30 : Hari dimana Sadam bersedih

879 138 49
                                    

"Kamu sadar gak karena apa kamu bisa bertahan hidup sekarang? Orang yang udah ngasih kamu pekerjaan, tempat tinggal, kendaraan dan modal usaha adalah suami aku, suami aku Jun,"

Sora menekankan dua kata terakhirnya. Disertai tawa bahagia, sekarang Sora bisa nikmatin semuanya. Segelas kopi yang rasa pahit manis, juga penderitaan Juna dan Hael dihadapannya.

"Cukup kasih Jonan ke kita Ra, semuanya selesai. Apa susahnya? Kita punya tiga anak, satu anak kita aku bawa gak akan berpengaruh apapun buat kamu. Lagian Jonan udah bilang dia mau ikut aku,"

"Dan kamu jadiin barang buat kamu jual?" Tanya Sora. "25% dari satu juta US Dollar. Itu kecil buat aku sih, uang segitu udah bukan masalah lagi. Tapi kamu gak mampu ya buat ganti uang itu ke keluarga Canada yang kamu janjikan Jonan? Itulah kenapa otak harus bekerja lebih dulu dari pada tangan,"

"Ra..." Juna masih nahan amarahnya buat gak meledak saat ini karena mereka masih ada di coffee shop yang cukup ramai.

"Ekspetasi kamu tinggi ya, tapi sayangnya, jadi bencana," Sora melirik Hael yang cuma diem tanpa bicara. "Kamu bahagia sama laki-laki kaya gini? Ini pemulaan kan, nanti ketika dia gak punya apa-apa, mungkin kamu bisa bernasib sama kaya aku El. Kalo gak mata kamu yang di ambil, ya nyawa kamu,"

"Sora! Aku beneran gak suka basa-basi ya. Selesaikan sekarang atau Sadam dan Sadik yang-"

"Apa? Ayah macam apa yang jadiin anaknya sebagai ancaman?" Sora ngeluarin Hpnya dan ngirim sesuatu lewat personal chat ke Juna."inget kalo Hasbi ngasih aset tanpa hitam di atas putih, semua itu masih milik Hasbi dan atas nama Jonan. Jadi silahkan kamu tinggalkan rumah, serahkan kunci mobil, kita udah gak peduli lagi sama hidup kamu Jun. Dikasihani kok gak tau diri,"

"Apa-apaan Ra? Hasbi sepakat apapun yang udah dia kasih akan sah milik aku sama Hael,"

"Hasbi kasih semuanya karena dia percaya kamu bisa jadi Ayah yang bertanggung jawab buat Jonan. Tapi apa? Kamu jadiin dia barang jualan. Dan kamu Hael," Sora natap Hael, Sora juga melemparkan senyuman manisnya. "Better kamu kembali ke keluarga kamu, perbaiki hidup kamu, dari pada harus hidup sama orang yang udah gak punya apa-apa. Realistis aja, apa yang bisa kamu harapkan dari cinta?"

Juna jelas gak terima, dia hampir nampar Sora sebelum Hael menghentikan tangan Juna. Hael nangis dihadapan Juna. "Aku rasa ucapan Kak Sora bener, Mas. Aku membantah keluarga aku demi menikah sama kamu, tapi hidup aku gak pernah jadi lebih baik sejak sama kamu. Mau sejauh apa aku dipermalukan kaya gini?"

"Kamu pikir kamu sebagus apa bilang gitu El? Kamu bahkan gak bisa ngasih aku anak," Balas Juna.

"Kamu gak pernah memperlakukan anak-anak kamu dengan baik, kenapa kamu masih berharap punya anak? Nyalahin aku atas semuanya tanpa berkaca diri,"

"Emang itu kenyataannya!" Bentak Juna.

"Kita selesai," Hael beranjak ngambil tas nya dan pergi gitu aja ninggalin Juna. Sementara Juna frustasi ditempatnya.

Akhirnya, selesai semuanya, Sora bisa senyum lega sekarang. Selama ini, Sora udah ngasih banyak kesempatan dan keringanan buat Juna sekalipun dirinya bisa dengan mudahnya hancurin hidup Juna dengan satu balikan telapak tangan. Sora punya hati nurani. Tapi memang ternyata Juna gak pantes dapet kebaikan sekecil apapun, Juna terlalu mengecewakan, dia gak pernah berubah sedikitpun.

"Gak pernah kah kamu mikir Jun? Dimasa tua kamu hidup dengan tenang, liat anak-anak kamu menikah dan gendong cucu dari mereka. Gak pernah kamu mikir? Ketika kamu sakit, kamu punya anak-anak yang sayang sama kamu. Kamu punya tiga anak, tapi kamu sia-sia kan. Hidup kamu percuma Jun, gak akan berguna. Suatu hari nanti, kamu akan merasa sakit hati karena anak-anak gak mau mengenali kamu sebagai Ayah mereka,"

Fly Trough The Clouds > Joonghwa < Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang