07 . Ice Cream

42 4 6
                                    

 "Di semesta ini, kamu‐aku adalah matahari dan bulan, Yeonjun."

-o-

Satu minggu sudah terlewati semenjak berita hubungan itu sempat membuat heboh sekolah menengah tersebut. Dan apa yang menjadi ketakutan Hwang Yeji tidak pernah sama sekali terjadi. Semua berjalan normal. Tidak banyak perbedaan; selain rasa bahagia yang selalu mendominasi. Bahkan, circle pertemanannya pun kian melebar. Jika dulu mereka terkenal sebagai dua serangkai, maka kini warga sekolah mengenal mereka sebagai empat serangkai. Yup! Yeji, Ryujin, Yeonjun, dan Beomgyu.

Ye Won dan dua temannya hanya beberapa kali ikut nimbrung. Tidak lama, mungkin sekitar beberapa menit sekedar untuk mengganggu Yeonjun dan berlalu. Sedangkan Jeong-in, ia lebih memilih berkumpul dengan lainnya daripada membuntuti sang sahabat yang selalu menempel pada Yeonjun.

Sabtu ini sekolah diliburkan karena suatu hal. Sudah hampir pukul sebelas dan Yeji tengah bersiap di depan cermin. Dia akan bertemu Ryujin di perpustakaan kota untuk menyelesaikan beberapa tugas. Setelah dirasa cukup, Yeji segera menggapai tas yang sudah ready di atas meja belajar dan keluar kamar.

"Bibi Su-ji, Yeji berangkat dulu, ya," pamit Yeji pada presensi perempuan yang sedang mengeluarkan pakaian setengah basah tersebut dari mesin cuci.

"Tidak makan siang dulu?" tanyanya seraya bangkit dari posisi berjongkok.

"Tidak, Bi. Ryujin dan Yeji akan makan di luar."

Su-ji, adik dari ayah Yeji pun tersenyum. "Baiklah. Hati-hati dan jaga diri baik-baik, ya. Jangan pulang terlalu malam," pesannya penuh perhatian.

"Iya, Bi. Bibi juga hati-hati. Yeji berangkat. See you," ujar Yeji. Dia menyempatkan diri memeluk bibinya dan mendapatkan usapan lembut di ujung kepala.

"See you," balas Su-ji.

•••

Setelah menikmati perjalanan sampai pemberhentian terakhir bus yang dinaiki, Yeji duduk manis di salah satu bangku taman di sekitar terminal bus tersebut sesuai janji. Dengan mengutak-atik ponselnya, Yeji menunggu kedatangan Ryujin dengan sabar.

"Yeji?"

Yeji mendongak dan manusia yang ditunggu sudah berjalan mendekatinya. Tangan Yeji melambai dengan antusias dan tersenyum lebar sampai barisan giginya terlihat.

"Apa kamu sudah lama menunggu?" tanya Ryujin begitu sampai di depan Yeji.

Yeji menggeleng, "Tidak."

"Hah~ Syukurlah," ujar Ryujin melepas kelegaan. "Ayo, ikut aku!"

"Sebentar," jeda Yeji. Lalu, tangannya bergerak memindahkan tas dari bangku menuju punggungnya.

"Eh? Kita mau kemana?" tanya Yeji bingung mendapati langkah mereka tidak tertuju pada arah perpustakaan yang ada di seberang sana.

"Ikut saja," jawab Ryujin selagi mengeratkan genggaman pada tangan Yeji. Gadis Hwang pun bergeming, lebih terbilang pasrah atas keputusan sang bestie.

Sampai di luar area terminal, mata Yeji dibuat tidak percaya ketika mendapati kereta bermesin itu sudah terparkir di tepi jalan.

"R-ryujin?" panggilnya ingin meminta penjelasan begitu Yeji yakin bahwa kesana-lah gadis Shin ini akan menyeretnya.

"Shhh! Ikut saja." Lagi, hanya dua kata itu yang menjadi perwakilan Ryujin. Jarak mereka pun kian memendek.

Yeji memandang bingung dan takut pada persona yang terus menyuguhkan senyum terbaiknya itu. "T-tapi—"

Èvasion • Yeji&YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang