~Penyerangan serta Tekad Kuat~

148 19 0
                                    

2 hari semenjak Minerva berhasil merebut kekuasaan dari wilayah Spadia,Minerva kembali melakukan aktifitas seperti biasanya tanpa ada kendala sedikit pun.

Tetapi mungkin keberuntungan Minerva tidak bertahan lama,sebab pada malam hari di Minerva tiba-tiba ada sebuah penyerangan secara tak terduga oleh pihak Minerva.Urekan a.k.a pemimpin Minerva dengan cepat memperintahkan jendral untuk melakukan pertahanan.

"Cepat perintahkan yang lain untuk melakukan pertahanan serta perlawanan balik kepada musuh!!sepertinya mereka ingin merebut kembali wilayah spadia!!"

Jendral tersebut mengangguk pelan dan berlari keluar dari ruangan sambil memberitahukan kepada semua anggota bahwa ada penyerangan dari salah satu negara.

"Semuanya!!Cepat keluar dari ruangan!!!ada sebuah penyerangan dari negara Vermilion!!"

Sang jendral memperintahkan dengan suara tegas dan keras hingga seluruh anggota di dalam ruangan dapat mendengar suara sang jendral,semua anggota pun langsung dengan cepat bergerak sambil membawa persenjataan dan amunisi untuk mempertahankan wilayah mereka.

Sementara itu sang presiden mengawasi pergerakkan musuh dan memberitahu koordinasi serta arahan kepada jendral dan panglima perang menggunakan alat komunikasi tersembunyi yang dipasang tepat di telinga mereka,sehingga suara presiden dapat di dengar jelas oleh mereka berdua.

Peperangan pun terjadi di malam hari itu,peperangan terjadi karena Vermilion ingin merebut kembali wilayah spadia yang telah jatuh ke tangan Minerva.

"Ubi serang mereka dari arah kanan!!"

Sang jendral mengarahkan Ubi a.k.a Marvel kemana dia harus melawan lawan yang berdatangan.

Peperangan terjadi hingga sang mentari terbit,tetapi darah tetap keluar dari tubuh mereka semua baik dari pihak lawan ataupun pihak minerva sendiri.

Pada saat peperangan terjadi Ubi benar-benar bertekad untuk mempertahankan wilayah spadia yang merupakan tempat tinggal awalnya,begitu pula dengan Weko dia juga mempertahankan wilayah tersebut karena spadia juga merupakan tempat tinggal awalnya.

Peperangan yang tak dapat terhindarkan oleh kedua pihak tersebut,memperebutkan wilayah yang bernama spadia.

Darah demi darah mulai bercucuran dari sekujur tubuh mereka semua,Luka-luka pun mulai terlihat jelas di depan mata mereka.Bahkan salah satu pasukan Minerva kehilangan jari telunjuknya,anggota vermilion juga memiliki luka yang sangat dalam di kakinya bahkan hingga terlihat tulang betisnya.

Beberapa jam pun berlalu,peperangan masih berlanjut tetapi pihak Vermilion sudah melemah karena pasukan mereka yang terluka parah.dan akhirnya Vermilion pun menyerah dan itu berarti sebuah kemenangan bagi Minerva.

Para anggota Minerva bangga atas kemenangan mereka karena telah berhasil mengalahkan pihak Vermilion.

"Akhirnya....telah berakhir juga...."

Weko pun berbicara sambil mengambil nafas terengah-engah karena peperangan barusan seperti tidak memberikan peluang bagi mereka untuk mengambil nafas.

"Ya kau benar...akhirnya kita tetap dapat mempertahankan wilayah spadia..."

Ubi juga membalas perkataan Weko,keadaan anggota Minerva saat ini benar-benar kacau,karena ada anggota yang kehilangan jari telunjuk bahkan ada yang kehilangan kesadaran.Sang jendral lalu memperintahkan seluruh anggota untuk masuk ke dalam dan mengobati luka satu sama lain.dan beristirahat.

"Kalian semua masuk ke dalam,obati luka kalian serta luka rekan kalian....lalu beristirahat...karena akan ada pelatihan besok..."

Semua anggota mengangguk tegas,lalu mengotong anggota yang tidak sadarkan diri ataupun yang benar-benar lemah hingga tak bisa berjalan dengan baik.

Sang panglima perang dan jendral pun melihat satu sama lain lalu mulai berjalan menuju ke ruangan pemimpin mereka untuk memberitahukan kemenangan Minerva.

Mereka berdua pun memasuki ruangan lalu menunduk hormat kepada sang presiden yang tengah duduk di depan komputer.

"Presiden Urekan...kami telah berhasil mengalahkan lawan...dan Minerva tetap memegang teguh wilayah spadia..."

Sang panglima perang berkata dengan nada yang tegas serta serius,Sang pemimpin a.k.a Urekan pun beranjak dari tempat duduknya dan tersenyum tipis lalu mulai berbicara.

"Bagus...perkembangkan kemampuan mereka semua...terimakasih atas keahlian kalian dalam mempertahankan wilayah itu...kalian boleh istirahat."

Tepat pada saat Urekan mengucapkan hal itu panglima perang pun terjatuh pingsan dan untungnya di tangkap oleh sang jendral.Sang jendral pun berdiri lalu berbicara dengan suara yang lembut.

"Kami permisi dulu...."

Sang jendral lalu mengotong sang panglima perang ke ruangan khusus untuk beristirahat.

Sementara itu anggota yang lain juga sedang mengobati luka mereka yang cukup parah,mereka juga saling membantu sesama untuk mengobati luka-luka yang ada di tubuh mereka.

"Aghhssst....Genah...pelan-pelan!!"

Asep sedikit kesakitan karena Genah a.k.a Weko mengobati lukanya dengan kasar,sehingga membuat dirinya kesakitan.

"Dah..."

Genah pun selesai mengobati Asep,dan Asep tentu saja berterimakasih kepada Genah karena telah membantunya mengobati lukanya.

Genah tersenyum dan menoleh ke belakang,terlihat Marvel yang mengobati lukanya yang cukup parah di bagian lengan.

"Shht....huh..."

Marvel membalut lukanya dengan perban,dan Marvel sedikit terkejut karena ia memperban mulai dari lengannya hingga hampir menutupi jari-jemarinya.

"...gw ga nyangka kalo luka gw separah ini..."

Marvel pun menghela nafas berat,Genah lalu menghampiri Marvel.

"Napa vel?"

"Gw cuman kaget luka di lengan gw ternyata cukup parah juga ampe gw perban dari lengan sampe setengah jari gw..."

Genah hanya terkekeh pelan,lalu ia pun duduk di samping Marvel.

"Ya nama juga perang kalo semisal perang pasti lukanya juga kek gitu lah"

Marvel pun memutar bola matanya lalu berdiri dan berjalan meninggalkan Genah menuju ke ruangannya.Genah hanya melihat Marvel yang menjauh sambil menggelengkan kepalanya.

𝘿𝙤𝙣'𝙩 𝙩𝙧𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣𝙮𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang