23 : Tentang Jonan

760 127 30
                                    

••••••

Setelah satu bulan berlalu, semuanya udah mulai bisa berdamai dengan keadaan. Hasbi dan Sora jadi lebih produktif lagi sebagai orang tua. Hasbi masih disiplin pekerjaan, dan Sora  sekarang megang perkebunan buah dan bunga bareng Mas Aril yang mana hasil produksinya udah sampe di kelas Export. Dalam waktu sekejap aja Sora udah jadi orang yang dikenal sebagai menantu keluarga Irawan dan pengusaha juga, temen-temen sosialitanya juga udah banyak.

Pun dengan Sadam yang udah menerima keadaannya dengan tenang dan lapang, gak ada yang berubah kecuali tambahan kegiatan baru. Dimana Sadam tetep harus melakukan terapi rutin dan minum obat setiap hari. Semua itu gak berat, karena Sadam gak sendirian. Sadik dan Jonan 24/7 buat Sadam. Irgi, San dan Yasa juga selalu bantuin Sadam dalam hal apapun. Semuanya terasa ringan, dan Sadam paham kalo hidupnya tetep akan berharga meski nasibnya gak begitu baik.

Weekend ini Sora sibuk, ada undangan event kecantikan dari salah satu brand skincare terkenal. Jadi family time kali ini cuma Hasbi dan anak-anak, mereka semua pergi menuju 'Lately Bar', bar pada umumnya milik temen SMA Hasbi karena kebetulan Hasbi mau kumpul sama temen-temennya waktu SMA.

"Hasbiii, welcome bro. Gimana Brisbane?" Seseorang nyambut Hasbi, namanya Aqshal yang biasa dipanggil Acal sama orang-orang, sahabat Hasbi dari SMA yang sayangnya harus pisah karena Hasbi lanjut ke Brisbane dan Aqshal fokus jadi pemain bola.

"Seperti biasa, harga sayuran di sana mahal banget, i think so," Jawab Hasbi disela-sela pelukan kecil mereka. "Gimana keadaan you? I jarang liat permainan you, cuma sesekali dan terakhir tuh empat bulan lalu,"

Sementara Hasbi ngobrol sama Aqshal, Jonan memilih buat duduk di salah satu kursi yang ada di sana. Hendak ngambil gelas berisi air di atas meja sebelum tangannya di tahan orang lain. "Dek, ini alkohol. Di sini ada es teh sama hot choco, adek mau apa? Biar kakak pesenin,"

Dia Danim, salah satu temen yang deket juga sama Hasbi. Cuma memang pribadinya lebih kalem dan santai, tapi ramah juga.

"Kenapa gak boleh minum?" Tanya Jonan.

"Karena kamu masih kecil, kecuali kalo kamu udah besar, baru boleh," Jawab Danim setelah itu Danim pesen tiga hot choco dan slice cake buat tiga anak yang ada di sana, meskipun Danim gak tau sebenernya mereka anak siapa.

"Gak ada makanan  yang Sadik suka," Kata Sadik dengan bibir majunya, di atas meja cuma banyak botol aja dan rokok berserakan. Sadik kan kesel, ekspetasinya kan Sadik mau dibawa main game terus mam makanan jepang.

Sadam narik-narik kaos Hasbi sampe Hasbi noleh ke arah Sadam. "Why Kak? Pengen apa?" Tanya Hasbi.

"Daddy, Sadik pengen makan," Katanya.

"Kan udah Kakak pesenin cake. Atau mau yang lain? Ada kentang goreng sama onion ring, mau?"

Hasbi senyum. "Danim masih sama kaya dulu, penyayang anak kecil. Beruntung banget you bisa dapetin dia, tapi masih aja you main-main,"

"Ini tiga, anak-anak lo semua Bi?" Aqshal berusaha mengalihkan pembahasan Hasbi, memilih buat merhatiin anak-anak yang dibawa Hasbi. "Bener kata orang, lo nikahin single parent anak tiga. Gue pikir cuma rumor doang,"

"Apa salahnya? I happy," Hasbi duduk disamping Sadik dan ngusak surai hitam Sadik sekilas. "Mereka kembar, ini Sadik dan di sampingnya Sadam. Yang di sana, Jonan. Dan anak-anak kenalin mereka temen Daddy, Om Acal sama Om Danim,"

Fly Trough The Clouds > Joonghwa < Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang