Chapter 23

114 19 0
                                    

Juli 2020

Pagi hari ini pembukaan KKN dan seluruh mahasiswa yang mau menuju semester tujuh wajib mengikutinya. Mahasiswa dikumpulkan di gymnasium kampus dan diberi pembekalan kembali walau sebelumnya udah sempat dikasih pembekalan awal bulan lalu.

Masing-masing bawa koper atau tas-tas gede yang berisi baju dan perlengkapan lain yang kiranya akan dibutuhkan di posko nanti. Ada yang bawa magic com, peralatan masak, helm meskipun gak ada kendaraan, obat-obatan, dan lain-lain.

Barudaks pada misah tempat KKNnya. Paling deket pun jaraknya sekitar satu jam, paling jauh hampir delapan jam. Padahal sama-sama masih di pulau Jawa. Beberapa mahasiswa rantau diluar pulau Jawa ada juga yang dapet tempat KKN deket rumah, jadi bisa curi-curi waktu pulang ke rumah. Temen sekelasnya Build ada yang dapet tempat di Lampung sama Bangka Belitung.

Build sendiri KKNnya di Taraju, perjalanannya hampir empat jam kalo dari Bandung. Apo di Banjaran, Us di Banjar, Bas di Sukabumi dan Jeff di Pangandaran. Banjar sama Pangandaran sebenernya gak terlalu jauh sih, tapi ya kalo naik motor lumayan gempor juga.

Geng badut ancol udah sepakat kalo misalnya ada apa-apa meskipun jarak mereka jauh, mereka harus tetep komunikasi satu sama lain. Mau berkeluh kesah soal posko, temen seposko, atau temen sekelompok, pokoknya gapapa banget kalo mau cerita. Seenggaknya walaupun belum bisa ketemu selama sebulanan mereka tetep bisa chat.

“Aku duluan ya huhuhuhu sampai jumpa lagi kawan-kawan 😭”

Kelompoknya Us sama Bas berangkat duluan menuju ke tujuan masing-masing. Us lambai-lambai dari jendela minibus sambil pura-pura menyeka airmata. Pamitannya Bas normal (tentu saja) dan cuma dadah-dadah sambil senyum sebelum naik ke bus. Disusul Jeff, kemudian Apo. Akhirnya tinggal Build yang belum berangkat.

“Build!”

Build yang tadinya lagi ngetik fanfic di memo hp langsung berhenti ngetik dan matiin hpnya. Ya meskipun dia gak lagi ngetik yang aneh-aneh sih, dia suka kagok aja gitu kalo lagi ngetik sambil diliatin orang. Apalagi orangnya gak deket sama dia.

“Kenapa?”

“Itu ada yang manggil kamu dari tadi.”

“Eh, siapa??”

“Tuh, yang pake kaos item.”

Ada tangan yang melambai ke arahnya dari jarak agak jauh. Pantesan gak kedengeran, orang yang manggilnya juga jauh.

“Aku mau berangkat!” kata orang itu.

“Iya!” Build balas teriak. “Dadah!”

“Bentar!”

Bible nyamperin Build yang lagi duduk dibawah pohon rindang. Di tangannya ada sesuatu.

“Kamu di tempat orang makannya yang bener, tidur yang bener jangan begadang terus.”

“Iyaaa. Kamu juga, jaga kesehatan. Hati-hati, orang jahat dimana-mana.”

“Aku mau ngasih sesuatu buat kamu.”

“Apaan?”

Bible ngeluarin sesuatu yang dari tadi digenggamnya. Ada gelang disana, talinya warna hitam dan bandulnya warna biru muda. Cowok itu senyum sambil narik sebelah tangan Build. Dia masangin gelang itu ke pergelangan tangan kiri Build dan liatin bandul gelangnya yang memantulkan cahaya matahari.

“Eh, nemu dimana gelangnya? Kok lucu sih, ada nama fandomku!”

Gak ada yang lebih Bible sukai daripada binar mata Build waktu lagi seneng. Senyum manisnya bikin debar jantung Bible bergemuruh. Boleh gak sih dia cium Build di tempat umum? Gemes banget ya Tuhan, Bible gak kuat. Peluk dikit boleh kali ya?

20 something || biblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang