Bab 2

16 4 0
                                    

flashback 

Saat awal bertemu,ketika aku masih terbaring diatas tempat tidur yang cukup kumuh. Lukaku sedang diurus oleh wanita tua yang rambutnya disanggul dibawah. Aku tau nama pria yang membawaku kesini adalah Windara darinya.

Sambil diobati, laki laki yang duduk di samping ranjangku mencoba mengobrol denganku. Namun hanya ku acuhkan walaupun mungkin ada hal penting yang ditanyakannya

 Setelah lukaku diobati, wanita itu menyulangku makan. Aku tak tahu apa yang diberinya pada makananku, tapi jujur rasanya enak.

"namaku Ariana. jika butuh,panggil saja aku." katanya lembut sambil menyulangiku makan.

Aku hanya memandanginya, bukan bermaksud untuk mengabaikannya. Tapi kurasa dia pun paham.

"hei, umurmu berapa?"

"darimana asalmu?"

"kamu korban perang juga?"

"kau cukup manis"

"sepertinya kita sebaya"

"apa kau punya keluarga?"

"namaku Alfian,panggil Fian saja"

"umurku 13 tahun"

"hei apa kau mendengarkan ku?"

Tak satupun ada yang kujawab. Namun herannya, aku tidak merasa kesal setelah diberi pertanyaan beruntun seperti itu.

"sudahlah fian, kau cerewet sekali!" tegur wanita itu.

"aku hanya ingin mengenalnya kok" cemberutnya.

"nak, jika masih mau tambah atau butuh istirahat,beritahu aku ya" senyum ariana ramah.

Akhirnya aku mengangguk.

"a-..aku-- ... teri-ma kasih" itu kalimat pertamaku selama 3 hari terbaring makan tidur.

"akhirnya kamu bicara juga! tapi kenapa terbata bata?" fian yang polos.

"iya,sama sama. kuharap kau cepat sembuh" balas ariana


Seminggu berlalu semenjak aku tiba disini.

Aku mulai bisa berbicara tanpa gagap, dan lukaku pulih sepenuhnya. namun aku belum pernah tersenyum selama disini.

"coba katakan 'Fian ganteng' !" Fian yang iseng mulai bertingkah.

"apa kau bodoh?" balasku

"hahahaha bercanda tahu!" geli Fian.

Aku hanya terduduk diatas ranjangku dan ia bersandar di dinding. Lalu ada pria yang mengetuk dan masuk kekamarku.

"hai. lama tak jumpa, Windara." katanya sambil menjabat tanganku.

"masih mengingatku?"

Aku mengangguk,merasa terharu dan menunduk.

"kupikir kau belum memberitahu namamu" kata windara

"Nayanika, Nayanika Ichika"

"oh begitu.senang bisa mengenalmu. Aku membawamu kesini supaya kau bisa menjaga dirimu. Apa kau mau mambalas mereka?" tanya windara serius.

Aku mengangguk cepat dengan wajah yang serius.

"kalau begitu, maukah kau ikut dengan pelatihan ini?"

"ya,saya mau." aku langsung berdiri dan menghadapnya.

"tapi kau harus merasakan sakit di fisikmu setiap hari,keberatan?"

"tidak!" jawabku tegas.

"kau serius? aku juga mengikuti pelatihan ini,dan lihat apa yag terjadi padaku" kata fian sambil mengangkat bajunya. dan terlihatlah banyak luka memar dan luka lainnya dibalik pakaianya.

"aku tidak peduli,aku akan membalas mereka semua"

"baik begitu, kau datanglah ke ruangan 20 bersama fian pukul 2, kau akan berlatih sementara denganku sebagai pemula." kata windara.

"saya mengerti! terimakasih banyak!"

"hei,apa kau tidak mau bertanya mengapa aku tidak latihan selama bersamamu?" -Fian

"tidak terimakasih"

"kau tega sekali! tapi akan tetap kuberitahu" Fian menunjukan senyum miring khasnya

"jadi begini,saat pertama kau dibawa kesini, kondisimu cukup parah dan membuat heboh kalangan teman2, dan ariana memanggilku untuk menemaninya merawatmu"

Aku hanya mendengarkan tanpa memerhatikan wajahnya

"dan kau cukup lama tersadar, seingatku 2 setengah hari baru kau membuka matamu"

"begitu."

"dan aku hanya menemanimu hingga hari ini,makanya aku bebas makan kapan saja"

"kupikir 30 menit lagi kita sudah bisa bersiap siap"

"bersiap untuk apa?"Fian yang menolak untuk berfikir

"tentu saja makan dan ganti baju bodoh" balasku

"jadi perempuan itu harus sopan dan kalem tahu" Fian terlihat agak murung yang membuatku sedikit tersadar.

Tapi bukankah wajar jika aku sarkas? toh dia yang bodoh.

Tiba saatnya aku latihan permulaan,dan rasanya sangat nikmat. Setelah latihan ternyata tulang rusukku retak. Aku saja baru tahu karena terus dipaksa bergerak dan melawan. Ini resiko ku sih.


.

.

.

.

Cuma 549 kata loh! perasaan udah banyak banget yang aku ketik:')
*merasa pegal

Eh btw ini yang formal itu cuma bahasa di cerita aku doang loh yah, klean kalo mo komen santai aja, pake bahasa sehari2 aja kalo mo ngomong sama saiyah mwahahha🐧👍


maap kalo cringe:'v

-tiraa

The Light Of Our WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang