Aku berencana membeli pakaian sih yang paling utama. Dan mungkin aku akan membeli... emmm apa ya? mungkin senjata tajam? boleh juga.
Aku dan Fian berhenti ditoko pakaian. Ku perhatikan orang orang sekeliling. Sepertinya gaun dan selendang sedang populer disini, dan lelakinya memakai kemeja. oke.
Kulepaskan jubahku, dan menggantungkan pakaian yang akan kubeli didepanku.
"cocok?"
"..."
"cocok tidak?"
"ah iya cocok."
"saya beli ini." ku serahkan pakaian mirip gaun yang panjang berwarna abu abu dan selendangnya berwarna hitam. dan omong omong aku menggunakan bahasai inggris N̶I̶H̶ ̶B̶O̶S̶S̶ ̶S̶E̶N̶G̶G̶O̶L̶ ̶D̶O̶N̶G̶ ̶H̶A̶Y̶Y̶U̶K̶
Apasih ya Tuhan
Fian pov
Astaga, cantik sekali ternyata. Aku tak pernah tahu pakaian apa yang dipakai Ichika selain seragam organisasi dibalik jubah yang selalu dipakainya. eh tunggu, dia memanggilku?
.
.
Oh dia keluar dari kamar gant- terpujilah tuhan...
Back to Ichika's pov
baru keluar kamar ganti, aku disambut pelototan fian yang membuatku jijik, ew.
"ayo" ajakku
"kau tak membeli apapun?"
"OH IYA AKU LUPA" Fian menutupi sedikit wajahnya
kutunggu ia hingga 15 menit. ternyata dia kebingungan mau pilih yang mana.
"jangan terlalu lama!"
"kalau begitu bantu aku!"-Fian
Aku langsung mengambil yang warna hitam karena menurutku akan cocok dengannya.
"aku tadi juga ingin mengambil yang ini! pilihanmu bagus"-girang fian
Aku hanya mencibir mulutku mengejeknya.
Dan dia sudah memakainya. Hm,mungkin terlihat cocok. Sudahlah lupakan.
.
.
"itu mereka!" -Leonara yang sedang bersama Yssa.
"ooooohhhh...hanya berdua?" -Yssa
"kalian juga sama kok" balasku.
"Hmh terserah"
"kalian mau kemana?" tanya leonara
"aku mau membeli senjata pegangan, kalau dia aku tak tahu" kutunjuk fian dengan ekor mataku.
"hei aku tetap ikut denganmu!" -rengek Fian. Aku seperti ibunya saja
"kalian?"-Fian berhenti merengek.
"hah? eh-em kami?" Yssa tampak girang dan Fian hanya diam
"mungkin..kami ikut dengan kalian?"
"memangnya kalian mau membeli senjata pegangan lagi?" tunjuk Fian kearah pouch yang sudah bergantung di kaki Yssa.
"oh. baiklah kami akan pergi ketempat lain!" balas Yssa membuang muka dan menatapku sinis
Kan bisa saja dia bilang 'hanya menemani' , tak harus membiarkanku terus bersama tiang listrik ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Light Of Our War
Historical FictionMengisahkan seorang gadis yang menjadi korban peperangan, dibawa ke tempat pelatihan bagai neraka,bertujuan untuk membuat generasi yang akan menghentikan perperangan konyol ini. Dan baginya, ia akan membalaskan dendamnya dalam menghentikan perperang...