[21] ALTHARAZKA

133 5 0
                                    

Matahari yang terbit setelah bersembunyi beberapa saat kini telah kembali menghiasi langit biru. Nampak cahayanya yang menembus sebuah kamar yang ditempati oleh seorang lelaki tampan. Kini Altharazka masih terlelap dalam tidurnya, hingga ia terbangun karena cahaya yang menyilaukan kedua matanya yang masih terpejam.

Ia langsung bangkit dari tidurnya, memeriksa jam dan mengambil handphone yang berada dilaci samping tempat tidurnya. Ada banyak pesan serta beberapa panggilan telepon tidak terjawab. Ia malas membuka semua pesan-pesan yang ada pada handphonenya, hingga ia memutuskan untuk menelfon seseorang yang dapat menjelaskan semuanya secara singkat.

Menekan handphone untuk memanggil.

Drrttttt....

Suara panggilan yang belum terjawab.

"Halo... Selamat pagi tuan" ya siapa lagi kalau bukan sekertaris pribadinya. Hanya ia yang dapat menjelaskannya secara terperinci dan jelas.

"Kenapa ada banyak sekali panggilan dari telepon kantor?"

"Ohh i-itu.... Sebenarnya ada seseorang yang ingin berkunjung keruangan anda tuan. Tetapi kami melarangnya sebab tuan sendiri bilang ingin beristirahat untuk hari ini. Namun ia terus saja memaksa tuan" jawab Prima selaku sekertaris pribadi Altharazka dengan sedikit terbata-bata.

"Siapa?"

"Beliau bilang dari S-Class official yang ingin membicarakan kerja sama tuan"

"S-Class official? Alfan Mahendra! Untuk apa dia datang?" Gumamnya sendiri setelah mengakhiri panggilan telepon dengan sekertaris pribadinya.

Tidak ambil pusing ia segera pergi ke toilet untuk membersihkan diri dan bersiap untuk pergi.

🖤
🖤
🖤

Satu jam lalu

Sebuah mobil berwarna gold yang tepat berada di depan bangunan tinggi. Nampak lah seorang lelaki berpawakan sempurna yang baru saja keluar dari kendaraan yang dinaikinya. Ia langsung melangkahkan kakinya untuk memasuki bangunan yang tepat berada didepan matanya.

"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu" ucap seorang wanita dengan senyuman ramahnya.

"Aku ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini" ucapnya kepada resepsionis yang sebelumnya menyambut dirinya.

"Maaf sebelumnya, apakah anda sudah membuat janji dengan tuan Altharazka?" Tanya resepsionis masih dengan senyum ramahnya.

"Tidak ada"

"Kalau begitu mohon maaf, sebelumnya tuan Altharazka berpesan bahwa ia ingin beristirahat untuk hari ini dan sekarang beliau tidak ada disini"

"Kalo begitu tolong panggilkan dia untukku"

"Mohon maaf tuan, tapi tu..."

"APAKAH KAU TULI?" Gertak lelaki itu yang berhasil memotong ucapan resepsionis wanita tersebut. "Aku bilang ingin bertemu dengan tuanmu itu" lanjutnya dengan suara yang lebih rendah dari sebelumnya.

"T-tapi tuan" ucap resepsionis tersebut dengan terbata-bata karena masih syok akan gertakan yang barusan dialaminya.

"Cepat hubungi tuanmu, aku akan menunggu disini"

"Permisi. Mohon maaf tuan, tuan Altharazka tidak bisa hadir untuk hari ini, anda dapat berkunjung kembali esok hari untuk menemuinya" ucap seorang wanita lain yang tepat berada dibelakang lelaki itu. Lelaki itupun menoleh ke sumber suara yang barusan didengarnya.

"Siapa kau?" Tanya lelaki itu.

"Perkenalkan saya pribadi Prima Grethania selaku sekertaris pribadi tuan Altharazka. Mohon maaf tuan, seperti yang sudah ditegaskan bahwa tuan Altharazka tidak hadir hari ini, jadi anda dapat kembali besok"

"Ada apa dengan orang-orang disini. Sudah kukatakan, aku ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini, SE-KA-RANG JU-GA"

"Mohon maaf tuan tapi tuan Altharazka tidak ada disini sekarang" tegas prima kembali.

"Oleh sebab itu aku minta hubungi ia sekarang juga untuk cepat datang kemari"

"Baiklah tuan tunggu sebentar, biar saya mengabari tuan Altharazka"

"BAGITU DARI TADI DONG, lelet banget" keluh lelaki itu kembali.

"Mana? kenapa lama sekali!" Lanjut lelaki itu kembali setelah menunggu beberapa menit tidak mendapatkan kabar.

"Mohon maaf tuan, tetapi tuan Altharazka tidak menjawab panggilan teleponnya, mungkin beliau masih sibuk" jawab Prima.

Kemudian seluruh pekerja yang berada didekatnya turut mencoba menghubungi tuan mereka. Namun nihil, hasilnya tetap sama tidak ada jawaban.

Hingga beberapa menit berlalu, akhirnya percobaan prima untuk menghubungi tuannya berhasil. Ia mengatakan seluruhnya dengan terperinci dan jelas.

"Bagaimana?" Tanya lelaki itu kembali setelah melihat prima yang baru selesai menghubungi orang yang ia inginkan.

"Tuan Altharazka tidak mengatakan apapun, beliau langsung mengakhiri panggilan telepon kami"

"HAISS SIAL" gumam lelaki itu dengan keras. "Coba kau hubungi kembali tuanmu itu" perintahnya lagi kepada prima, prima yang khawatir lelaki didepannya akan macam-macam pun hanya menurutinya.

"Kenapa semua orang berkumpul disini? Aku menggaji kalian untuk bekerja bukan bergerombol disini seperti ini" suara tegas yang membuat suasana menjadi semakin mencekam.

🖤
🖤
🖤

Segitu aja yakk. Kalo ada typo mohon dimaklumi, karena author juga hanya manusia biasa 🙏🏻

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALTHARAZKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang