Glencia Agnesca tak pernah membayangkan kehidupannya akan seburuk ini saat ia dewasa. Kehidupan seolah menghukumnya atas dosa yang tidak pernah ia buat, ia harus hidup di dunia yang gelap yang membuatnya terus di hina karena takdirnya. Tak ada yang...
Satu minggu telah berlalu, kini Glencia dan Jayden telah tiba di bandara. Mereka berdua langsung di sambut dengan orang tua Jayden yang menjemputnya di bandara.
"Bagaimana kabar kalian?" Endah memeluk tubuh Glencia.
"Baik, bu," jawab Glencia dengan senyuman.
"Ayo pulang, mereka pasti capek habis balik dari Korea," ujar Andi.
Mereka semua sedang dalam perjalanan kembali ke rumah Jayden, rumah Jayden sendiri, bukan rumah orang tua Jayden.
"Bagaimana? Apa kamu sudah melakukannya dengan istrimu?" Bisik Andi pada Jayden yang duduk di sebelahnya.
"Apa sih, Yah," Jayden mengernyitkan dahinya.
"Jawab dong."
"Belum."
"Kamu yang gak berani, sih."
"Dia belum siap, gak mungkin kalau di paksain."
"Masa di sana seminggu gak ada hasilnya."
Jayden menghela nafas, ia tak memperdulikan lagi omongan Ayahnya.
✧✧✧
Setibanya mereka di rumah Jayden, orang tua Jayden langsung pamit dan meninggalkan Jayden dan Glencia tinggal berdua di rumah Jayden.
"Ini rumah ku, kamu bisa bersikap bebas di sini tidak perlu lagi berpura-pura menjadi istriku," ujar Jayden sembari mengangkat koper milik Glencia.
"Wah, bebas, ya," senyuman miring terukir di bibir Glencia.
Glencia di buat tercengang dengan rumah Jayden yang begitu besar dan sangat mewah."Waah, ini rumahnya lebih gede dari pada rumah orang tuanya kemarin," gumam Glencia.
"Keknya gua kalau dari kamar mau ke dapur harus pake ojek, deh. Kira-kira tagihan listriknya berapa, ya? Luas berapa, nih? Kira-kira bisa gak ya jadi lapangan bola?" Gumam Glencia dengan semua pikiran anehnya.
Glencia membuntuti Jayden dari belakang, ia terus mengikuti Jayden kemana pun Jayden pergi. "Kenapa kamu ngikutin aku terus?" Jayden merasa kesal.
"Gua harus tidur di mana? Gua takut tersesat kalau di rumah lo."
Jayden menghela nafas." Akan saya tunjukkan."
Glencia membuntuti Jayden lagi dari belakang hingga ia menabrak punggung Jayden."Aww, kenapa berhenti?" Glencia meringis kesakitan.
"Ini kamar kamu." Jayden membuka pintu kamar Glencia.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jayden hanya mengangguk sebagai responnya."Jika kamu butuh sesuatu, kamu bisa panggil pelayan aja, kalau kamu cari aku, aku ada di sebelah kamar kamu. Mengerti?"