Six : Tentang Rasa Takut

964 153 53
                                    

Siang itu toko baru sepi di pukul 12.00, waktunya tutup sebentar buat istirahat setelah orderan membludak sejak tokonya dibuka. Sora bingung kenapa tiba-tiba sebanyak itu, sampe Sora tanya salah satu pelanggan dan ternyata semuanya ulah Hasbi yang mempromosikan toko bunganya di instagram miliknya.
Sora cuma bisa gelengin kepalanya, kelakuan Hasbi memang diluar dugaan. Tapi Sora tetep bakal berterimakasih kalo ketemu Hasbi nanti.

"Kak, Mas Hasbi baik banget ya, aku tebak Mas Hasbi orang kaya. Mobilnya setiap dateng beda-beda," Rabi terkikik membayangkan Hasbi dengan style mencoloknya. "Mas Hasbi ganteng banget loh Kak, rambutnya biru, kulitnya putih,"

"Kamu suka sama Hasbi? Coba deketin, kamu pasti cantik, seumuran juga sama Hasbi, pasti cocok,"

"Enggak lah Kak, Mas Hasbi lebih cocok sama Kak Sora. Lagian aku liatnya Mas Hasbi tuh suka sama Kakak, tatapannya beda banget,"

Sora membalas dengan senyuman kecil, dia gak mau terlalu menanggapi pembahasan ini dan memilih buat lanjut minum teh kesukaannya sambil nyentuh beberapa sampel bunga baru buat dikenali. Sulit buat Sora membedakan bunga-bunga di tokonya, tapi Sora berusaha.

Rabi mengernyit bingung ketika seorang lelaki masuk ke dalam toko, padahal di pintu udah tertera tulisan 'Close' karena emang jam nya tutup buat istirahat satu jam. Rabi ninggalin pekerjaannya dan berusaha nyambut orang itu dengan baik dan ramah. "Selamat siang selamat datang mohon maaf Mas tapi toko kami sedang tutup satu jam untuk istirahat. Mas bisa tunggu di kursi tunggu, ada free coffee dan tea,"

"Saya datang buat ketemu Sora,"

Deg.

Sora terhenyak, detak jantungnya berubah jadi terlalu cepet setelah denger suara yang sangat familiar ditelinganya . Suara yang menjadi trauma besar di dalam hidup Sora, yang menjadi sumber ketakutannya.
Iya, dia Juna, yang tiba-tiba muncul dihadapan Sora setelah lama pergi tanpa pertanggung jawaban apapun.

"Ra, ini aku, Juna," Ucap Juna ketika dia sampai dihadapan mantan istrinya, tangannya terulur mencoba buat nyentuh pipi Sora  tapi dengan cepet Sora menghindar.

"Ada apa?" Tanya Sora. "Tolong to the point aja apa maksud dan tujuan kamu ke sini,"

"Bukan apa-apa Ra, cuma pengen  tau keadaan anak-anak kita dan pengen ketemu mereka,"

Sora ngepalin tangannya buat nahan rasa marah dan takut, semuanya dia tutup dengan ekspresi datarnya. "Sejak mereka lahir kamu gak pernah nganggap mereka anak kamu, kenapa sekarang tiba-tiba pengen tau keadaan mereka. Ini lucu tapi aku rasa kamu gak perlu tau,"

"Sora sekarang makin egois ya," Juna ketawa pelan dan duduk disalah kursi. "Sadam, Sadik dan Jonan anak kandung aku Ra, darah daging aku,"

"Kamu gak meninggalkan kenangan apapun buat mereka, bahkan ngasih satu butir nasi dengan uang kamu pun gak pernah. Jadi, aku anggap kamu gak punya hak apapun atas mereka,"

"Kenapa kamu jadi sensitif banget Ra, seolah aku ini bakal ngambil mereka dari kamu. Aku datang baik-baik pengen tau keadaan mereka,"

Sora menghela nafas kasar, mungkin iya niat Juna baik, datang sebagai ayahnya anak-anak. Tapi trauma yang belum hilang itu bikin Sora jadi ketakutan setengah mati. Takut Juna menyakiti anak-anaknya ataupun ngambil mereka dari tangannya  "Sadam, Sadik dan Jonan baik-baik aja, mereka sehat dan sekarang masih di sekolah," Jawabnya.

"Bagus, kamu memang ibu yang baik. Tapi ada satu hal yang harus kamu lakukan Ra," Nada bicara Juna berubah jadi bisikan. "Aku tau kamu kenal deket sama keluarga Irawan, Hasbi Irawan bahkan memperlakukan kamu dan anak-anak kita dengan begitu baiknya. Betul kan?"

"Kamu kenal Hasbi?" Sora makin ketakutan karena kalimat Juna terkesan kaya peringatan.

"Jangan pernah kamu bicarain tentang masa lalu kita di depan keluarga Irawan, paham? Karena kalo sampe itu terjadi, anak-anak akan aku ambil, mereka ikut aku,"

Fly Trough The Clouds > Joonghwa < Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang