Happy Reading ^_^
***
"Kami sudah selesai merias anda, Nyonya. Apakah anda akan ke kediaman Raja sekarang?"
Yao Tian tertegun. Pertanyaan itu hanya memiliki dua jawaban –ya atau nanti- yang mengindikasikan seolah-olah Yao Tian tidak pernah absen untuk mengunjungi Raja. Dan setelah dipikirkan, memang seperti itulah faktanya. Dia selalu mengunjungi Raja tanpa peduli ada badai yang menghadang atau pun tidak.
Selama dua bulan ini dia terus mengunjungi Raja. Mereka menghabiskan malam bersama, entah untuk kegiatan santai atau kegiatan intim. Mereka tidak pernah melewatkannya. Bahkan kalau Yao Tian tidak datang, Raja-lah yang akan datang dan duduk di kediaman Yao Tian sampai lelah. Dia baru menyadari kalau dirinya seistimewa itu dan wajar kalau selir lainnya menaruh cemburu.
"Sajikan makan malamku di sini. Aku tidak akan datang ke kediaman Raja malam ini." Putus Yao Tian setelah memikirkannya matang-matang. Mungkin ini saatnya untuk berbagi seperti yang Selir Chen dan Selir Min maksud.
Tapi setelah memutuskan itu pun Yao Tian tidak merasa puas. Dia merasa ada yang kurang, atau lebih tepatnya ada yang salah. Tapi dia tidak tahu apa yang menjadi masalah di sini. Dia mencoba menjadi selir yang baik dan tidak puas setelahnya.
Apakah ini yang namanya cemburu? Apakah tandanya dia memang seserakah itu sampai tidak rela membagi Baginda Raja walau hanya semalam dengan selir yang lain? Tanpa sadar Yao Tian meletakkan sumpitnya di atas meja dengan sangat kuat hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Dayang-dayangnya langsung mendekat dengan panik.
"Nyonya, apakah ada sesuatu yang salah? Tolong redakan kemarahan anda."
Yao Tian tidak bermaksud untuk menunjukkan rasa jengkelnya secara terang-terangan. Dia hanya –itu reaksi yang benar-benar spontan. Dan kejengkelannya pun bukan karena harus berbagi Raja dengan selir yang lainnya, tapi dia jengkel pada dirinya sendiri karena begitu serakah.
"Sudah berapa lama kau menjadi dayang di Kerajaan Yue?" tanya Yao Tian pada kepala dayangnya.
"Hamba... Hamba sudah menjadi dayang sejak berumur tujuhbelas tahun, Nyonya. Hanya saja selama ini hamba ditugaskan sebagai dayang yang bekerja di dapur kerajaan. Baru setelah anda datang, hamba ditarik menjadi bagian dari dayang anda. Saat pengangkatan anda barulah hamba diberi tugas untuk mengepalai dayang di kediaman anda."
"Kapan tepatnya aku memasuki istana? Kenapa aku tidak ingat sesuatu." Tanyanya dengan spontan.
Kepala dayang agak panik. Dalam hati Yao Tian bertanya-tanya kenapa dia sepanik itu. Yao Tian hanya bertanya tentang hal yang mudah. Tidak mungkin sekali hal yang mudah tidak mempunyai jawaban.
"Anda ingat saat anda terbangun dari sakit? Bisa dikatakan waktu kedatangan anda belum lama setelah hal itu terjadi." Kepala dayang berusaha setenang mungkin dalam menjelaskan. Ini menyangkut hidup dan matinya. "Setelah kedatangan anda, ada banyak konflik yang terjadi. Salah satunya adalah pemberontakan. Terlebih karena anda begitu istimewa, semua mata tertuju pada anda. Raja lengah dan anda terluka karena pemberontak itu. Luka anda cukup parah dan butuh waktu lama untuk menyembuhkannya. Karena itu ingatan anda sebelum terluka pasti terasa samar-samar, Nyonya."
Yao Tian tahu cerita ini. Setiap kali dia bertanya, pasti cerita itu yang dijadikan jawabannya. Tapi Yao Tian selalu tidak puas. Dia terluka separah apa sampai hampir tidak mengingat seluruh hidupnya sebelum berakhir di sini? Sampai detik ini dia tidak tahu apa yang dilakukannya sebelum berakhir menjadi selir kesayangan Raja. Mereka hanya mengatakan Yao Tian beruntung karena menyelamatkan Raja, Raja jatuh cinta lalu dirinya dibawa masuk ke istana meski banyak yang menentang, lalu terluka karena pemberontakan, lalu semua ingatannya menjadi samar-samar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Woman In The Palace
FantasySEQUEL THE BRAVENESS PRINCESS IN THE BATTLEFIELD TBA LIZA FAIZA 2022