Bab 13

4 1 0
                                    


Ichika join the game


Sebelum bergabung, aku berpura pura membeli sesuatu agar tidak membuat mereka curiga.

Aku asal mengambil barang, dan yang kubeli adalah perhiasan.

"eh bukankah itu kalung yang baru dijual hari ini? suamiku tidak memberiku uang banyak hari ini, jadi aku tak membelinya dan berencana membelinya besok, tapi..dia sudah membelinya!" bisik satu dari mereka.

"hai cantik! sini bergabunglah bersama kami" ucap yang lain

"iyaa. ada apa ?" balasku langsung duduk

"eh-ehm sepertinya aku sering melihatmu..kau istri dari pria kaya itu bukan? siapasih namanya" aku tau yang satu ini hanya membual, tapi kujawab iya.

"hahaha iya, tapi aku hanya baru keluar hari ini"-Ichika

"oooohh begitu yaa.. jujur saja, aku juga mau membeli kalung itu"

"iya aku juga! tapi suamiku tak memberiku uang yang cukup untuk membelinya hari ini haha biasalah, hari ini dia terburu buru"

"namamu siapa jeng? aku memikirkannya lho dari tadi" gelak salah satunya

"oh namaku Joanne Igna" untung sudah kupersiapkan nama ini, jika tidak bisa berabe.

Dan kami semua memalsukan nama kami dengan nama orang orang yang sudah kami tumbangkan.

Ini perang kan?

Kami melakukannya untuk menghindari kecurigaan. karena jika tak punya identitas sebagai penduduk sini, kami akan diusir.

"aah.. aku mengenalmu!" balasnya

"kau juga cucu dari Alfred bukan? dia teman ibuku" katanya. Kiranya aku berpikir apa, kuiyakan saja.

Mereka sibuk berbasa basi, dan ada beberapa yang merotasikan matanya setiap aku berbicara

"kamu sudah punya anak ya?" hm, pertanyaan yang cukup primitif.

"hehe belum, tapi aku akan punya. Aku sedang hamil sekarang. sekitar 1 pekan" jawabku untuk menghindari pertanyaan 'mana anakmu?' 'perutmu tidak besar sama sekali' yasudah kujawab baru hamil saja.

"kau penduduk sini?"tanya salah satu dari mereka. Jantungku berdegup.

"tentu saja" jawabku santai

"oohh.. tapi sepertinya aku tak perah melihatmu"

"karena aku baru sembuh dari penyakit TBC (Tuberkulosis). jadi aku tak boleh keluar sama sekali karena menular" jawabku

"ohhh.. pantas saja kulitmu putih sekali, karena tak pernah keluar rumah rupanya"

Sibuk haha hihi dan percakapan kami mulai mengarah kesana.

"pekerjaan suamimu apa?"

"pekerjaannya tentara, dan pangkatnya sudah tinggi sekarang"-Ichika

"oooh pantas saja"

"andai saja presiden kita lebih banyak membagikan kekayaannya kepada kita" ucap satu dari mereka

"kenapa tak menyebut namanya langsung?"

"khawatir ada orang asing yang memburu presiden kita mendengar namanya"-Ichika

"kau benar! jika presiden kita tak ada, kekayaanya juga ikut tak ada. Pasti diwariskan untuk anak anak maupun keturunannya"

Aku merasa cukup tegang. aku takut aku tak mendapat apa apa dan dicap sebagai beban tim.

The Light Of Our WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang