Kami pulang ke markas tanpa gangguan. dan kami sampai pada tengah malam. Ralat, subuh.
Sungguh melelahkan, misi tak tuntas, dan anggota terluka parah. Kapten Dian cukup murka karena hal ini. Tapi dia memaklumkan karena ini adalah misi final.
Aku masuk ke kamarku.
Aku akan mandi karena sudah lama aku tak merasakan bathtup kuno yang cukup mewah. Fasilitas digedung markas ini terbilang lengkap dengan kualitasnya yang-'wah'.
Darimana dapat? oh jangan tanya, atasan kami orang kaya. Mereka melakukan tugas yang diluar akal untuk mendapat uang.
Jadi bisa dibilang kami adalah peliharaan mereka yang harus melakukan apa yang harus kami lakukan, tapi mereka membayar kami. Mirip dengan Alpenia, tapi berbeda dengan atasan kami, mereka manusia. Sedangkan Alpenia adalah iblis.
Aku melepas pakaianku. Melihat tubuhku yang penuh luka memar dan gores . Tapi tak parah.
'agh perih' saat kumasukan tubuhku ke bathtub.
Setelah 30 menit, aku keluar dan membalut luka ringanku.
'tok tok'
"tunggu sebentar"-aku memakai pakaianku dan membukakan pintu.
"heloh"-Fian
"hem."-Ichika
"mau ngapain?"
"ingat truth or dare waktu itu?"-Fian
"tidak ingat"-balasku dan cepat menutup pintu. Dia menahannya.
"sebagai hukumanmu yang kalah, aku sebagai pemenang ingin kau mengizinkanku main didalam, aku pengen liat liat!"-Fian tak mau kalah
"tidak boleh!" selama ini aku hanya mengizinkan perempuan saja sih yang masuk. itu pun masih kubatasi. Sekarang seorang pria yang masuk? enak saja! bisa hancur barang barangku dibuatnya
"ayolah! kalau begitu apa maumu agar aku boleh masuk?"-Fian
"tidak ada! pergi sanaa"
"akan kukerjakan tugas menulismu selama 3 bulan"-Fian
Oh itu adalah rencanaku atas kemenangan yang tak kudapat. Tapi dia akan mengerjakannya? rugi jika kutolak.
"oke. tapi jangan sentuh barang ku"
"beres"-Fian girang
Dia masuk. Baru masuk dia sudah tidur di ranjangku. Kasihan ranjang empukku! Pria sialan
"jangan naik ke ranjangku!"
"memangnya kau mau apa jika aku tak mau?"-Fian
Apa? dia nekat kah?
"aku-" aku tak tahu mau bilang apa. Entah kenapa kepalaku terasa buntu
"ayo pukul aku pukul aku"-Fian
"berani ya?"-Ichika
Aku mendekatinya dan meregangkan tanganku, gertak dulu ceritanya.
Dia tak merasa terancam sama sekali, dan malah semakin menikmati bantal dan selimutku. Kurang ajar
Baru mau menonjoknya, dia terbangun dan memegang kedua lenganku, dengan satu tangannya
Tangan satunya? coba tebak
Dia menggelitik pinggangku. KENAPA DIA TAHU TITIK LEMAHKU BAJINGAN
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Our War
Historical FictionMengisahkan seorang gadis yang menjadi korban peperangan, dibawa ke tempat pelatihan bagai neraka,bertujuan untuk membuat generasi yang akan menghentikan perperangan konyol ini. Dan baginya, ia akan membalaskan dendamnya dalam menghentikan perperang...