~Peperangan?~

205 20 4
                                    

Di dunia ini terdapat yang namanya sebuah kekuasaan,kekuasaan ini dapat di artikan kita memiliki sebuah kesempatan dimana kita dapat mengendalikan atau mengklaim suatu wilayah tertentu.Tetapi tidak semudah itu untuk mendapatkan kekuasaan penuh terhadap suatu wilayah.

Pada zaman ini untuk mendapatkan suatu wilayah,Perang adalah jawaban untuk pemilihannya.Apakah wilayah tersebut akan berhasil jatuh ke tangan musuh atau tetap menjadi milik mereka.

Di suatu negara yang maju akan teknologi serta ke modernisasi,yaitu Minerva,negara Minerva di pimpin oleh seseorang bernama Urekan.Urekan merupakan seorang pemimpin yang sangat amat paham soal teknologi dan juga modernisasi,Ia bahkan dapat menciptakan sebuah alat-alat modern sebagai alat pertahanan negaranya.

Suatu hari,Urekan memanggil semua panglima,jendral dan pasukan untuk bertemu dengannya di suatu ruangan khusus.

Kemudian Semua jendral,panglima serta pasukan dari minerva pun datang ke suatu ruangan yang di maksud oleh Urekan,mereka pun di persilahkan untuk duduk.Urekan lalu mulai berbicara dengan nada tegas serta serius.

"Maaf telah menganggu pekerjaan kalian...tetapi pembicaraan kali ini sangat amat penting...kita akan melakukan sebuah perlawanan kepada Vermilion...agar kita dapat merebut suatu wilayah bernama...Spadia..."

Urekan berbicara dengan nada tegas dan serius,bahkan Urekan menatap semua orang yang berada di ruangan itu dengan tatapan tajam dan mengerikan.

"Jadi...kita akan melakukan perlawanan...hari ini juga!!...Siapkan semua peralatan perang!!dan siapkan mental kalian!!"

Urekan dengan tegas dan sedikit berteriak memperintah mereka semua untuk mempersiapkan semua peralatan perang,semua anggota di dalam ruangan tersebut lalu berdiri dan kemudian berlari menuju ke ruang persiapan perang.

Semua anggota telah mempersiapkan semua senjata serta amunisi khusus.Seorang anggota pasukan bersurai ungu juga mempersiapkan peralatan perang yang akan ia bawa,dia juga di temani oleh salah satu temannya juga.Berambut coklat dengan strip bewarna putih yang selalu ia kira sebagai uban.

Mereka berdua telah mempersiapkan peralatan perang yang di butuhkan serta beberapa suply untuk makanan dan amunisi.

"Apakah lu siap dengan perang kali ini?"

Pemuda bersurai ungu itu bertanya kepada temannya,Mata hijau zamrud itu menatap temannya yang sedang mengambil sebuah alat peledak,Mungkin itu digunakan pada saat perang nanti?.

"Tentu gw selalu siap"

Temannya menjawab dengan senyuman tipis di wajahnya,Tidak berselang lama nama mereka pun di panggil.Sebagai tanda bahwa mereka akan segera memulai perang memperebutkan wilayah yang di maksud oleh Urekan.

Mereka berdua pun berjalan menuju keluar dari bangunan dan mulai berjalan menuju ke negara vermilion yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan negara Minerva.

Setelah mereka sampai,Semua pasukan dan panglima Minerva dengan cepat menyerang panglima Vermilion.

Peperangan yang tak dapat di hindarkan,peperangan yang menimbulkan korban jiwa pun terjadi.Peperangan yang tidak di duga oleh vermilion.

Peperangan yang sangat sengit untuk mendapatkan kekuasaan dari suatu wilayah di Vermilion,Dan salah satu dari anggota Minerva menyadari sesuatu hal yang aneh.

"Dimana Weko?!"

Pemuda bersurai ungu bertanya kepada rekannya yang lain,Rekannya hanya menggelengkan kepala sebagai kode bahwa ia tidak tahu keberadaan Weko.Pemuda bersurai ungu itu pun langsung menendang salah satu panglima vermilion yang ia lawan.

"Gw bakalan cari Weko!!Kalian lanjutkan saja!!"

Pemuda bersurai ungu itu berteriak dengan nada yang serius hingga ada dua orang kawan pemuda bersurai ungu itu mendekati pemuda bersurai ungu tersebut.

"Gw bakalan bantu lu Ubi!!"

Seseorang jendral berambut coklat sambil memakai fox mask yang menutupi wajahnya,hanya terlihat bagian matanya dan itu pun tidak terlalu jelas.

"Gw juga bakalan bantu lu!!"

Seorang panglima perang berambut coklat dengan mata biru elektrik,menawarkan diri untuk membantu pemuda bersurai ungu untuk mencari kawannya.

"Ok...Kita berpencar!!lu cari di sebelah timur!!lu cari di sebelah Selatan!!Gw bakal cari di bagian barat!!"

Mereka lalu bergegas mencari kawan mereka yang tiba-tiba hilang pada saat peperangan.

Sang pemuda bersurai ungu mencari kawannya hingga ia masuk ke dalam suatu perpustakaan tua,yang sangat besar dan sepertinya sudah lama di tinggalkan.banyak debu dan kotoran tetapu itu malah menambah kesan kuno dari perpustakaan ini.

"Huh?...Weko!!"

Weko yang mendengar namanya disebut dengan spontan membalikkan tubuhnya,Weko pun melihat ke arah kawannya itu yang sepertinya khawatir terhadap dirinya.

"Lu kenapa ga bilang-bilang kalo mau pergi sih?!"

Sang pemuda bersurai ungu itu pun menegur Weko karena pergi secara mendadak dan menghilang dari area pertempuran secara tiba-tiba.

"Sorry Ubi...gw penasaran dengan perpustakaan kuno ini..."

Sang pemuda berambut coklat itu pun melihat ke atas,dimana terlihat rak-rak buku yang bernuansa kuno.

"Huh...Stop acting like a child weko..."

Dia pun menegur kawannya itu untuk berhenti berakting seperti anak-anak,Karena peperangan sedang berlangsung di luar sana.Weko hanya melihat ke arah Ubi dengan santai.

"Hehe...sorry ubi...tapi gw bener-bener kagum dengan perpustakaan yang kali ini..."

Weko pun tersenyum,sementara Ubi menggelengkan kepalanya karena lelah melihat perlakuan kawannya yang satu ini.

"Hah terserahmu sa-"

BRAK...

Pintu di dobrak oleh seseorang,terlihat dua orang yang mencari keberadaan mereka berdua,yang pertama dengan surai hitam dengan warna mata merah siam.seorang pemimpin dari vermilion.lalu yang kedua bersurai putih dengan campuran warna oranye kekuningan di ujung setiap surainya.dengan cepat Ubi pun menarik lengan Weko dan mencari tempat untuk bersembunyi.Ubi pun mendekap mulut Weko agar tidak mengeluarkan suara terlebih dahulu.

"Shhht..."

Weko pun paham dan ia pun benar-benar diam tidak berbicara ataupun mengeluarkan keluhan sama sekali.hingga beberapa menit kemudian,terdengar langkah kaki kedua orang itu mulai berjalan menuju keluar dari perpustakaan kuno itu karena merasa wilayah ini sudah aman,mereka pun keluar dari tempat persembunyian mereka lalu menghela nafas lega.

"Udh gw bilang...lu jangan ilang tiba-tiba..."

Ubi berkata lagi dengan nada yang lebih serius dan menekan perkataannya.Weko hanya menggaruk lehernya yang tidak gatal lalu Ubi pun memutar bola matanya secara malas.

Ubi kemudian berjalan meninggalkan Weko sendirian di perpustakaan karena Ubi khawatir dengan keadaan kawan-kawannya yang lain.

Kini hanya tersisa Weko di dalam ruangan tersebut,Weko pun tersenyum miring dan mata coklatnya pun bercahaya untuk beberapa detik,Lalu Weko pun berjalan perlahan keluar dari perpustakaan kuno itu.

𝘿𝙤𝙣'𝙩 𝙩𝙧𝙪𝙨𝙩 𝙖𝙣𝙮𝙤𝙣𝙚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang