Chapter 9

46 5 0
                                        

Pagi yang cerah, burung berkicau, terdengar dari luar ruangan suara yang nyaring. Sepertinya sedang memarahi seseorang

  "LUFFY!  Bagaimana kau tidak lapor dulu pada mommy? Kau tak tau seberapa paniknya aku ketika kau tidak ada dirumah? Apa susah untuk bilang pada Pedro kau ingin main!"

Sang empu yang sedang dimarahi ini hanya bisa menangis merasa bersalah, dia sangat menyesal karena tidak meminta izin untuk main

Melihat sang anak yang menangis karena dimarahi, membuat hati Robin tidak tega, bagaimana ia bisa memarahi anaknya yang lucu ini? Tapi jika anaknya tidak dimarahi maka Luffy tidak akan belajar dari kesalahannya

"Luffy.. kamu tau kan? Kalau kamu mau main boleh sayang, tapi bilang dulu ya ke mommy atau siapapun yang kamu tau bisa dipercaya ya? Jangan kaya malam tadi ganteng. Mommy panik bahkan jika uffy ga pulang malam tadi, mommy bisa bisa gila"

"Maafin uffy mommyieeh!!"  Luffy berlari dan menabrakkan dirinya pada tubuh mommy nya, lalu menangis. 'sepertinya anak ini sudah tau kesalahannya dimana' Robin berpikir pasti seperti itu

Robin mengelus pucuk kepala Luffy lalu beralih ke pipinya. 'Aneh.. apakah cuaca yang panas? Atau tangan ku yang panas atau jangan jangan!!'

Robin melepaskan pelukan Luffy dan berlari kearah laci, mengambil termometer. Tanpa bicara sedikitpun dengan cepat membuka mulut Luffy dan memasukkan termometer kedalamnya

"Tit tit tit" alat termometer berbunyi

Robin ingin mengambilnya tapi tangannya ditahan oleh Luffy

"Mommyieeh.. panas.. aku tak kuat" Luffy membuka baju dan celana kini Luffy hanya memakai boxer bewarna hitam

Dari tangan Luffy saja sudah terasa panas, Robin mengambil termometer yang berada di mulut Luffy. Betapa terkejutnya Robin ketika melihat termometer itu

"39.6" kini Robin sangat panik dan bergegas mencari kotak p3k

Dragon datang diwaktu yang tepat. Melihat sang istri yang panik dan sang anak yang telanjang dada dan hanya menggunakan boxer serta muka yang memerah, Dragon paham dengan situasi lalu menyuruh Makino mengambil air untuk mengompres Luffy
.
.
.

"Hah..hah..hah..." suara nafas yang terengah engah memenuhi ruangan, saking sunyi nya ruangan itu hanya bisa terdengar suara nafas Luffy

"Mommy hah.. ini dingin" badan luffy menggigil kedinginan. Melihat kejadian seperti ini mana bisa untuk Robin marah kembali tapi sepertinya tidak berlaku pada suaminya

"Luffy! Ini Salah mu sendiri, lihat kau jadi seperti ini, makanya kalau main itu jangan lebih dari jam 22.00"

"Maafin uffy Daddy, Luffy janji tak akan mengulanginya lagi" Luffy memberikan jari kelingkingnya untuk membuat janji pada sang Daddy tapi hanya dilihat oleh Dragon. Sangat lama Dragon melihat jari Luffy, baru ia memberikan jarinya juga. Perbedaan dari tangan Dragon dan Luffy jelas terlihat, tangan Luffy itu kurus ramping bahkan lebih kurus tangan Luffy dibandingkan Robin

"Baiklah Luffy, ingat kau sudah berjanji"

"Uhm"
.

"Baiklah daddy ada urusan sebentar, Daddy keluar dulu ya sayang, mau daddy beliin apa?"

"Tidak usah daddy, Luffy ga mau makan sesuatu"

Robin tau bahwa Dragon tidak ada urusan, tapi Robin membiarkan Dragon pergi. Sangat terlihat jelas kalau Dragon butuh waktu sendiri untuk menenangkan pikirannya

"Baiklah tuan putri" Dragon keluar dengan senyuman di bibirnya setelah menutup pintu senyuman itu hilang. Ia berjalan menuju ruang kerjanya yang biasanya memang jarang digunakan dan tak seorangpun boleh masuk kecuali Luffy dan Robin, tapi Robin tidak mau masuk karena Robin memberi privasi pada Dragon. Kalau Luffy mah suka di ruangan ini karena view nya itu lansung menghadap taman kecil yang ada di belakang rumah

Dragon duduk dan termenung, rasa bersalah mulai menghantuinya lagi. Setelah sekian lama Luffy tidak sakit, Dragon berfikir Luffy sudah sembuh dan tidak akan pernah sakit lagi. Tapi ia keliru..

'aku keliru lagi kali ini.. Luffy memang lemah tapi aku lebih lemah darinya ketika melihatnya terbaring tidak berdaya seperti tadi... Kumohon jangan rebut kebahagiaan ku lagi tuhan.. kumohon, akan kuberikan apapun yang dia minta, akan ku buat lingkungannya aman, akan ku buat dia bahagia, jadi kumohon jangan bawa dia pergi lagi'
...

Kini pikiran Dragon sangat kacau balau, walau Dragon terkesan cuek tapi sebenarnya Dragon adalah orang yang paling khawatir ketika melihat anggota keluarga nya yang terbaring lemah.

'apakah aku harus mengurung Luffy? Agar ia aman dan selalu berada di sisiku.. aku akan menjaganya, memberikannya kehangatan dan membuatnya aman.. tapi jika aku melakukan itu apakah Luffy bahagia? Sepertinya tidak' Dragon mengurungkan niatnya, jika dipikir pikir dia juga senang melihat Luffy tertawa bersama teman teman Luffy. Ketika melihat itu hati Dragon penuh dengan kehangatan

"Ting tong" bunyi bel rumah monkey berbunyi, dan Dragon tau siapa yang datang. Dragon keluar dari ruangannya dan pergi menuruni tangga, terlihat pintu sudah dibukakan oleh maid

"Masuk"
Kedua orang yang mendengar itu lansung masuk dan duduk di sofa

"Jelaskan" tanpa basa basi Dragon hanya ingin mendengar hal yang to the point saja

Kid menjelaskan bahwa mereka hanya pergi ke Sabaody lalu pergi ke bar dan minum, Tapi Luffy tidak. Lalu mereka bercerita banyak hal disana.

Mendengarkan hal itu membuat Dragon tau kenapa bisa Luffy lupa untuk meminta izin.. yaitu Luffy percaya pada mereka. Bukan berarti Luffy tidak mempercayai Nami dan Sanji, Luffy memang tidak meminta izin kepada orang tuanya jika ingin main bersama Nami ataupun Sanji, malahan Nami dan Sanji lah yang minta izin pada orang tua Luffy.

"Oh iya om papi bilang dia ingin bertemu sama om secepatnya, tapi ia masih punya pekerjaan. Dia bilang temui aku dirumah ku. Jl. Pipok no 41"
.
.
.
.

Kid dan Law sudah pulang, mereka bertiga banyak menghabiskan waktu dengan bercerita. Dragon tau mereka anak baik jadi Dragon membolehkan mereka bermain dengan Luffy tapi dengan syarat! Sebelum jam 20.00 Luffy sudah berada dirumah DAN! Jika terjadi sesuatu pada Luffy atau mereka melakukan sesuatu pada Luffy siap siap saja mereka tak akan melihat cahaya kembali. Kid dan Law mah setuju, mereka ga bakalan macam macam sama Luffy

Mungkin?

-----------------------------------------------------------

Niatnya sih pengen boom up kaya 3-4 chapter gitu tapi capek bet cuyy

Aku salut sih sama author yang bikin cerita rajin gitu kaya contohnya setiap tanggal genap atau ganjil bakalan up atau ga setiap hari dia up!!! Rajin banget sihh itu

Terimakasih yang udah baca dan jangan lupa vote nyaaaa

What Do You Think?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang