13.

19 2 0
                                    

Setelah melewati rangkaian kejadian dramatis yang menimpanya, akhirnya Woni bisa bersekolah kembali. Terhitung dua minggu Woni menjalani perawatan intensif untuk terapi mentalnya akibat kejadian tersebut.

"Gue cabut ke kelas dulu, kalau ada yang gangguin lo gue one call away, okay?"

Riki mengantar Woni hingga ke depan kelasnya, yang dianggap Woni sebagai tindakan lebay.

"Gileee, gaya bener lo bocah, padahal lo selalu kalah dalam adu jotos." Olok Woni menyebalkan.

"Tapi seengaknya gue gak pasien psikiater gara-gara kenak mental ya botol yakult!" Balas Riki mustahil mau kalah.

"Ga usah bawa-bawa trauma dong! Dasar SDM rendah ga ngerti tentang mental health!" Hujat Woni sambil mengeluarkan smirk evil.

"Kata seseorang yang selalu ngebabuin gue." Ujar Riki mencibir Woni seolah ia seonggok kuman.

"Stop debat! Harusnya kita rayain kembalinya Woni ke sekolah ga sih?" Shion dengan sifat mataharinya tentu saja selalu dalam mode hangat dan ceria menghampiri kedua sepupu yang memiliki hobi membuat onar itu.

"Ide bagus! Kita lempar Woni pakai telur terus tambahin tepung yukkkk.." Riki mengeluarkan ide briliannya seolah sebuah lampu pijar imajinatif menyala di otaknya yang sudah dipenuhi sarang laba-laba.

"Bego! Lo pikir gue nastar?!" Woni mencubit daging di sekitaran rusuk Riki membuatnya mengaduh heboh.

"Gimana kalo sepulang sekolah kita karaoke?" Usul Shion

"Boleh deh, kangen juga gue mengeluarkan suara emas buat nyanyi lagu Separuh Nafas. Tapi siapa yang bayarin?" Riki menatap curiga.

"Pakai nanya lagi, lo lah!" Sambar Woni cepat.

"Sialan! Gue ga jadi ikut lah." Riki langsung ngeluyur pergi karena bel masuk berbunyi.

Pelajaran pertama di kelasnya adalah Matematika yang diajar oleh guru killer bernama Pak Agus, aura gelapnya saja saat memasuki kelas sudah membuat Riki ingin ngompol, konon menurut rumor beliau adalah pemimpin geng legendaris yang paling ditakuti semua sekolah pada masanya selain itu masalah terbesar Riki, ia hanya paham rumus menghitung persegi kalau soal matematika.

Woni memasuki kelas bersama Shion sambil berbasa-basi pada para teman sekelas yang menanyakan keadaannya.

Jantung Woni berpacu cepat kembali saat langkahnya makin mendekati loker.

Shion peka akan hal itu, maka ia menggenggam tangan Woni berusaha menyalurkan kekuatan pada sahabatnya itu.

Woni membuka loker dan waktu seolah berjalan lambat.

Surat dengan amplop khas merah jambu telah tergeletak di sana.

Woni mengepalkan tangan penuh dendam.

Ia mengedarkan pandang ke sekeliling mencari eksistensi Saka, tapi tidak menemukan dimanapun.

"DI MANA SAKA?!" suara keras Woni menarik atensi seisi kelas.

"Saka lagi umroh dari seminggu yang lalu." Jawab salah satu anak.

"UMROH?!" Woni hampir memaksa Shion mengantarnya ke pusat THT memastikan telinganya tidak mengalami penyakit tuli akut.

Saka umroh sama sekali tidak pernah terlintas dibenaknya.

Kalau Saka tidak ada di sekolah, lalu siapa pengirim surat kaleng sialan itu?

Mata Woni mengincar anggota GGS yang tersisa. Joe dan Jay, dua J itu terlihat datar-datar saja.

Woni membuka surat membagongkan itu. Isinya kalimat :

Find me.

"Setan! Siapa yang ngirimin gue surat ini? Ngaku lo bangsat?!"

Seisi kelas yang tidak tau menahu akan masalah Woni dibuat heran kenapa Woni baru masuk sekolah sudah marah-marah.

Yang mereka tau kasus yang terjadi tidak saling berhubungan. Juan dirampok, Hira ketabrak mobil biasa saat abis nge-date sama Woni. Sesederhana itu. Rumor tentang Woni masuk RS dan ditangani psikiater mereka pikir hanya sebatas trauma melihat Hira ditabrak di depan matanya.

"Won, sabar, won!" Shion mencoba menenangkan Woni.

Jay selaku ketua kelas  darurat pengganti Juan merasa bertanggung jawab mengatasi Woni yang akan ngereog.

"Lo ada masalah apa?" Tegur Jay dingin.

Woni tersenyum meremehkan, "Ga usah pura-pura bodoh! Surat ini ulah lo sama Joe kan, anjing?" Woni merobek surat itu dan melemparnya ke wajah Jay.

Tindakan Woni membuat seisi kelas syok dan saling berbisik hingga kelas ribut bak suara nyamuk berdengung.

Mereka pikir Woni cari mati berani menentang Jay secara langsung selaku Tuan Muda sekolah.

"Lah, kok jadi gue?" Joe yang merasa namanya di mention menatap heran.

"Kayaknya mental lo benar-benar bermasalah ya. gue telpon pihak RS deh daripada lo bikin masalah di sini."

Jay mengambil hp dari sakunya dan berniat menelpon pihak RS.

Woni merampas hp Jay.

"WONI!" Tegur Jay emosi.

"Gue bisa buktiin pelakunya lo atau Joe. Lo ga tau kan kalau gue pasang kamera tersembunyi di mata boneka yang gue simpan dalam loker?" Woni tersenyum lebar meremehkan Jay yang ekspresi wajahnya tidak bisa dibaca.

"Shion, infokus sudah siap kan?"

Shion mengangguk.

Woni maju ke depan kelas dan menayangkan rekaman tersembunyi itu pada layar infokus yang bisa disaksikan seisi kelas.

Dari video itu bisa dilihat pada menit tertentu, Joe mendekati loker Woni dan meletakkan suratnya di sana.

Seisi kelas menatap Joe tidak percaya. Apakah Joe semacam orang mesum atau stalker Woni?

Yang pasti semua orang tidak bisa melihat Joe sebagai sosok humble dan baik hati lagi setelah sisi gelapnya terungkap.

"Wait, wait, guys, isi surat itu cuma tulisan find me doang. It's not that serious, gue tau Woni lagi punya masalah surat kaleng atau whatever, my bad malah jadiin hal itu becandaan, but intensi gue kali ini karena kalah main truth or dare sama Jay. Gue ga tau kenapa Woni bisa semarah ini, emang apa yang sebenarnya terjadi Won?"

Branding Joe memang yang paling terbaik di GGS, selain humble dan titel jenius pentolan olimpiade sekolah membuat semua orang terpengaruh juga pada penjelasannya.

Sialan, Joe malah menjebak Woni dalam posisi serba salah.

Tidak mungkin ia menjelaskan teror yang ia alami, apalagi semua itu kebanyakan mengarah pada hal seksual dan sebagaimana sifat manusia, apakah mereka akan merasa empati pada Woni atau justru penasaran dengan video atau foto Woni yang dijadikan bahan mengancamnya jika Woni bercerita?

Pelecehan seksual adalah kejahatan yang mengerikan dan membuat korban memakan buah simalakama.

"Gue ga bisa jelasin detailnya di sini. But,  i catch you. Dari mana lo tau gue dapat teror surat-surat?"

"Of course, kan kita teman sebangku. Mau gak mau gue lihat gerak-gerik lo atau sepatah dua patah lo ngomong sama Shion soal surat kaleng or whatever." Jelas Joe santai.

Gagal memojokkan Joe, Woni tidak peduli lagi dengan opini teman sekelasnya yang lain.

Ia segera mendekati Joe dan mengambil tasnya dengan kasar lalu mengeluarkan isi tas Joe.

Sebuah benda menarik perhatian Woni dan membuat jantungnya berpacu cepat kembali.

Setangkai mawar yang persis seperti foto mawar di TKP Hira yang Shion tunjukkan waktu di rumah sakit.

"Lo?" Woni menatap Joe dengan tatapan nanar. "Lo yang nabrak Hira? Am i found you?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang