Bab 6

9 2 4
                                    


Sebelumnya aku mengatakan tempat ini begitu luas, sepi pula. Dan tak seperti yang kubayangkan. Ini terlalu luas! bagaimana ini? sepertinya akan ada perlawanan. Dan bodohnya lagi aku yang mengarahkan untuk lewat sini.

Sepertinya kami kena karma karena meninggalkan Keane dan Ethan.

Namun yang suara 'Dar' barusan adalah suara pistol yang ditembakkan kelangit, itu sinyal dari anggota lain.

"berhentilah berlari anak muda! kami tahu kalian anggota dari korps itu" teriak pria tadi sambil mengejar kami. Dia semakin mendekat.

Dan lebih gawat lagi, Fian tampak kelelahan. 

Kalau aku masih bisa berlari, tapi bagaimana aku membawa Fian? menggendongnya? tentu aku tidak mau

Aku tahu aku bisa mengangkatnya, tapi tidak dengan berlari. Mungkin bisa, tapi aku tak tau jalan. Aku bisa mati kehabisan nafas karena mengangkat pria dengan berat 70 kilo.

Aghhh!!! bagaimana ini?!

Yasudah, akan kulawan.

"sudah, kau kelelahan, biarkan aku yang melawan mereka!"

"darah dihidungmu saja tak sempat dilap,apalagi-"

"sudah sudah! turunkan aku!"

"yakin? ..kalau aku sih.. tak yakin" dia ngos ngosan seperti orang yang mau mati saja

kubalas dengan anggukan, aku mengeluarkan peralatan yang kubeli tadi.

TAPI AKU KESUSAHAN BERTARUNG DENGAN PAKAIAN PANJANG SIALAN
MASA BODOH AKAN KULEPASKAN YANG MENGHAMBAT KU

"ASTAGHFIRULLAH"-fian kaget melihatku tiba tiba melepas selendang dan rok panjangku. Dan jangan salah, aku pakai celana pendek ditambah stocking.

"apa? gadis cantik mau berkelahi? lebih baik kau ikut denganku saja" ucap pria gemuk dibelakang

"cuih" kuludahi didepan wajahnya dan cepat kukeluarkan senjataku.

Dan omong omong kami tak membawa pedang. Lalu pakaian sebelum belanja tadi? kami sudah titip semua di toko senjata itu. Untung dia terima.

Sepertinya aku terlalu banyak bacot, akan kumulai saja perkelahian dadakan ini.

.

.

.

"sialan! berapa banyak orang yang kau bawa kesini?!" kataku karena mereka terlalu ramai,bertubuh bermacam macam ditambah bau ketiaknya. ya tuhan.

Fian yang kelelahan juga ikut melawan dan dia menjatuhkan lebih banyak orang daripada aku yang tidak. Keparat. Sudahlah tak perlu kupikirkan.

Awalnya, mereka melawan dengan senjata tajam, dan noraknya juga memakai batu.

Dan sekarang mereka menggunakan senjata api. Kami akan kesulitan.

Tapi untungnya bisa kuhadapi,begitu juga Fian. Tapi mereka tak ada habisnya! apa ini markas mereka? yang bodoh itu fian yang berlari membawaku kesini. Eh aku lupa. Aku yang mengarahkannya.

Selama kami dikepung, Pria pertama yang sepertinya pemimpin mereka tidak turun untuk ikut berkelahi, namun dia hanya menonton sambil menghisap rokok. 

.

.

Aku merasa sangat lelah. Dan sudah kami jatuhkan semuanya. Turunlah pria rokok tadi.

"jadi..mau berbisnis?"

"maaf, kami akan pergi dari sini" Fian kembali menarikku pergi. Tapi tak mungkin melepaskan semudah itu kan? kalian juga pasti tahu.

"jangan buru buru" dia menarik sebelah lenganku, dan sebelahnya lagi pada Fian. Jika aku di tarik bersamaan aku akan terbelah 2

The Light Of Our WarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang