[16] ALTHARAZKA

123 7 0
                                    

Tiga bulan telah berlalu, kini hari kelulusan telah tiba. Cleonefa nampak sedih sebab sudah tidak ada sosok ayah yang menghadiri wisudanya. Setelah acara wisuda kelulusan selesai Kafeel serta keempat kawannya menghampirinya. Mereka memberikan semangat untuk Cleonefa agar tetap tersenyum.

Disaat tengah berbincang dengan teman-temannya Cleonefa mendapatkan sebuah notifikasi di handphonenya. Pesan itu berasal dari kakak tirinya Harits yang memintanya untuk datang ke New York City, perihal pembahasan surat wasiat yang diberikan oleh ayahnya.

Kini ia tengah berkemas dengan ditemani Kafeel seorang. Keempat kawannya tidak bisa membantunya sebab mereka punya kepentingan tersendiri sehingga hanya Kafeel yang membantunya.

"Kau yakin akan pergi sendiri?" Tanya Kafeel setelah meletakkan koper-koper Cleonefa didalam bagasi mobilnya.

"Tentu, aku tidak mau menyusahkan siapapun"

"Hanya menemanimu, itu bukanlah hal yang menyusahkan untuk dilakukan"

"Tetap saja kau tidak perlu menemaniku, lagi pula kau juga akan pergi ke luar kota untuk mendaftarkan diri ke perguruan tinggi yang kau inginkan. Jika kau pergi menemaniku kau akan terlambat, dan aku dengar kuota mahasiswa yang diterima tidaklah banyak"

Kafeel terdiam sejenak. Ia berpikir betul juga dengan apa yang Cleonefa ucapkan, universitas yang sangatlah ia impikan hanya menerima mahasiswa yang benar-benar di klaim mampu dan takutnya jika ia telat mendaftarkan diri mungkin ia telah kehabisan kuota mahasiswa untuk masuk dan menempuh pendidikannya disitu.

"Baiklah jika itu yang kau inginkan, aku tidak akan turut andil di dalamnya" Kafeel murung setelahnya, Cleonefa menatapnya dan mendekat.

"Maafkan aku, bukannya aku bermaksud bagaimana! Hanya saja_" ucapnya terhenti kala tiba-tiba ada lengan yang memeluknya dari belakang.

"SURPRISE" Cleonefa berbalik, ternyata keempat temannya yang mengejutkannya secara bersama-sama.

"Kenapa kalian disini? Bukankah kalian bilang sibuk tadi?" Tanyanya heran.

"Yaa, kita emang sibuk, tp kalau dipikir-pikir kasian Cleo masa Cleo pergi gak ada perpisahannya dulu si" ucap Amora yang diangguki oleh Fazinda serta Elsaki.

"Yeee perpisahan, dikira pergi bertahun-tahun apa lama amat. Cuman buat beberapa hari doang kok" keempat kawannya senyum kuda. "Bilang aja kalo kalian nanti takut kangen sama Cleo yang cantik ini" lanjutnya sontak kawannya langsung memberi respon seperti orang yang ingin mual tapi tidak mengeluarkan apapun.

Kini mereka tengah sampai di bandara. Dan saling memberikan pelukan hangat sebelum Cleonefa pergi.

"Jangan lupa beli oleh-oleh" Chika

"Pergi juga belum, udah dimintai oleh-oleh" sontak mereka semua tertawa. Dan Cleonefa berjalan dan membalikkan badan untuk memberikan lambaian tangan kepada kawan-kawannya sebelum menaiki pesawat.

🖤
🖤
🖤

Altaf tengah berbincang dengan teman-temannya di depan ruangan tempat mereka melaksanakan wisuda. Dan terlihat seorang wanita paruh baya yang nampak menghampirinya dengan membawa sebuah buket ditangannya. Setelah keduanya dekat wanita itu memberikan pelukan yang dibalas oleh Altaf.

"Happy graduation putraku" ucap wanita itu.

"Terimakasih Bu, ibu datang sendiri! Dimana kak Raska?"

Wanita itu memperhatikan sekitar, entah apa yang tengah wanita itu cari.

"Ibu pikir kakakmu sudah datang" Altaf menggelengkan kepalanya. "Entahlah ibu tidak bersama dengan kakakmu itu, mungkin ia masih kesal denganku" lanjutnya dan diangguki putra bontutnya itu.

