[10] ALTHARAZKA

158 7 0
                                    

"Ada apa?" Tanya Kafeel terhadap gadis didepannya yang hanya bungkam tidak mengatakan apa-apa. "Ada masalah! kamu ngajak aku ngomong cuman berdua gini?" Lanjutnya.

Gadis yang diajaknya bicara seperti orang tunawisma, ia tetap saja diam tidak memberikan respon, ia hanya sibuk memainkan tangannya bibirnya pun hanya mendumbal tanpa suara seolah menggambarkan ia bingung harus mengatakan apa.

"Cha" panggil Kafeel pelan tapi masih tidak digubris oleh yang punya nama. "Chika" panggilnya lagi dengan keras hingga orang-orang disekitarnya turut menoleh. "Sorry... Sorry" gumamnya meminta maaf karena telah mengganggu orang sekitarnya.

Hal itu berhasil membuat Chika tersadar dari lamunannya.

"Eee... Eh iya ada apa Kaf?" Tanya Chika gugup.

"Aku yang harusnya tanya! Ada apa kamu panggil aku?" Balas Kafeel geram dengan tingkah teman dari sahabatnya.

"Ohhh... I-itu aku mau ngomong k-kalau kam..." Belum sempat menjelaskan alasannya mengajak sahabat dari temannya bertemu itu, ia sudah dicegat oleh teman-temannya yang lain siapa lagi kalau bukan Amora dkk.

"Ngapain kalian cuma berduaan di kantin?" Tanya Amora mengintrogasi setelah menghampiri Chika dan merangkul pundaknya yang tengah duduk. "Jangan-jangan kalian pacaran ya?" Lanjutnya menuduh yang semakin membuat Chika gugup dengan situasi saat itu.

"E-enggak kok" bantah Chika menolak apa yang diucapkan oleh Amora.

"Terus! Ngapain?" Lanjut Elsaki mempertanyakan hal yang sama.

"I-itu..." Cukup lama Chika menjeda ucapannya. "Aa itu sebentar lagi kan Cleo ultah, nahh aku mau bahas kejutan buat Cleo pas ultah nanti sama Kafeel, gitu" entah dari mana ia memikirkan alasan yang cukup masuk di akal. Setelah menjawab dengan alasan yang menurutnya bagus ia pun turun tersenyum dan bernafas lega dengan kepintarannya. "Untung aku ingat pekan depan ultah Cleo" gumamnya sendiri di dalam hati dengan ekspresi masih tersenyum bahagia.

"Eee... Bener juga" Fazinda menganggukkan kepala. "Tapi kenapa gak ajak kita-kita hah?" Lanjutnya bertanya.

"Yaaa... Ya kan tadi aku lihat kalian masih sama Cleo so aku sendiri yang menghampiri Kafeel buat ngerencanain ini" alasannya lagi yang memang benar adanya.

Kafeel masih bingung dengan tingkah gadis yang berada di depannya. "Kalau cuman mau bahas kejutan buat Cleo kenapa dia harus gugup coba, pasti ada yang ingin Chika bicarain secara pribadi sama aku" gumam Kafeel sendiri didalam hati. "Ya udah aku pamit dulu" lanjutnya yang sudah beranjak dari duduknya dengan menunjukkan tangan untuk meminta izin pergi.

"Ohh iya" jawab keempat gadis itu kompak dengan kepala yang dianggukkan.

"By the way Cleo mana?" Tanya Chika setelah kepergian Kafeel.

Amora dkk langsung telingak-telinguk ke berbagai arah dan saling pandang satu sama lain, Amora memandang ke arah Elsaki serta Fazinda tetapi mereka hanya menaikkan bahu pertanda ia juga tidak tahu. sepertinya mereka bingung atau tepatnya tidak tahu juga dimana keberadaan Cleonefa.

🎙️Drrrrt ting tong...

🎙️Drrrrt ting tong...

Anggap aja suara bel pengumuman sekolah

"Diberitahukan kepada Cleonefa Feyza Yomi dari kelas 3 akhir A dan Melviano Bagas dari kelas 3 akhir C untuk datang keruang komite"

🎙️Drrrrt ting tong...

Setelah mendengar pengumuman dari pengeras suara di kantin mereka langsung beranjak pergi untuk menghampiri Cleonefa dan menanyakan apa yang ingin mereka tanyakan.

Apa yang terjadi? Kenapa? Mengapa? Bagaimana? Kurang lebihnya itulah yang ingin mereka tanyakan.

Sesampainya mereka didepan ruang komite mereka melihat Cleonefa yang berjalan hendak memasuki ruangan.

"Cleo" panggil Amora ketika Cleonefa masih jauh dari tempatnya berdiri. "Ada masalah apa kamu dipanggil kesini?" Lanjutnya setelah Cleonefa berada cukup dekat dengan dirinya.

Cleonefa tidak menggubris keempat temannya ia langsung berjalan melewatinya dan masuk ke dalam ruangan. Setelah memasuki ruangan ia sudah disodorkan pemandangan berupa guru-guru yang menjaga komite sekolah serta laki-laki yang namanya dipanggil bersamanya disebuah pengeras suara. Ia turut duduk didepan guru tepatnya disamping Melviano Bagas. Cleonefa menatap kearah sampingnya dengan kesal namun yang ditatap malah memberikan senyum meremehkan.

🖤
🖤
🖤


"Sudah berapa kali aku bilang tidak!" Gumam Altharazka yang langsung pergi meninggalkan wanita setengah paruh baya yang telah merawat dan membesarkannya.

"Tetapi mengapa?" Tanyanya dengan mengikuti langkah laki-laki yang ia anggap sebagai putranya sendiri.

"Karena aku tidak ingin menikah untuk saat ini" jawabnya setelah berhasil duduk diatas sofa empuk didalam ruang tengah apartemennya.

"Mengapa tidak, diriku ini jauh-jauh datang kemari hanya untuk mendapatkan penolakan darimu lagi? Ayolah!" Rayu ibunya. "Kalaupun kau bingung dengan calonnya, bukankah putri dari Tuan Adyatma cukup cantik? Kalian juga sudah saling kenal bukan? Lagipula ia sudah mencintaimu semenjak kalian kecil! Jika kalian menikah itu akan sangat membantu mengembangkan perusahaanmu, dan yah jangan lupa berkat Tuan Adyatma kita masih bisa hidup hingga kini" lanjutnya setelah itu ia pergi meninggalkan Altharazka sendiri.

"Wow..." Teriak Altaf terkejut pasalnya ia melihat sang ibu berada di apartemen sang kakak. "Apa yang ibu lakukan disini?" Lanjutnya.

"Aku hanya ingin meminta sesuatu kepada kakakmu tetapi ia menolaknya tanpa alasan yang jelas" gumamnya kesal dan langsung pergi keluar dengan menutup pintu cukup keras hingga dapat didengar oleh Altharazka yang berada didalam.

"Kenapa ia tampak marah? Hhh entahlah, lebih baik aku bertemu dengan kakak" gumamnya lirih didepan pintu dari dalam apartemen, Lalu ia berjalan masuk ke dalam.

"Kenapa kau kemari? Apakah kau juga ingin menasehati ku? Atau memaki diriku?" Gumam Altharazka tepat setelah Altaf masuk dan duduk didepannya.

"Hhhh..." Bernafas kasar. "Untuk apa aku menasehati ataupun memakai dirimu? Tidak ada gunanya untukku!" Jawab Altaf sinis.

"Lalu?" Gumam Altharazka

"Aku kemari karena aku sudah tau semua tentang putri Aydin" jelas Altaf. Ia menjelaskan semua hal dari ujung sampai ujung hingga malam datang tanpa ia sadari. "Baiklah karena sudah malam aku pamit pulang! Takutnya ibu turut marah padaku karena tidak pulang dan bermain di rumahmu" lanjutnya setelah beranjak dari duduknya kemudian ia pergi.

Setelah kepergian sang adik Altharazka masih saja termenung memikirkan apa yang telah dibicarakan oleh sang adik.

"Cleonefa Feyza Yomi!" Gumamnya pelan, ia menggelengkan kepala. "Tidak mungkin, banyak orang yang bernama seperti itu karena memang memiliki arti yang bagus, tidak mungkin ia orangnya" lanjutnya yang entah mengapa ia memikirkan hal itu. Itu membuatnya stres lagi hingga akhirnya ia memutuskan untuk minum lagi.

Altharazka terus minum hingga ia sendiri tidak tahu sudah berapa banyak ia meneguk minuman didepannya. Ia jadi merancau tidak jelas serta berjalan sempoyongan untuk pergi ke toilet namun belum sempat ia sampai di dalam toilet yang berada di dalam kamarnya ia sudah terkapar di depan pintu ws dan kepalanya menabrak meja yang tak jauh dari tempatnya terjatuh, hingga ia merasa pusing dan jatuh pingsan di depan pintu toiletnya sendiri.






























To be continued

See you again🖤🖤🖤

ALTHARAZKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang