Di malam hari di rumahnya Zen terlihat Zen,Lenzi dan Cakra sedang makan malam di meja makan Cakra sangat menikmati masakan yang di buat omanya, Lenzi menatap anaknya yang di mana tatapan itu yang mengartikan jelaskan ini semua dan di lihat oleh Zen, Zen mengeleh nafasnya lalu dia menjelaskan dari awal samapai akir.
"Zen"-Lenzi
"Fuh~ jadi gini ma, Zen bukanya nyulik akra tapi Zen pungut t-tadi Zen sama temen² ke taman hiburan, t-tapi waktu itu Zen lupa punya janji sama mama terus temen² Zen mencar katanya ada urusan di sana sini jadinya Zen sendirian, terus Zen jalan² dan tampa sengaja denger tangisan akra, Zen kira yang nangis itu anak yang gk di beliin mainan sama ortunya tapi baru Zen samperin nyatanya akra yang nangis sendirian di sana, karena kasian Zen bawa aja ke rumah"-Penjelasan Zen panjang kali lebar keli tinggi dan di percayai oleh Lenzi.
"Oh begitu, tapi kenapa kamu gk lapor poisi aja?"-Lenzi kembali bertanya
"Zen kawatir entar klo dia gabut gimanah? Nanti mala tambah nangis ni bocah ma, dan dia juga maksa mau sama Zen"-Zen
"Kenapa kamu kawatir sama anak orang?"-Lenzi tersenyum melihat anaknya yang kebingungan sedang memikirkan jawaban
"(Benar juga kenapa gw kawatir?)"-batin Zen lalu dia melihat Cakra yang terlihat mengantuk
"Momy akra atuk, akra mu bobo bayeng momy ya?"-Cakra
"E-eh iya entar lu turu ama gw tpi gk boleh ngompol"-Tegur Zen
"Hu'm"-Cakra
"Hm? Sepertinya kamu sudah mulai dewasa ya Zen"-Lenzi tersenyum
"M-maksud mama a-apa?"-Zen
Lenzi berdiri membawa piring berserta alat makan nya yabg kotor ke wastafel sambil dia berkata
"Yaaa anak orang aja udah kamu anggep anak sendiri Zen, Zen"-Selesai mengatakan itu Lenzi pergi ke dapur untuk mencuci piringnya dan piring² yang lain sedangkan Zen dia masih bingung dengan apa yang di katakan oleh mamanya, karena pusing memikirkan apa yang mamanya maksud dia langsung menggendong Cakra membawanya ke kamarnya dan dia menidurkan Cakra yang sudah mengantuk, Zen yang merasa gemas ke Cakra yang tertidur pun reflek mencium keningnya Cakra dan mengatakan
"good night boy"-Zen
Lalu dia ikut berbaring di samping Cakra dan ikut tertidur.Di sisi lain
Di Rumah keluarga Alexander terlihat anak sulung dari keluarga tersebut terlihat sangat lah cemas akan kehilangan anak tersayangnya, dia berharap di luar sana anaknya baik baik saja
setelah beberapa lama dia berfikir dimana keberadaan anaknya, dia di kejutkan oleh adik angkatnya/tangan kanannya yang membawakan kabar yang cukup membuatnya tenang."Dit... Gw dapet informasi terkait kehilangan anak lu tadi gw sama Agus mencari jejak anak lu di cctv taman hiburan itu dan kita menemukan dia bersama orang lain dia-"-omongan Leo terpotong oleh Radit yang kaget mendengar 'bersama orang lain' itu.
"Ha!? Maksud lu Leo!? Cakra di culik!?"-Radit
"Dengerin saya dulu Raditya Alexander!"-Tegur Leo yang berhasil membuat Radit terdiam
"Jadi... Orang yang membawa Cakra bukanlah orang jahat gw ama Agus tadi melacak data data orang itu, ini berkas nya lu bisa baca sendiri"-Leo memberikan berkas yang berisi data data orang itu
"Kalo butuh apa apa hubungi gw, gw siap bantuin lu"-Leo pergi meninggalkan Radit sendiri di kamarnya, Radit melihat berkas yang di berikan Leo dan memutuskan untuk mengecek isinya.
"Zen Aleza? Anak tunggal dari keluarga Aleza dia bersekolah di SMA Independent School? Berati dia satu sekolah dengan Kia, umurnya 19th mempunyai seorang ibu dan ayahnya sudah tiada? Hm keluarga Aleza ya"-gumam Radit membaca setengah data yang ada di berkas itu, dia berfikir untuk bertanya ke Nanda sekaligus guru dari sekolah itu, kalau dia bertanya ke Kia takutnya dia tidak tau siapa orang itu karena beda kelas. Setelah selesai membaca setengah data Zen, Radit pun menaruh berkas itu di lemarinya dan mengambil hpnya di atas meja mencari kontak Nanda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mommy Zen
Teen FictionZen, Zen Alenza Seorang siswa SMA kelas 3 yang bersekolah di SMA Independent School umurnya kini 19th, dia mempunyai 2 orang sahabat 1 cowk 1 nya cewk, yaa ke dua sahabat nya itu tau sekali kepribadian nya yang sangat amat jahil/kekanak kanakan. Sam...