Kini keduanya tengah berbincang. Kemudian sebuah mobil kontainer kecil mendekat kearah ibu dan anak itu. Seorang turun dari dalam kursi kemudi.

"Permisi, anda benar tuan Altaf bukan?"

Altaf mengangguk. "Iya saya sendiri, ada apa?"

Orang itu mengarahkan kepada Altaf untuk mengikutinya, Altaf mengikutinya dari belakang mendekat ke arah belakang mobil kontainer itu. Setelah bok mobil itu terbuka, betapa terkejutnya Altaf melihat benda yang ia inginkan "Kawasaki Ninja H2 Carbon" motor yang sangatlah ia impikan akhirnya ada secara nyata didepan matanya sendiri.

"Silahkan ambil hadiahnya tuan" Altaf langsung mengambilnya dan menaikinya. Ibunya tertegun melihat anaknya yang tengah menaiki benda yang harganya lumayan __ lumayan menguras isi rekening.

"Terimakasih Bu, aku menyayangimu mu" wanita itu tersenyum anaknya pikir dirinya yang membelikan hadiah mahal seperti itu.

"Tapi nak bukan ibu yang memberikanmu hadiah itu" Altaf tertegun. Ia pikir kalau bukan ibunya lalu siapa?, Ahh ya ia lupa, siapa lagi kalau bukan kakeknya lah yang memberikan hadiah mahal seperti ini. Ia segera meraih sakunya untuk mengambil benda pipih yang berbentuk persegi.

Menekan salah satu nama disana dan menekan tombol calling. Beberapa saat kemudian panggilan itu terhubung dengan kakaknya.

"Ada apa?"

Altaf tidak memberi jawaban ia tersenyum kuda.

"Ada apa? Cepat katakan, aku tengah sibuk"

"Kau memberiku hadiah untuk kelulusanku bukan?"

"Tidak, itu hanya belasungkawa untukmu"

"Mana ada orang yang merasa kasian dengan memberikan motor yang bernilai tinggi seperti motor ini"

"Itu sumbangan untuk menggantikan motor buntutmu yang selalu keluar masuk tukang service"

"Benarkah itu heeeehm" mengejek, anak itu tengah meragukan perkataan kakaknya.

"Jika kau tidak mau tidak apa! Akan ku suruh bawahanku untuk mengambilnya kembali"

"Tidak perlu repot-repot, aku tidak akan menyusahkanmu dan yah terimakasih atas hadiahnya"

Tidak ada jawaban ternyata panggilannya sudah terputus dari sang kakak.

"Dasar tinggal bilang iya apa susahnya" gerutunya sendiri.

🖤
🖤
🖤

"Kenapa anda memanggilku kemari? Anda bilang nona Cleonefa telah tiba, nyatanya dia saja belum sampai kemari!" Keluh notaris yang sudah jenuh sebab dirinya sudah menunggu selama berjam-jam di rumah itu. Ia datang siang tadi, tepat setelah makan siangnya selesai dan langsung bergegas menuju rumah kediaman Almarhum tuan Aydin.

Harits menyikut lengan ibunya, wanita itu hanya memberikan senyum terpaksanya.

Notaris itu bangkit dari dudukku. Anak ibu yang melihat itu turut berdiri.

"Saya akan kembali lagi besok, permisi" hendak melangkah pergi.

"Tunggu sebentar lagi, Cleo tengah dalam perjalanan menuju kemari" cegat wanita itu, ia menyuruh putranya untuk menelpon Cleonefa. Harits menggelengkan kepalanya untuk memberi kabar Cleonefa tidak menjawab panggilannya. Ia mencoba lagi dan lagi selalu sama hasilnya. Membuat ibunya panik dimana keberadaan Cleonefa saat ini __ bukan karena cemas akan kondisi melainkan karena ia sudah tidak sabar mendapatkan warisan dari mendiang suaminya.

"Mohon maaf saya ada pekerjaan yang harus saya lakukan, saya akan kembali jika nona Cleonefa sudah ada disini Be-sok" dan pergi tanpa ada yang menghalanginya.

"Kenapa kau menyuruhku memanggilnya, bahkan anak sialanmu itu belum sampai kemari" gerutu Harits kepada ibunya.





























To be continued

See you again🖤🖤🖤

ALTHARAZKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang