56

527 64 0
                                    

Kemunculan mendadak kedua orang tua Jaehyun membuat ia tak bisa berkutik sama sekali. Seluruh tubuhnya kaku dan mati rasa, juga waktu mendadak terasa berhenti tepat di saat itu juga. Pria Jung itu tak menyangka akan mendapatkan kejutan secepat ini.

Yunho datang menghampiri putranya yang baru saja keluar dari mobilnya, merentangkan kedua tangannya dan memberi pelukan hangat. Yunho juga memberikan usapan lembut pada punggung Jaehyun "apa kabar mu nak? Kau pasti terkejut kami pulang cepat bukan?"

Yunho melepaskan pelukannya, menatap bangga anak sulungnya "bagaimana dengan kuliah mu? Berjalan lancar?"

Yang bisa dilakukan Jaehyun saat ini hanya diam termangu seperti patung. Setelah Yunho memberikan pelukan pada putranya, kini giliran Boa memeluk Jaehyun "Jaehyun anakku, ibu rindu pada mu juga kedua adikmu" katanya, lalu Boa melepaskan pelukannya "mereka tidak macam macam kan selama kami pergi?" Sambungnya.

Apa yang harus dilakukan? Bagaimana caranya menghadapi mereka? Begitulah kira kira isi kepala Jaehyun saat ini.

"Ngomong ngomong Jaehyun" ucap Yunho, dengan tatapan menelisik nya pada Jaehyun "apa akhir akhir ini berat badan mu bertambah?" Tanyanya, menginterogasi.

Lagi. Tubuh Jaehyun kembali terasa seperti disambar petir.

"Tck! Memangnya kenapa kalau berat badannya bertambah?!" Sahut Boa sembari menangkupkan kedua tangannya di wajah Jaehyun "lihat! Dia malah semakin tampan juga menggemaskan di saat yang bersamaan, bukan?" Sambung Boa. Begitu memuja paras putra sulungnya.

"Tidak masalah jika berat badanya bertambah, tapi jangan terlalu berlebihan" Yunho meletakkan satu tangannya di atas perut ratanya "terlebih di bagian ini. Ayah sampai bisa merasakan perut buncit mu"

Mendengar itu, Boa melihat ke arah perut Jaehyun yang memang terlihat sedikit membuncit "benar juga" Boa kembali menatap mata Jaehyun "Jaehyun, sebaiknya kau harus mengurangi berat badan mu sedikit. Jangan sampai perut mu menonjol seperti ini, jadi tidak enak dilihatnya"

Jaehyun menenggak ludah, mencoba mengurangi kegugupan dan ketakutan yang menyerang dirinya sejak tadi "i-iya... Ayah.. Ibu.. Jaehyun akan mengurangi porsi makan mu-mulai hari ini juga" ucapnya dengan sedikit terbata bata.

"Memang harus!" Tungkas Yunho "ya sudah, ayo kita masuk"

Yunho masuk terlebih dahulu diikuti Boa tak jauh dibelakangnya. Jaehyun diam sejenak ditempatnya, saat orang tuanya baru saja masuk, di saat itulah ia bisa bernafas lega walau hanya sesaat.

"Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan?"







Jam sudah menunjukkan sore hari, pertanda seluruh murid diperbolehkan untuk kembali ke rumah masing masing, atau melanjutkan kegiatan mereka diluar sekolah. Jeno dan Jaemin langsung melangkah keluar, sebelum guru yang berdiri didepan memberi salam penutup.

Jeno melirik menggunakan ekor matanya ke arah punggung Haechan, dan ia menarik satu sudut bibirnya lalu pergi meninggalkan kelas. Si kembar langsung melangkahkan kakinya menuju mobil mereka yang terparkir. Begitu tuannya sudah berada di jangkauan pandang, si supir langsung membukakan pintu untuk mereka.

Saat si kembar hendak masuk, si supir terlebih dahulu membuka suaranya "tuan besar, dan nyonya telah kembali ke kediaman" ucapnya. Si kembar mematung seketika setelah mendapat informasi mendadak dadi supir mereka.

Mereka terdiam, dan langsung bergegas masuk kedalam. Mereka harus pulang, dan harus segera menemui Jaehyun yang sudah pulang sejak tadi siang.

Sesampainya si kembar di rumah, tanpa basa basi mereka langsung turun dari mobil dan bergegas memasuki rumahnya. Di sana, di ruang tengah sudah ada Yunho, Boa dan Jaehyun yang sedang duduk bersama. Mereka seperti sedang membincangkan sesuatu.

Saat si kembar telah berdiri di depan keluarga nya dengan deru nafas yang terengah-engah, Yunho dan Boa menyambut kedatangan anak kembarannya. Yunho memberikan pelukan hangat pada si kembar, dan hal itu diikuti oleh Boa.

"Bagaimana kabar kalian selama kami pergi?" Tanya Yunho.

Si kembar terdiam sejenak sambil melirik ke arah Jaehyun "kami.. Baik baik saja" jawab Jeno.

"Kak Jaehyun... Telah merawat kami dengan.... Baik" giliran Jaemin yang bersuara. Mereka menjawab secara bergantian di tengah tengah nafas mereka yang menderu.

Boa melempar tatapan khawatir nya "tapi, kenapa kalian begini? Kenapa nafas kalian setengah-setengah?"

Jeno segera melempar atensinya kepada sang ibu "tentu! Karena kami tak sabar ingin bertemu dengan kalian" mendengar itu, Boa merasa tersentuh, ia kembali memeluk kedua anak kembarnya.

"Ibu juga merindukan kalian~"

"Syukurlah jika semua tidak ada masalah"







Jam makan malam tengah berlangsung, kini keluarga Jung sudah berada di meja makan dengan formasi yang lengkap. Seperti biasa, Jaehyun berada di tengah tengah Jeno dan Jaemin. Makanan telah di sajikan didepan mereka, tapi ada yang sedikit berbeda. Yunho, Boa, dan si kembar mendapat porsi yang sama, sedangkan Jaehyun dia mendapatkan porsi yang sedikit.

Si kembar menatap ke arah piring kakaknya dengan heran, lalu Jeno menoleh menatap ayahnya dengan raut bertanya "kenapa makanan di piring kak Jaehyun hanya sedikit?" Tanyanya. Jaehyun langsung mengulurkan tangannya di atas paha sang adik, dan agak sedikit meremasnya. Jaehyun seperti menyalurkan pesan bahwa hal itu tak perlu untuk dipertanyakan. Tapi Jeno mengacuhkannya.

Yunho mengambil satu suapan ke dalam mulut nya, mengunyahnya dan menelannya "kakak mu harus diet mulai hari ini. Tak masalah jika berat badannya bertambah, tapi ayah paling tidak suka jika sampai perutnya membuncit"

Jeno di buat terdiam atas jawaban yang ia terima, dan ia kembali merakan tangan kakaknya meremas pahanya dan kali ini Jeno menoleh ke arahnya. Tatapan yang di berikan Jaehyun, seolah mengatakan bahwa dia baik baik saja tak perlu mempermasalahkan ini.

Si kembar hanya bisa melampiaskan kekesalannya lewat tatapan mereka, dan meremat kuat sendok dan garpu mereka. Dan mereka melanjutkan sesi makan malam dengan tenang dan khidmat.

Selesai dengan makam malamnya, semua telah kembali ke kamar mereka masing masing melanjutkan aktivitas mereka dengan beristirahat. Jeno dan Jaemin berada di kamar mereka, untuk saat ini si kembar tidak bisa langsung menuju kamar kakaknya.

Di tengah malam, Jaehyun tidak bisa memejamkan matanya dengan tenang. Rasa lapar terus menyerang perutnya, ia harus makan sesuatu untuk membuat dirinya dapat tertidur lelap.

Jaehyun turun dari kasurnya, berjalan menuju pintu membukanya, Jaehyun mengedarkan pandangannya melihat situasi yang ada. Di rasa semua aman, Jaehyun keluar dengan mengendap endap menuju dapur.

Begitu sampai di sana, Jaehyun segera mencari cari makanan sisa di kulkas. Dan setelah mendapatkan nya, ia mengeluarkan makanan itu, lalu mengambil alat makannya dan langsung memakannya. Jaehyun makan sambil melihat situasi dan kondisi, takut takut jika kedua orang tuanya terbangun dan menangkap basah dirinya.

Jaehyun makan dengan lahapnya, rasa lapar yang terus menghantui dirinya perlahan pudar dan berganti dengan rasa kekenyangan. Makanan yang tersimpan dalam wadah itu sudah habis tak tersisa. Jaehyun langsung membersihkannya untuk menghilangkan jejaknya.

Di rasa semua beres tanpa masalah sedikit pun, Jaehyun kembali ke kamarnya dengan perasaan lega dan tenang.

Semua yang dilakukan Jaehyun telah dipantau si kembar di lantai atas. Mereka mengawasi dari kejauhan. Si kembar merasa iba kepada sang kakak yang harus makan secara diam diam seperti maling.

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Jaemin.

"Kita harus mengawasinya, jangan sampai Jaehyun ketahuan di tengah malam" jawab Jeno. Sambil memperhatikan penuh pintu kamar kedua orang tuanya.

Our Hyung (End)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang