano terdiam, tampak memikirkan sesuatu. Lalu, ia berjalan ke arah Lilly dan menggenggam pergelangan tangannya, membuat jantung Lilly berdetak tak karuan. Namun, itu semua hancur ketika Vano menaruh putung rokok yang masih hidup di pergelangan tangan Lilly, untuk mematikan rokok tersebut, dan menyeringai.
"Ingat, lo cuman istri di atas surat-surat aja. Selebihnya lo babu gue dan lo gak berhak atur-atur gue. Inget itu," bisik Vano sambil memutar-mutar putung rokoknya.
Lilly menangis karena rasa sakit nya. "Kak, maaf kak, Lilly cuman mau yang terbaik buat kakak aja," ucap Lilly sambil menangis.
"Yang terbaik yah," Vano memikirkan sesuatu. Ia melihat gelas yang berisi susu yang masih panas, lalu mengambilnya, dan menumpahkan susu panas itu ke lengan yang masih ada bekas luka akibat putung rokok.
Kini, bulir-bulir bening dari mata Lilly sudah sangat deras. Ia menangis sejadi-jadinya karena kesakitan. Vano yang melihat itu pun jijik kepada Lilly.
"Jadi orang jangan childish. Cengeng banget jadi orang," ketus Vano membuat Lilly berusaha memberhentikan tangisannya itu.
Sebuah notifikasi dari hp Vano pun terdengar. Ia melihat hpnya dan ternyata ia mendapatkan pesan dari Vannia agar ia ke rumah Vannia.
Vano dengan cepat melepaskan genggaman tangannya dari Lilly dan langsung mengambil jaket dan kunci motor. Tidak lupa membawa dompetnya lalu bergegas pergi sambil membalas pesan kepada sang kekasih.
Lilly terduduk dan menangis. Ia kira, saat menikah dengan Vano, ia akan terbebas dari perlakuan buruk Sarah. Namun kenyataannya justru berbeda, suaminya itu kini sama dengan Sarah, sama-sama suka menyiksa dirinya.
Ia menekuk lututnya dan menangis dengan sangat sedih. Ia merindukan ayahnya dan ingin memeluknya, namun Vano tidak mengizinkan Lilly pergi kemana pun kecuali ke sekolah. Vano juga mengunci pintu apartemen.
Setelah menangis selama 20 menit, Lilly berhenti menangis dan mengusap air matanya. Ia menyadari bahwa Vano adalah laki-laki yang keras, sehingga ia akan berusaha menjadi istri yang terbaik untuk sang suami.
Lilly dengan terampil memotong bawang, ia sedang memasak makan malam untuk. Ia menunggu Vano di sofa ruang tamu hingga ia tertidur.
Jam pukul 1 dini hari, pintu apartemen terbuka dan Lilly terbangun, melihat Vano yang mabuk. Lilly pun membantu menopang tubuh Vano yang hampir terjatuh. Lilly membawa Vano ke kamar, melepaskan sepatu yang Vano kenakan lalu menutup tubuhnya dengan selimut dan menghidupkan AC nya.
Lilly teringat perkataan Vano bahwa ia tidak boleh tidur di sofa atau kasur, melainkan ia hanya boleh tidur di lantai.
Pagi harinya Vano terbangun lebih dulu dari pada Lilly. Ia celingukan, dan saat sudah sadar, ia turun dari kasur dan melihat lilly yang tertidur di lantai. Tanpa belas kasih, ia menendang tubuh Lilly.
Lilly pun langsung bangun saat Vano menendangnya.
"Maaf kak, maaf," ujar Lilly. Dahi Vano berkerut, ia bingung kenapa Lilly selalu saja meminta maaf atas sesuatu yang belum tentu salahnya, dan hal itu membuatnya kesal.
"Masih pagi, gak usah mancing emosi. Siapin peralatan sekolah gue," kata Vano, lalu berlalu meninggalkan Lilly untuk mandi.
Lilly pun menurut. Ia menyiapkan peralatan sekolah Vano, mulai dari seragam, tas hingga sepatu. Setelah selesai, Lilly pergi ke dapur untuk memanaskan makanan yang ia masak kemarin malam untuk sarapan mereka berdua.
Vano keluar dari kamar, sudah selesai dengan seragam nya. Ia ingin keluar dari apartemen, namun terhenti karena suara Lilly yang memanggilnya.
"Kak, ini makan dulu kak. Lilly udah panasin masakan Lilly tadi malam. Nanti sayang kalo gak di makan, ini bontot buat kakak," kata Lilly sambil menghampiri Vano dan membawa kotak bekal.
"Lo kira gue apaan, hah? Gue ogah makan masakan lo, dan gue gak mau makan masakan yang sudah kemarin," ucap Vano sedikit membentak.
"Kak, maaf. Lilly gak tau kalo kakak gak mau makan masakan kemarin," kata Lilly lembut sambil menundukkan kepala, takut melihat Vano.
Vano yang masa bodo pun pergi ke sekolah tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Ia tidak peduli lilly akan pergi dengan apa ke sekolahnya nanti.
Lilly melihat kotak bekal di tangannya dengan sedih, dan pada akhirnya ia membawa kotak bekal itu ke sekolah.
♧♧♧♧♧
Bab ini gimana? Bagus gak?? Kalo bagus vote kalo nggak komen😋😋
Up : 19-06-2023
Jam : 11:01
KAMU SEDANG MEMBACA
Vero Amore
Roman pour AdolescentsLilly, seorang wanita yang telah lama berjuang untuk mendapatkan cinta dari Vano, akhirnya mencapai titik di mana ia sudah muak. Namun, ketika Vano, mantan kekasih yang masih tersimpan dalam hatinya, tiba-tiba kembali, Lilly dihadapkan pada dilema y...