"Rik, kita mau kemana sih?" Woni berusaha melepaskan pegangan Riki pada pergelangan tangannya.
Sumpah, Woni sedikit trauma mengikuti Riki. gimana kalau sepupu berotak meganthropus electus yang belum berevolusi menjadi homo sapiens ini membawanya ke basecamp sialannya yang berisi cowok sange itu karena diancam mereka. "Kalau lo mau bawa gue ketemu teman lo yang kelakuannya kayak Abu Jahal itu, mending gue patahin leher lo dari sekarang."
"Lo pulang sama gue. Titik. Kalau udah pakai titik artinya nggak ada penolakan!"
"Idih, ganteng lo kayak cowok wattpad ngomong kata-kata kayak gitu? Lepasin ah, Rik!" Riki akhirnya melepas peganggannya pada Woni.
"Hari ini aja lo ikut gue, gue janji bakal kabulkan semua yang lo mau."
Woni menatap Riki curiga, "Gue makin curiga lo udah jual gue di michat."
"Gue serius, Woni. Kali ini gue minta tolong sama lo, perlu gue sujud?"
Melihat ekspresi serius Riki, Woni jadi mempertimbangkan. "Tapi, gue ada janji sama Shion, ya kali demi lo gue sampai membuang kesempatan jalan bareng cowok manis dan gemesin kayak Shion?"
"Shion? Theodore Shion maksud lo?" Riki menaikkan sebelah alisnya.
"Apaan muka lo kayak gitu? Nggak percaya gue mau jalan sama Shion? Rik, meskipun sepupu kita beda kasta ya, ibaratnya lo itu bebek yang tongkrongannya selokan dan gue burung cendrawasih yang cantik, langka, dan dilindungi, wajar kalau Shion tertarik sama gue.."
Riki kemudian tertawa ngakak. Woni hanya bisa menatapnya prihatin, karena sepupunya ini sangat mirip ODGJ.
"Woni, sepupu gue yang cantik setara Nyai Roro Kidul, Shion itu milik cowok. Dia gay, sayang. Jadi, lo nggak usah sok jadi si paling attractive."
Woni hampir menjatuhkan rahangnya. Nggak, Woni nggak bisa menerima cowok segemes Shion malah suka adu pedang. "Rik, gue tau hati lo busuk dari kecil, tapi lo jahat banget sampai memfitnah Shion."
Riki makin tertawa, "Fitnah? Itu rahasia umum, sayang. Lo yang anak baru tau apa."
Woni benar-benar lemas sekaligus malu karena sempat menggoda Shion. Sialan. "Ya udah deh, Rik. Gue ikut lo aja, belum siap gue ketemu Shion kalau gini ceritanya. Tapi, pas gue flirting dia ngeblush, Rik. Lo yakin dia gay?"
"Terima kenyataan, Woni. Paling dia nahan diri untuk nggak ngetawain lo."
"Babi, lo Riki. Apa lo harus memperjelas rasa malu gue.." Riki tidak menjawab Woni, hanya tertawa geli mengoloknya.
Riki benar-benar membawa Woni ke parkiran, bukan basecamp terkutuk itu. Namun, meskipun demikian bukan berarti Woni aman karena dihadapannya ada Saka Pramudya yang tersenyum manis banget sampai Woni meleyot mengucap MasyaAllah dalam hati.
Saka duduk di atas moge hitam klasiknya yang tak kalah ganteng dengan wajahnya. "Mau ngantar Woni pulang, boleh?"
Woni masih hanyut dalam dunianya yang sibuk memikirkan bagaimana menahan diri agar tidak mendadak menyandar di dada Saka—astaga, hingga ia tidak mendengar perkataan Saka padanya.
"Maaf bang, sepupu saya memang agak budeg." Riki yang ketar-ketir, bagaimana jika Saka mendadak ilfeel setelah melihat Woni yang ngang ngong ngang ngong, terlihat jelas LCDnya sudah kena. "Bentar ya, bang, saya mau ngomong dulu sama dia." Riki langsung menarik Woni menjauh.
"Woni, lo harus bisa memikat Saka, ini kesempatan lo, Woni. Please, rayu dia biar gue bisa masuk geng GGS. Jangan tunjukkan, kalau lo hanya seorang kpopers freak yang agak ngang ngong ngang ngong." Riki bersungguh-sungguh memohon pada Woni.
"Ceritanya lo memanfaatkan gue dan ngejual gue ke Saka?"
Riki menghela nafas berat, "Anggap aja ini amal soleh lo membantu keluarga, Woni."
"Masih banyak amal soleh yang lain. giliran gini aja lo anggap gue keluarga, Rik."
"Topi New York Yankees gue yang item mulai sekarang punya lo."
"Oke, gue terima. Tapi itu nggak seberapa, Rik."
"Gue beliin lo tiket konser Enhypen, kata lo mereka mau tour konser di Indo."
"Penawaran yang cukup bagus. Awas ya kalau lo nggak beliin gue."
"Jadi, deal?"
"Lo pikir semudah itu, ini gue lo suruh di bawa orang asing. Lo nggak mampu ngejaga gue kalau ada apa-apa. Mana gue denger dia ketua geng preman yang suka pakai kekerasan lagi, sama teman lo yang waktu itu aja ngelecehin gue, lo malah menciut kayak kerupuk kena air."
"Gue janji lo boleh habisin minuman gue pas kita makan sama-sama selamanya."
Woni tersenyum lebar. "Deal."
Woni kalau makan sama siapapun, pasti minumannya selalu habis duluan dan udah kebiasaan, meskipun porsi minumnya banyak dia tetap pesan satu gelas dan meminta minuman orang lain.
"Bila perlu gue buat Saka jatuh cinta sama gue sekalian, soalnya dia ganteng. Lo tenang aja Rik, dengan semua penawaran lo yang menarik, gue bisa diandalkan. Walaupun lo sama sekali nggak berguna dan hanya akan merusak citra GGS dari segi visual dan kualitas, besok lo akan resmi jadi bagian dari GGS."
"Bener ya, Woni. Awas lo bikin Saka ilfeel."
"Jangan raguin gue, Rik. Gak ada cowok yang selamat dari tipu daya perempuan, selagi dia normal. Apalagi ceweknya, Woni Ajeng Diratama."
"Siap! Gue tau lo sekeren itu, Woni."
"Say it louder, motherfucker! Kalau gue berhasil lo juga harus jadi budak gue ya, Rik."
"Iya, cepetan sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Blood
Mystery / ThrillerWoni sepupu Riki adalah anak pindahan yang masuk di kelas XI IPA 1, kelas yang diisi para pengendali sekolah yang membentuk paguyuban bernama geng GGS (Ganteng Ganteng Sekali), awalnya Woni dengan hobi flirtynya hanya ingin bermain-main saja. namun...