Hello bybi😍😍 vote loh kalo bisa komen juga minimal tinggalin jejak lah bang🗿🗿 dh dh mls gw ngetik
Happy reading
.
.
.Kini Lilly sedang di UKS bersama kedua sahabatnya. Salah satu sahabatnya, Chelsea Aulia Anderson atau Aulia, memarahinya karena tidak membela diri saat dibully oleh Vania dan teman-temannya di kantin tadi.
"Kan kamu sih Ly, Aku udah bilang kalau kamu dibully lawan aja nenek lampir itu. Si Vania menang montok aja, giliran attitude gak ada!" decak Aulia.
"Udah, Au. Nanti Lilly bukannya sembuh, malah nambah sakit kamu omelin mulu," timpal Amanda Victoria Sanjaya, adik dari putra, Amanda.
"Ihh, lagian aku gereget banget sama anak ini! Bukannya ngebela diri atau apa, malah diem aja nahan nangis. Ujung -ujungnya apa?Malah luka kan, udah luka tetap nangis lagi,"jelas Aulia sambil mengoleskan obat ke luka Lilly.
Amanda hanya megeleng-gelengkan kepala melihat Aulia. Beberapa menit kemudian, mereka sudah selesai dan bersiap masuk lagi ke kelas untuk memulai pelajaran selanjutnya.
Kini jam sekolah sudah selesai dan anak-anak sudah pulang dari sekolah. Lilly pun sudah sampai di rumah sederhananya.
Ia mengetuk pintu rumah, membukanya perlahan, dan melangkah masuk. Terlihat seorang wanita paruh baya yang sudah berkepala 3 itu menatapnya dengan sinis.
"Kalo jalan tuh yang cepet, gak usah lelet. Bisa gak sih?! Inget, kamu itu anak pungut, jadi tau diri dikit. Beresin rumah ini terus masak. Saya mau arisan," sindir wanita itu yang merupakan ibu tiri Lilly, Sarah.
"I-iya, mah,"sahut Lilly dengan gugup. Segera ia masuk ke kamarnya, menganti pakaian, membereskan rumah, lalu memasak makanan untuk makan nanti malam.
Semua sudah selesai sekitar jam 5 sore. Sarah sudah kembali, lalu langsung menganti pakaiannya, dan tak lama kemudian sang ayah pun pulang.
"Hei, princess," panggil sang ayah, Liam, sambil mencium kening putri yang sudah ia anggap anak kandung sendiri itu dengan penuh kasih sayang.
"Halo, ayah," jawab Lilly dengan wajah berseri-seri, lalu memeluk Liam, dan beberapa detik kemudian ia melepaskannya.
Pukul 8 malam, Lilly terlihat sedang belajar sesudah ia makan malam. Itu adalah kebiasaannya yang sudah ada sedari lama. Sayup-sayup ia mendengar sang ayah sedang menelepon seseorang yang, entah kenapa, firastanya mengatakan orang itu adalah orang penting.
Tak ingin ambil pusing, Lilly pun melanjutkan belajarnya. Beberapa puluh menit kemudian, sang ayah masuk ke kamarnya, tak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia menyuruh Lilly untuk duduk di atas kasur di sampingnya, untuk membicarakan sesuatu. Lilly pun menuruti kata ayah nya itu.
"Lilly, ayah mau bicara hal yang sangat, sangat penting bagimu. Ayah tau hal ini akan berdampak besar untuk masa depanmu, jadi ayah mau kamu mendengarkan ayah dengan serius. Kamu bisa menolaknya kalau kamu tidak menginginkannya, oke, princess?" Kata Liam dengan tutur kata yang lembut, sambil menggenggam tangan Lilly dengan hangat.
Lilly hanya menganguk, mendengarkan setiap kata yang ayah nya ucapkan.
"Jadi, ayah memiliki seorang kenalan, dan dia adalah salah satu orang yang sangat berpengaruh serta orang penting. Ayah dan dia bertemu tanpa sengaja beberapa minggu yang lalu, saat motor ayah tanpa sengaja rusak. Lalu sekelompok preman datang dan hendak mengeroyok ayah. Dialah yang menolong ayah. Sebagai balasan, ayah berkata akan memberikan sesuatu untuk membayarnya, tetapi dia menolak dan mengatakan nanti saja, kalau ada yang dia pikirkan, maka dia akan mengatakannya," jelas Liam yang didengarkan dengan serius oleh Lilly.
"Dan baru saja, dia menelepon ayah dan meminta agar kamu dijodohkan dengan anaknya. Ayah sudah menolak berkali-kali, tapi dia tetap bersikeras ingin meminta kamu dijodohkan dengan putranya. Ayah tidak bisa lagi menolaknya, tapi ayah bilang, ayah akan meminta persetujuan darimu dulu. Jika kamu tidak mau, maka ayah akan mengatakannya pada tuan tersebut. Jadi, nak, apakah kamu mau dijodohkan dengan putra tuan tersebut?" sambung Liam dengan lembut kepada putri kecilnya.
Lilly terdiam sejenak, memikirkan ucapan Liam. Ia bingung, apakah ia harus setuju atau tidak.
"Ayah, bisakah Lilly menjawabnya nanti? Lilly sangat bingung," balas Lilly frustasi.
"Tidak masalah, sayang. Kamu tidak harus menjawabnya sekarang, karena tuan itu memberi kita waktu 2 hari. Jadi, pikirkanlah secara matang dan hati-hati, oke? Karena jujur, ayah tidak mau putri kecil ayah hancur hanya karena perjodohan dan kebodohan ayah ini," kata Liam ,lalu memeluk tubuh putri semata wayangnya itu. Setelah itu, Liam bangun dan mengecup kening putrinya, kemudian keluar dari kamar Lilly.
Di sisi lain, seorang pemuda baru saja membuka pintu rumahnya dengan pelan, karena ini sudah jam 12 malam, dan ia takut akan ketahuan sang ibunda.
"Vano, sini kamu," suara sang ibu yang tegas itu masuk ke telinga Vano. Gissela Putri adams, ibunda dari Vano.
Vano memutar bola matanya malas, lalu berjalan loyo ke sofa tempat mommy-nya duduk dengan sang daddy.
"Ada apa, sih, Mom?" Kata vano dengan nada yang lesuh.
"Mommy mau jodohin kamu!" Kata-kata Gissel mampu membuat tubuh Vano kembali tegak dan matanya melotot terkejut.
"Mommy, apa-apaan sih? Main jodoh-jodohin aja! Mommy kira ini masih zaman Majapahit apa? Lagian, mommy tau kan, Vano udah punya pacar," Geram Vano kepada sang ibu, menolak perjodohan itu.
"Pacar kamu itu nggak baik, Vano! Dia cuman manfaatin kamu aja, dia nggak serius sama kamu, dan dia punya sifat yang buruk!! Gadis yang mommy pilih 1.000 kali lipat lebih baik dari pada pacar kamu!" Jelas Gissel, tidak mau dibantah.
"Mommy bakal nunggu jawaban dia, kalau dia mau, kamu putus sama pacar kamu itu. Dan 3 minggu lagi, kamu nikah sama dia," sambung Gissel, lalu pergi ke kamarnya, di ikuti Gabriel.
"Semangat, Son," kata Gabriel, sebelum akhirnya menyusul Gissel dan meninggalkan Vano yang mengerang frustasi karena nya.
"Aaaaggghh, fuck!" Vano pergi ke ruangan yang penuh dengan alkohol yang tersimpan rapih di lemari pajangan, lalu ia mengambil salah satu wine dan membawanya ke kamar, lalu meminumnya.
♧♧♧♧♧
Hallo everyone gimana bab ini ?? Semoga seru yah btw jangan lupa vote loh...
Up : 13-06-2023
Jam : 22:23
KAMU SEDANG MEMBACA
Vero Amore
Подростковая литератураLilly, seorang wanita yang telah lama berjuang untuk mendapatkan cinta dari Vano, akhirnya mencapai titik di mana ia sudah muak. Namun, ketika Vano, mantan kekasih yang masih tersimpan dalam hatinya, tiba-tiba kembali, Lilly dihadapkan pada dilema y...