"Di semesta ini, kamu‐aku adalah matahari dan bulan, Yeonjun."
-o-
Bel pulang sudah berdering. Mereka yang tidak memiliki kegiatan tambahan di sekolah segera mungkin mengemasi perlengkapan dan menggerakkan tungkai-tungkai itu menuju gerbang utama. Yeji dan Ryujin juga menjadi salah satu dari mereka.
Entah apa yang mereka bicarakan, tetapi keduanya nampak bahagia. Itu terlihat dari bagaimana dua gadis yang hampir sampai di gerbang tersebut tertawa dan melempar pukulan kecil pada bahu satu sama lain. Seakan-akan dunia hanya milik berdua, mereka tidak memedulikan seramai apa keadaan di sana sekarang.
"Ryujin?!"
Sepasang sahabat itu menghentikan candaan dan kaki mereka sebelum melangkah jauh meninggalkan gerbang sekolah. Menoleh ke belakang, terlihat dari sela-sela siswa-siswi yang berlalu-lalang perawakan yang sangat familiar di mata Ryujin. Berdiri di depan sebuah mobil, persona berseragam lain sekolah itu melambai bersama senyum lebarnya.
Senyum sumringah Ryujin hadir guna membalas pemuda itu. Dia juga melambai. Setelah itu, tanpa pemberitahuan apa-apa pada Yeji, Ryujin menyeret gadis itu untuk berlari kecil menghampiri pemuda yang belum menyimpan senyum manis tersebut.
"Hai?" sapa Ryujin dengan antusias.
"Hai, juga."
Deep voice pemuda itu langsung membuat Yeji merapatkan bibir. Ia tercengang karena di balik wajah yang nampak cute ternyata tersimpan suara bapak-bapak yang pasti membuat hati para gadis terpesona. Jangankan gadis-gadis, pemuda yang lain pun pasti iri dengan kelebihan manusia yang belum pernah Yeji lihat ini.
"Kenapa tidak memberitahuku kalau datang hari ini?" tanya Ryujin yang semakin membuat senyum itu secerah matahari.
"Hehe. Aku hanya ingin membuat kejutan," jawabnya dengan aksi mengusap tengkuk.
Ryujin ber-O-ria. "Ohya! Kenalkan ..., ini sahabatku. Hwang Yeji." ujar Ryujin begitu ingat akan eksistensi Yeji di antara mereka. "Yeji, ini Felix," lanjutnya.
"Hai, namaku Felix." Felix mengulurkan tangan.
Yeji membalas uluran itu. "Hai, panggil saja aku Yeji."
"Nah, Yeji, ini adalah buktiku." Ryujin berkata bersama gerakan tangan yang meraih lengan kanan Felix dan memeluknya. "Jadi, tolong berhentilah mengataiku ada apa-apa dengan anak beruang itu!" lanjutnya dengan bibir bebek yang akan eksis saat si pemilik merajuk manja; seperti saat ini.
Yeji mengalami zone out sesaat dan berakhir dengan anggukan paham. "Tentu. Aku akan berhenti," ujar Yeji dengan senyum yang menampakkan barisan giginya.
"Good!" seru Ryujin. Jempolnya meluncur ke udara dan tawa kecil keduanya mengisi pendengaran sosok Lee Felix yang belum mengerti topik apa yang sedang mereka bicarakan.
"Sebenarnya ada apa?" tanya Felix.
"A~ Jadi begini ...." Ryujin menjelaskan asal muasal kenapa dia menyuruh Felix datang ke sekolahnya. Selain untuk memperkenalkannya pada gadis Hwang, Ryujin juga berencana akan pulang bersama karena dia menginginkan itu. Sejak mereka berkencan, pada kenyataannya, Ryujin tidak pernah melakukannya. Untuk hang out bersama pun jarang. Jadi, sekali-kali bolehlah dia menyuruh Felix menjalankan perannya sebagai boyfriend.
"Oh~ Aku paham," final Felix seraya mengangguk.
"Aku minta maaf. Aku tidak tahu kalau Ryujin sudah punya pacar," ungkap Yeji.
"Iya. Tidak masalah. Hehehe," kata Felix.
"Terima kasih."
"Yeji, kamu mau pulang dengan kami?" tawar Ryujin.
![](https://img.wattpad.com/cover/337615608-288-k396680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Èvasion • Yeji&Yeonjun
Hayran Kurgu"Di semesta ini, kamu-aku adalah matahari dan bulan, Yeonjun." 𝐄̀𝐕𝐀𝐒𝐈𝐎𝐍 noun /ɪˈveɪʒ(ə)n/ (tindakan menghindari sesuatu) Yeji merasa menjadi manusia paling beruntung saat Yeonjun-teman seangkatannya sekaligus kapten basket sekolah-mau membala...