Chapter 20

140 25 0
                                    

Juni 2020

Hari ini Build bakal jadi pembicara di seminar!

Dari semalam dia udah degdegan banget di kosan. Sempet tidur jam empat sampe jam enam, habis itu nyari sarapan terus mandi. Jam setengah sembilan harus udah di auditorium, berpakaian sopan dan rapi. Dia jadi pake batik warna biru yang kembaran sama Bible.

Kalau diliat dari rundownnya sih, dia bakal jadi pembicara terakhir diantara empat konsentrasi. Pertama anak, remaja, dewasa, terus popsus. Dia berdoa semoga aja yang nanya ke dia sedikit dan gak susah-susah buat dijawab. Soalnya dibandingkan topic artikel dari konsentrasi lain, menurut dia lebih menarik materi mereka.

“Daks, doain pertanyaannya nanti gak susah-susah ya.”

“Grogi ya? Yaaa hahaha untung artikel kita gak kepilih.” Sahut Apo dengan resenya.

“Duh, takut..”

“Sini sini.”

Us ngerangkul Build sambil nepuk-nepuk punggungnya, mencoba menenangkan temennya yang lagi grogi itu. Semoga gak gagap, semoga gak terbata-bata jelasinnya, semoga bisa jawab pertanyaannya, dan semoga-semoga lainnya yang terus Build ucapkan dalam hatinya.

“Melalui studi literature review ini, diketahui terdapat banyak faktor terkait ide atau pemikiran bunuh diri diantaranya family food insufficiency, bullying, gender, stressful life events, wishes to die, sexual orientation, dan loneliness—”

Build masih terus mengulang-ulang materi yang bakal dibawainnya di seminar. Dia juga bikin catatan kecil buat pengingat semisal nanti di depan dia lupa. Pokoknya jangan keliatan grogi! Harus tenang, jangan dibawa stress, jelaskan sebisa mungkin dengan bahasa yang mudah dipahami dan jangan terburu-buru.

Setiap pembicara dikasih waktu 15 menit buat presentasi dan 15 menit selanjutnya diisi dengan sesi Tanya jawab. Total waktu 30 menit buat masing-masing pembicara. Total dari awal pembukaan, sambutan, penyampaian materi, sesi Tanya jawab dan penutup sekitar 4 jam lebih beberapa menit.

Dua jam berasa singkat buat Build yang nunggu gilirannya maju ke depan. Dan begitu dia menyampaikan materi, anehnya waktu justru kerasa lebih lambat. Build sukses menyampaikan isi artikelnya dengan lancar dan gak terburu-buru. Sesi tanya jawab pun berlangsung lancar walau waktu menjawab pertanyaan ketiga, Build mimisan dan bikin audiens rada panik.

Dia duduk lagi di jajaran kedua paling belakang, diapit barudaks di kanan kirinya. Hidungnya masih tersumbat tissue dan Build nundukin kepalanya, biar darahnya ngalir ke tissue dan gak menyumbat saluran napasnya. Jeff nyodorin botol minumnya yang segera disambut dengan baik oleh Build. Sambil masih nempelin tissue ke hidungnya, sekarang Build merhatiin moderator yang lagi maparin kesimpulan dari materi-materi yang disampaikan oleh para pembicara.

“Pembicara enak ya, dapet makan. Kita cuma dikasih snack doang.” Jeff bisik-bisik.

“Tapi kan snacknya Kartika Sari, gak usah protes Jeff.”

“Tapi tetep aja laper, papa Bas.”

“Nanti balik seminar kita ngeramen aja.” Usul Apo.

“Dibayarin gak? Kalo dibayarin aku ngikut.”

“Yeu, ada juga kamu yang traktir kita Us. Kita belum dapet pajak jadian dari kamu sama mas Jeje lho.”

“Walah, bener juga ya. Bentar deh, aku Tanya ke masnya nanti.”

Sambil nunggu MC nutup acara, barudaks ngobrol sambil bisik-bisik. Acara selesai dan mereka duduk dulu di tempat masing-masing, nunggu yang lain turun ke lantai bawah pake lift atau tangga. Peserta seminar ini lumayan banyak, ada mahasiswa, dosen, guru BK, dan lain-lain. Ada banyak wajah familiar yang Build liat disana.

20 something || biblebuildTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang