[07] ALTHARAZKA

161 7 0
                                    

"Sudah berapa kali ibu bilang tidak ya tidak" gumam wanita paruh baya yang tengah menyuapi semangkuk sup kepada putrinya.

"Kenapa bu?" Keluh gadis mungil tersebut sembari menerima suapan dari sang bunda.

"Karena kau belum sembuh putriku"

"Tapi aku sudah baik-baik saja lihatlah, ayolah bu aku ingin pulang dan bertemu dengan kakak, ia tidak ada waktu untuk mengunjungi ku disini" gumam gadis itu sembari menekuk wajahnya.

Tok... Tok... Tok...

Muncullah Kafeel dibalik pintu ruang inap sang adik yang tengah dirawat di dalamnya.

"Selamat malam adikku" gumamnya dan lngsung menghampiri sang adik dengan membawa keranjang buah ditangannya.

"Baru dateng nak" tanya sang ibu kepada sang putra.

"Iya bu a..." Belum selesai ia menyelesaikan ucapannya sudah ditimpal oleh sang adik.

"Iya kenapa? Kenapa baru sempat jenguk? Dari kemarin kemana aja?" Pertanyaannya yang dilontarkannya namun lebih terdengar seperti sebuah omelan.

"Feeli" panggil sang ibu untuk menghentikan ocehan sang putri.

"Iya... Iya... Maaf baru sempat jenguk. Aku emang sikuk belakangan ini buat persiapan ujian akhir tahun" gumamnya untuk membujuk sang adik. Tetapi sang adik tetap saja cuek dan tidak menatapnya sama sekali.

"Kamu sendirian kesini?" Tanya ibunya.

"Gak kok aku sama Cleo" jawabnya.

"Lh... Cleo'nya mana?" Tanya ibunya lagi dengan wajah celingukan mencari keberadaan gadis yang namanya disebutkan putranya barusan.

"Cleoo! Nah itu dia" gumamnya dan lngsung menunjukkan keberadaan Cleonefa yang baru memasuki ruangan.

"Hallo tante" gumamnya memberi salam kepada wanita yang usianya berada di atasnya dengan menundukkan wajah. "Hay Feeli" lanjutnya menyapa gadis yang usianya satu tahun lebih muda darinya sembari menyodorkan buket bunga yang ia bawa.

"Eh kak Cleo, kakak apa kabar?" Tanya Feeli senang dengan kedatangan Cleonefa.

"Baik. Kamu sendiri gimana?" Gumam Cleo menanyakan balik.

"Aku udah baik-baik aja kak, tapi ibu masih nglarang aku buat ini itu" jawabnya untuk menyindir sang ibu yang tenga duduk ditepi rungan tepatnya diatas sofa yang tersedia didalam ruangan.

Hingga akhirnya mereka berbincang hingga larut malam dan Cleo memutuskan untuk pulang namun Kafeel memaksa untuk mengantarnya pulang. Ia sedang tidak ingin berdebat saat ini dan menuruti kemauan Kafeel untuk mengantarnya pulang.

🖤
🖤
🖤


"Aku akan memberikan 70% hartaku untuk putriku Cleonefa Feyza Yomi, 10% untuk putra tiriku Harits, serta untuk istriku Anita, dan sisanya ingin ku donorkan untuk disumbangkan ke yayasan panti asuhan untuk para anak yatim-piatu disana" gumam Aydin kepada pengacaranya untuk menuliskan surat wasiat sesuai dengan yang ia perintahkan barusan.

"Baik tuan" jawabnya.

Tanpa disadari ternyata terdapat sepasang telinga yang diam-diam mendengarkan perbincangan antara Aydin dan pengacaranya yang tengah menulis sebuah surat wasiat untuk berjaga-jaga sebelum ia meninggalkan dunia.

"Ibu... Ibu... Buu..." Teriaknya memanggil sosok wanita yang melahirkannya.

"Ada apa putraku? Kenapa kau berteriak memanggilku?" Tanyanya bingung atas sikap sang putra yang nampak panik.

"Bagaimana bisa bu? Bagaimana bisa kita hanya mendapat 20% hartanya, kenapa? Kenapa begitu Bu?" Tanyanya yang sontak membuat mata wanita paruh baya itu membola dan terkejut atas ucapan sang putra. Kemudian ia langsung bergegas untuk menghampiri sang suami. Sesampainya ia di ruang kerja sang suami ia langsung menggebrak meja kerja yang menimbulkan suara keras didalam ruangan.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Aydin yang bingung atas sikap sang istri yang datang dengan suasana seperti tengah marah.

"Mengapa aku dan putraku Harits hanya mendapatkan 20% hartamu?" Tanyanya to the points.

"Ada apa? Kau ada masalah dengan itu?" Gumam Aydin mempertanyakan balik.

"Tentu saja, aku dan putraku yang selalu ada di belakangmu, mengapa kami hanya mendapatkan 20% sedangkan Cleo ia mendapatkan 80% hartamu?" Teriaknya kepada sang suami yang bisa didengar oleh maid yang berada di depan ruangan kerja tersebut.

"Karena Cleo adalah putriku, dan ia tidak mendapatkan 80% seperti yang kau katakan. Ia hanya mendapatkan 70% hartaku dan sisanya ku donasikan" jawab Aydin yang masih tenang dengan posisi duduk di kursi kekuasaannya.

Namun tidak dihiraukan oleh sang istri dan Anita lngsung pergi dalam keadaan marah dan kesal.

"Akan ku dapatkan apa yang aku inginkan" gumam Anita setelah jauh dari ruangan sang suami.

🖤
🖤
🖤

Malam telah tergantikan oleh pagi yang cerah.

"Mau sarapan apa non?" Tanya bi Ester kepada Cleonefa yang tengah berjalan melewatinya.

"Gak bi" tolaknya.

"Loh kenapa non?" Tanya bi Ester pasalnya ia bingung.

"Males, nanti aja di sekolah" jawabnya dan langsung pergi keluar. "Sial bannya kempes lagi" gumamnya sendiri ditempat parkir rumahnya. "Mobil juga di bawa pak supir lagi" lanjutnya meratapi nasibnya.

Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke tepi jalan untuk menunggu angkutan umum lewat. Namun nihil tidak ada satupun angkutan umum yang melewatinya.

"Apakah supir sedang libur?" Gumamnya dengan kedua tangan ia sedekapkan didepan dadanya. "Sial sekali hariku dipagi buta seperti ini" lanjutnya kesal dengan bibir dicibir-cibir seperti kumpulan ibu-ibu yang sedang menggosipkan berita.

"Mau ikut tidak?" Entah dari mana kedatangannya yang tanpa disadari sudah berada ditepi jalan dan tengah duduk santai dikursi penumpang sebuah mobil mewah berwarna silver.

"Aku tidak butuh tumpangan darimu" jawab Cleonefa ketus terhadap tawaran seorang gadis yang berada didepannya.

"Ayolah disituasi sekarang ini, singkirkan egomu itu atau kau akan terlambat nanti!" Sahutnya mengejek dari dalam mobil.

Cleonefa bimbang harus apa, ia masih berdiri tegap dibsamping jalan kemudian menatap Areta yang menaik-turunkan alisnya untuk meyakinkan Cleonefa hingga akhirnya Cleonefa menghembuskan nafas pasrahnya dan memutuskan untuk ikut dengan Areta seorang gadis yang telah menjadi musuh bebuyutannya entah karena apa.

Saat diperjalanan pun tidak ada percakapan yang mengisi suasana hanya kesunyian yang terdapat di dalam mobil. Dan dengan sengaja Areta memutar kepalanya untuk menoleh ke arah Cleonefa yang tengah sibuk melihat pemandangan diluar kaca mobil.

"Cleo..." Panggil Areta yang membuyarkan kesunyian didalam mobil. Cleonefa yang merasa namanya barusan diucap pun hanya menoleh tanpa memberikan sahutan berupa kata-kata. "Sebenarnya apa sih! Sebab yang buat kita musuhan?" Lanjutnya bertanya namun tetap dengan wajah yang membuat Cleonefa malas menatapnya.

Cleonefa yang dipertanyakan hal seperti itupun turut bingung atas pertanyaan yang dilontarkan kepadanya barusan. "Iya juga ya... Kenapa aku musuhan sama dia? Karena apa coba?" Gumamnya didalam hati. "Karena kamu suka sama Kafeel tapi Kafeel nolak kamu! Dan kamu pikir itu semua karena aku!" Sahut Cleonefa yang mendapat kekehan dari Areta.

"Tidak hanya itu sebenarnya yang membuatku tidak suka denganmu" jawab Areta yang membuat Cleonefa bingung dengan ucapannya. Areta terkekeh. "Aku iri padamu karena kau lebih populer ketimbang diriku" lanjutnya.






























To be continued

See you again🖤🖤🖤

ALTHARAZKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang