PART 8 - APA YANG KALIAN RENCANAKAN PADA HIDUPKU

92 15 1
                                    

Happy Reading ^_^

***

Seruan lantang dari Kepala Dayang yang memberitahukan kalau Yang Mulia Raja memasuki kediaman menggema. Wu Yao Tian yang tengah menyisir rambutnya tersenyum kecil. Pertama, karena dia memikirkan anak dalam kandungannya. Dan kedua, karena kehadiran Yue Xiang Lin -sang suami- yang seperti jadi pelengkap di momen ini. Hanya saja sayang, dia belum bisa memberitahukan tentang kabar bahagia ini padanya.

Tak perlu menunggu terlalu lama, Wu Yao Tian pun bisa mendengar langkah raja yang semakin dekat. Sampai akhirnya sosok itu terlihat melalui kaca rias yang ada di depannya. Tangannya menghentikan sisiran rambutnya dengan anggun, lalu berbalik dengan senyum yang semenawan mungkin.

"Selamat datang di kediamanku, Yang Mulia Raja."

Sapaan itu bertujuan untuk menggoda suaminya yang masuk dengan kondisi rahang yang mengeras. Dia sedang marah. Dan seketika Yao Tian tahu penyebabnya. Baginda raja pasti tahu tentang tabib yang tadi datang memeriksanya. Seketika Yao Tian bertanya-tanya siapa pihak yang tidak setia pada dirinya. Rasa sebal langsung menjalarinya.

"Jangan mengeraskan rahangmu seperti itu, Xiang Lin. Kau bisa menakuti seisi istana kalau melakukannya."

Yao Tian berujar sambil kembali memunggungi pria yang berstatus raja sekaligus suaminya tersebut.

"Kau mengkritik ekspresi Raja. Berani-beraninya kau, Wu Guifei."

Yao Tian melirik pria yang mendengungkan statusnya tersebut dengan sebal. Ralat, bahkan mendekati ke sinis.

"Aku mengkritik ekspresi suamiku, bukan Raja Negeri Ini. Bukankah kau sendiri yang bilang kalau saat sedang bersama kita berdua hanya sepasang suami-istri?" jawab Yao Tian. "Kalau kau datang sebagai Raja Negeri Ini, maka tunggulah sebentar. Aku akan bersiap-siap lalu menyambutmu dalam posisi menyembah seperti yang dilakukan selirmu yang lainnya."

Wu Yao Tian hendak bangkit dari kursi riasnya, tapi Yue Xiang Lin menahan kedua bahunya. Mata mereka berdua bertemu melalui cermin rias yang ada di depan mereka.

"Bukan itu maksudku."

"Lalu apa maksudmu?"

Perlahan-lahan ekspresi pria itu melunak. "Aku hanya ingin menegurmu karena kau menutupi masalah sakitmu. Tidak bisakah kau lebih terbuka padaku?"

Ternyata benar, batin Yao Tian. Ada yang memberitahu raja perihal sakitnya tadi siang. Lalu, apakah berita tentang kehamilannya juga sudah tersebar? Tapi kenapa raut wajah raja seperti tidak mencerminkannya?

"Memangnya siapa yang mengatakannya? Tabib Istana? Dayang Istana?" selidik Yao Tian hati-hati.

"Kepala Dayangmu yang mengatakannya."

Dan sekarang Yao Tian tahu siapa yang tidak setia padanya. Miris sekali. Sebenarnya dia tidak kaget karena paham semua yang berada di istana adalah kaki-tangan Raja. Tapi anehnya, dia sebal sekali perihal masalah ini. Yao Tian merasa dia seperti tidak memiliki privasi tentang dirinya. Sekali lagi, dia tahu bahwa privasi adalah hal tabu yang bisa dia dapatkan saat menjadi selir raja, hanya saja dia merasa terganggu. Rasa-rasanya seperti dulu dia memiliki hal tersebut, tapi sekarang semuanya sudah direnggut. Makanya dia sekesal ini.

"Dan kau mempercayai semua perkataan Kepala Dayang? Kau tidak takut dia mengkhianatimu?"

"Dia tidak akan mengkhianatiku. Lagipula aku sudah memastikannya pada Tabib yang memeriksamu."

Yao Tian mematung. Ditatapnya Yue Xiang Lin melalui cermin lekat-lekat.

"Dan Tabib bilang apa?"

"Dia bilang kau kelelahan."

The Strongest Woman In The PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang