6. Kabut

123 23 0
                                    

'Apq benar dia orang yang di sukai Sin?'- Jafar.
_________________________________________
Balbadd.
.
.
.
Di siang menjelang sore, kelima insan yang tengah memikirkan strategi untuk menangkap para perampok yang selalu muncul di malam berkabut.

Mereka melingkari lokasi peta di dua tempat. Lokasi satu ada di tengah kota, yang satu lagi di dekat sungai.

''Saya yakin target Komplotan Kabut adalah rumah saudagar kaya, Aljaris. Atau rumah bangsawan Haldhub'' jelas Jafar. ''Kenapa bisa begitu?'' Tanya Sinbad meminta penjelasan.

''Menurut kabar burung yang beredar tentang pergerakan tentara, Komplotan Kabut kelihatannya punya dukungan dari orang dalam pemerintah'' jelas Jafar lagi. ''Bahkan pemerintah...'' heran Sinbad menggatung dan di angguki oleh Jafar.

''Um. Sepertinya Komplotan Kabut terkenal sebagai perampok ksatria di kalangan masyarakat'' ucap Jafar berasumsi. Sinbad hanya berdehem paham.

''Ano... jika Komplotan Kabut di dukung masyarakat, apakah menangkap mereka adalah hal yang benar?'' Celetuk Morgiana bertanya.

''Kurasa begitu. Mereka membagikan uang curian kepada orang - orang untuk mendapatkan dukungan. Karena itulah mereka di sebut perampok ksatria. Tapi kupikir para perampok hanya membuat kejahatan yang mereka buat agar terlihat seperti kebenaran. Itu hanyalah propaganda. Maa... itulah pendapatku'' ujar Sinbad mengutarakan pendapatnya.

''Hm... souka. Menurutku mereka bukan hanya propaganda semata saja'' celetuk seseorang tiba - tiba datang di belakang sofa Aladdin dan Sinbad, mengagetkan semua orang di sana.

''Uwa!! Nee- san. Kau membuat kami terkejut'' ucap Aladdin kaget lalu menghela nafas lega. (Name) hanya terkekeh lalu mengusap kepala Aladdin. Kemudian kakinya berjalan dan duduk di samping Morgiana.

'Hawa keberadaannya tipis sekali' batin Sinbad menatap (Name).

''Kalau menurutku sih... perampok seperti mereka punya niatan tersendiri. Ada yang berniat baik, ada yang di gunakan untuk citra dan dukungan dari khalayak ramai. Tak ada bedanya dengan para penjabat pemerintah. Mereka memiliki hati yang berbeda - beda. Namun kejahatan tetaplah kejahatan. Sebaik apapun niatmu untuk menolong orang, jika apa yang kau lakukan itu adalah salah, maka itu tetap salah'' pendapat (Name) seraya menatap peta yang terjabar di meja.

''Ya... Begitulah. Kalian juga harus memikirkan jalan keluarnya dan bertindak sesuai pemikiran kalian. Itulah yang kulakukan selama ini. Kalau kalian bagaimana?'' ucap Sinbad memberi nasehat dan pertanyaan pada pengembara pemula (Aladdin & Morgiana).

Aladdin dan Morgiana terdiam, merenung dan mencoba mencerna pertanyaan Sinbad. (Name) menepuk pundak Morgiana dan tersenyum padanya.

''Jangan terlalu keras memikirkannya. Pasti ada jalan di balik kesusaha '' ujar (Name). Aladdin dan Morgiana hanya mengangguk paham.

Mereka mengakhiri diskusi mereka. Aladdin dan Morgiana sudah keluar duluan, sedangkan (Name) di cegah oleh Sinbad dan tetap duduk di sofa.

''Tetaplah di sini. Aku ingin mengobrol banyak denganmu'' ucap Sinbad. (Name) hanya menurut dan bergeser tempat duduk agar dekat dengan Sinbad. Jafar menuangkan gelas minuman pada (Name) lalu berdiri di belakang Sinbad bersama dengan Masrur.

''Sudah 14 tahun, ya. Tak kusangka kita bertemu di sini'' celetuk (Name) memulai pembicaraan seraya menggengam gelasnya.

''Ya... kau terlihat banyak berubah dan semakin cantik. Apa hanya perasaanku saja kau terlihat semakin muda, bukannya semakin tua?'' Tanggap Sinbad sedikit meledek, tapi bagi (Name), ledekan tersebut tidak di masukkan ke hati.

''Cuma perasaanmu saja, Sin. Aku hanya berubah mental dan fisik. Jika wajah aku tak tahu'' ucap (Name) lalu meneguk minumannya sekali langsung habis. Jafar ingin menuangkan minuman lagi, tapi di tolak halus oleh (Name).

MISTERIOUS (Fanfic Magi series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang