Five : Tentang yang tiba-tiba

982 168 63
                                    

Karena alasan nemenin Sora, semalam Hasbi nginep ditempat Sora dan mereka tidur berdua. Ya terpaksa, karena memang tempat itu cuma punya satu space yang bisa dijadikan tempat istirahat. Tapi Hasbi merasa dirinya happy, bangun tidur jadi lebih fresh mendapati wajah Sora. Cuma tidur dan istirahat, gak ada hal lain yang mereka lakukan. Kecuali ngobrol kecil, mungkin.

Karena Sora udah kasih izin penuh, jadi diputuskanlah kalo anak-anak berangkat sekolah dari rumah Hasbi. Hasbi pun pulang di jam 4.30, sambil bawa buku-buku yang harus dibawa anak-anak.

"Hasbi, maaf ya kalo anak-anak ngerepotin kamu. Anak-anak bisa pulang naik angkutan umum, jadi gak perlu jemput mereka,"

Helaan nafas terdengar, Hasbi capek, dari kemarin Sora terus bahas hal itu seolah Hasbi terbebani. Padahal hal-hal kecil kaya gitu justru bikin hidup Hasbi jadi lebih baik.

"Aku bantuin kamu turun," Hasbi megang kedua bahu Sora dan membantunya buat menuruni tangga, dan Hasbi baru tau kalo biasanya Sadam dan Jonan lah yang bantu Sora buat naik turun tangga. Sampe Hasbi mikir, kalo begini terus ya kasian Sora. "Jangan naik turun tangga sendirian ya, minta Rabi buat bantu kamu kalo kamu perlu ke atas,"

Rabi itu satu-satunya karyawan yang membantu Sora, dia kerja dibagian belakang buat ngurus  bunga.

"Sekali lagi makasih, Hasbi," Sora senyum tulus. Hasbi bahkan mastiin Sora duduk dengan nyaman di kursi kerjanya, barulah abis itu dia siap-siap buat pulang.

Dan kenapa Hasbi tergila-gila senyum seorang Sora? Hasbi pikir dirinya cuma suka sama anak-anaknya, tapi ternyata Hasbi lebih suka sama Maminya.

•••

"Juna, please prepare a meeting room, buat semua member yang terlibat di proyek pembangunan hotel. I baru bisa ke kantor jam delapan, jadi please handle dulu,"

Sesampainya di rumah, Hasbi langsung disambut bungkukan hormat dari Juna yang memang biasanya stay 24 jam di rumah. Juna punya tempat sendiri di rumah ini, bekerja full time dan biasanya libur buat pulang ke rumahnya setiap hari minggu. Juna terbisa melayani keluarga Irawan, termasuk Hasbi.

"Baik," Jawab Juna sambil nerima lemparan jaket yang di pake Hasbi sebelum diserahkan ke seorang pelayan wanita buat dicuci.

"I juga minta tolong, cari lahan kosong yang gak jauh dari Sekolah Dasar Permata Anak,"

Lagi-lagi Juna ngangguk, menyanggupi setiap perintah dari Hasbi.

"Om Hasbiii~" Sadam lari dari arah ruang makan lengkap dengan seragam sekolahnya, merentangkan tangannya dan langsung dipeluk Hasbi. "Sadam beliin ini dong," Sadam juga ngasih gantungan kunci bentuk jagung dan brokoli ke Hasbi.

"Wow, so pretty like you, Sadam. Ini buat om?" Dan Sadam ngangguk semangat. "Thanks buat gift nya. Udah breakfast? Sadik sama Jonan dimana?"

Juna merhatiin itu semua, dia yang yakin kalo ketiga anak itu adalah anak-anaknya. Dan gimana anak-anaknya diperlakukan dengan baik di keluarga ini bikin Juna kebingungan. Kenapa bisa? Ada hubungan apa anak-anak dan keluarga Irawan? Dua tahun Juna bekerja di sini, baru kali ini dirinya mendapati pemandangan yang diluar dugaan.

Untuk beberapa detik matanya dan mata Sadam bertemu, saling tatap dan itu bikin hati Juna sakit. Sadam, putra pertamanya udah tumbuh sebesar ini.

"Hasbi, kalau memang kamu sibuk, biar saya aja yang antar anak-anak ini ke sekolah," Ucap Juna. Juna rasa dirinya butuh banyak waktu biar bisa ngasih tau anak-anak tentang status mereka, juga nanyain banyak hal yang Juna gak tau.

Hasbi nolak, dia menggeleng pelan. "No, anak-anak ini harus sama i , you cari lahan aja dan dipercepat, i butuh dalam waktu dekat ini. Jangan mematok harga , berapapun harganya, ambil aja,"

Fly Trough The Clouds > Joonghwa < Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang