Happy Reading ^_^
***
Mata Yao Tian langsung terbuka dengan nyalang. Dan sesaat setelah kesadarannya pulih, ingatannya pun berangsur pulih juga. Dia sudah ingat. Bahkan... dia ingat segalanya.
Wu Yi Tian.
Penjahat berbahaya itu adalah Wu Yi Tian. Adiknya. Kembarannya.
Pada detik yang sama, air matanya merebak. Dia mengeratkan selimut yang membungkus tubuh polosnya dengan pilu. Demi para Dewa, jadi selama ini dia hidup bahagia di atas penderitaan yang dialami oleh adiknya. Bahkan saat ini Yao Tian juga tengah mengandung anak pria yang membuat hidup Yi Tian jadi begini. Astaga... karma apa lagi ini? Kenapa hidupnya jadi sekacau ini?
Yao Tian memang berpikir pendek. Saat itu rasa frustrasinya lebih dominan hingga mendorong dirinya untuk mati di tangan sang adik. Dia merasa puas karena berhasil memberi pukulan telak untuk sang adik yang selalu menghakimi dirinya. Tapi dia lupa bahwa di sampingnya, ada pria yang sama frustrasinya dengan dia, yaitu Yue Xiang Lin. Yao Tian tidak menyangka kalau pria itu akan melakukan segalanya untuk menghidupkannya lagi. Bahkan dia juga tak segan memberi pelajaran pada orang yang membuat dirinya terluka. Padahal semua ini hanya skenario yang Yao Tian lakukan untuk memberi pelajaran pada sang kembaran.
Yao Tian bangkit dari posisinya dan duduk. Perasaannya campur aduk saat melihat pakaiannya yang berserakan, di mana hal ini menandakan bagaimana panasnya percintaan mereka. Dadanya sesak. Kenapa ini harus terjadi padanya? Batin Yao Tian berteriak. Dia tidak bisa menyalurkan teriakannya secara langsung sehingga yang bisa dia lakukan hanyalah memukul dadanya dan meremas selimut erat-erat. Air matanya terus berlinang.
"... tidak, tidak. Kau tidak boleh mati, Yi Tian. Selama ini aku hidup dalam rasa bersalah karena menjadi penyebab penderitaan orang lain. K-Kau tahu bagaimana menderitanya aku selama ini karena kau? Dan kali ini kau harus merasakannya juga."
"...."
"Bagaimana rasanya berhasil membunuh aku, Yi Tian? Bagaimana rasanya membunuh saudara kembarmu sendiri?!"
"...."
"Kau harus hidup dalam rasa bersalah karena berhasil membunuh aku. Ingat itu, adik kembarku...."
Sosok Yi Tian -kembarannya- yang terkulai tak berdaya di sel penjara kembali menghantui Yao Tian. Dan dari situ dia tahu bahwa semua yang diucapkannya sesaat sebelum tak sadarkan diri sudah dialami oleh sang saudara kembar. Bahkan, sejujurnya, dia lebih menderita dari semua itu. Lantas, apakah sekarang dia jauh lebih bahagia?
Tidak--sama sekali tidak. Mengetahui sang saudara kembar menderita karena harus menanggung status penjahat atas skenarionya tidak membuat Yao Tian bahagia. Dia tersiksa. Adik kembarnya itu bisa melawan dan pergi untuk menghindar dari masalah tersebut, tapi dia memilih meratap tanpa daya dan membiarkan dirinya dituduh sedemikian rupa.
Bagaimana bisa dia mengutuk adiknya sampai seperti itu? Dan yang paling fatal, bagaimana dia bisa melupakan adiknya dan hidup mewah di atas penderitaan adiknya? Yao Tian benar-benar tidak pantas disebut sebagai kakak. Dia bukan seorang kakak. Dia adalah Monster Yang Mengerikan.
Dan malam itu Yao Tian menghabiskan sisa malamnya untuk membenci dirinya yang begitu bodoh sekaligus menyedihkan.
***
"Aku akan menambahkan warna di sini agar warnanya tidak terlalu gelap," ujar seorang dayang yang tengah merias area bawah mata Wu Yao Tian "Meski lingkaran hitam ini ada karena Raja terlalu menyayangi anda sehingga sering mendatangi anda hingga dini hari, tapi anda tetap saja harus terlihat cantik. Anda harus selalu tampil dengan cantik untuk menyenangkan Baginda Raja." imbuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Woman In The Palace
FantasySEQUEL THE BRAVENESS PRINCESS IN THE BATTLEFIELD TBA LIZA FAIZA 2022