"Kamu tau cerai? Kamu tau kematian? Kamu tau jatuh?"
Yasa ngangguk tanpa keraguan karena Yasa yakin dirinya paham definisi dari tiga hal yang disebutkan Jonan. "Cerai itu ketika orang tua kita pisah, kematian itu ketika hidup udah berakhir dan pergi ketempat lain, kalo jatuh ya jatuh kebawah dan rasanya sakit," Jelas Yasa.
"Om Aril bilang, aku lahir ketika Mami cerai, ketika orang tua Mami meninggal, ketika Mami jatuh. Waktu itu Mami susah tapi tetep harus jalan buat ngurus aku. Rasanya mungkin kaya jalan di atas paku,"
"Jonan gak boleh begitu, Jonan harus bilang ke Mami dan Daddy rambut biru kalo Jonan digangguin disekolah,"
"Mami masih kesusahan meskipun ada Daddy Hasbi, itu karena tuhan jahat ke Mami, bikin Kak Sadam sakit,"
"Tapi kan..." Yasa cuma bisa mengeratkan pelukannya ditubuh Jonan yang keliatan putus asa banget.
Setelah dapet pelukan dari Yasa, sisi anak kecil Jonan seakan keluar. Jonan merengek dan cerita betapa beratnya dia pergi ke sekolah karena perundungan kakak kelasnya dan makian orang lain. Jonan butuh pelukan, tapi gak berani minta itu ke Mami. Dan pelukan Yasa berhasil mengistirahatkan sisi keras Jonan.
"Aku gak mau bikin Mami sedih dan terus repot buat ngurus aku. Biar gimanapun, Kak Sadam harus sembuh dan Kak Sadik harus dapet perhatian penuh dari Mami karena perasaan Kak Sadik itu lembut,"
Yasa nangis, karena Yasa tau alasan kenapa Jonan melukai orang lain. Yasa juga tau gimana perasaan dan isi hati Jonan, itulah kenapa Yasa selalu pengen di sisi Jonan dan meluk Jonan kaya gini. Jonan keliatan lebih sedih dari Sadam dan Sadik, tapi mungkin gak semua orang sadar.
"Jonan paling pengen apa?"
Lagi-lagi Jonan menggelengkan kepalanya, dan tidur lelap sambil saling memeluk sama Yasa.
Udah lama Jonan pengen belajar main bola sama Ayah, udah lama Jonan nyari sosok Ayah, udah lama Jonan iri sama temen-temen TK nya karena mereka semua punya Ayah. Ketika Jonan mulai cari Ayahnya, cuma fakta jahat yang Jonan dapet, cerita kelam yang diceritakan Aril menumbuhkan sisi lain dalam diri Jonan.
Jonan yang memimpikan belajar main bola sama Ayah, berubah jadi Jonan yang pengen bunuh Ayah. Aril gak salah, karena pada kenyataannya Juna memang terlalu brengsek sebagai seorang suami dan ayah.
Jonan bener-bener mengingat semua percakapannya sama Yasa, Jonan juga inget gimana rasanya pelukannya. Jonan nyaman, pengen banget meluk Yasa sekarang dari pada harus denger suara bising dan lemparan barang-barang yang menghantam tubuhnya.
Polisi udah banyak yang dateng, termasuk seorang polisi yang megang kedua tangannya dan maksa Jonan buat terus jalan melewati kerumunan orang yang entah menyuarakan apa, terlalu berisik ditelinga Jonan.
TKP udah dikasih garis polisi, dan Jonan lah pusat perhatiannya sekarang. Jasad Dew ada di depan Jonan, dibawa sama beberapa orang dan akan menuju ambulance.
Jonan mendongak, memperlihatkan wajahnya yang penuh darah ke orang-orang. Banyak orang dewasa di sana, Jonan tatap mereka sambil senyum tipis. Mereka lemparin kerikil sama gumpalan kertas ke tubuh Jonan, tetep kaya gitu meskipun polisi udah ngasih peringatan buat tenang. Jonan mikir, kebisingan ini gak akan pernah dia lupain seumur hidupnya.
Seseorang lempar batu yang lebih besar tepat mengenai telinga Jonan, kemudian Jonan noleh ke arah itu dan meletin lidahnya sambil ketawa.
"Jonan, i'm here!" Kemudian Hasbi nerobos kerumunan dan melewati batas garis polisi kehadapan Jonan.
"Maaf, anda dilarang-"
"Saya ayahnya Jonan!" Tegas Hasbi. Seketika kamera mengarah kearah Hasbi dan Jonan saat itu juga, flash dan suara jepretan jadi moment yang paling menyebalkan banget buat Jonan dan Hasbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Trough The Clouds > Joonghwa <
FanfictionTerpaut usia yang jauh, single parent tiga anak, dengan segala kekurangannya, siapa peduli? Hasbi tetap pada prinsipnya untuk mencintai dan mengubah hitam menjadi biru. memberikan pembuktian bahwa malam dan siang bukan hanya tentang hari, bahwa gu...
