Happy Reading ^_^
***
Aku adalah kembaranmu--pertanyaan itu terus berkecamuk di dalam diri Wu Yao Tian. Sebagian dari dalam dirinya ingin mempercayainya, tapi di satu sisi dia juga meragukannya.
Kelebatan memori terakhirnya dengan jelas menyinggung bahwa dia adalah kembaran si Penjahat Berbahaya. Tapi mempercayai kelebatan itu secara gamblang tanpa ada bukti yang nyata juga bukan ide yang bagus. Itu hanya sepotong memori, bukan tidak mungkin ada kebohongan di belakangnya.
Di momen ini Yao Tian sadar bahwa kunci utamanya adalah ingatannya sendiri. Kalau ingatannya sudah sepenuhnya kembali, maka dia baru bisa mempercayai bahwa di masa lalu dirinya adalah seorang Jenderal Besar dan Penjahat Berbahaya itu adalah saudara kembarnya.
Yao Tian ingin sekali mendapatkan memori itu. Dia ingin tahu kebenarannya. Tapi bagaimana bisa? Sekeras apa pun dia mencoba, ingatan itu tetap tidak kembali. Bahkan sudah beberapa kali sejak dirinya kembali dan Yao Tian terus menariki rambutnya, tapi semuanya tetap sama.
Didorong oleh rasa frustrasi itu Yao Tian menangis pilu di ruangannya. Dia kembali dengan selamat tanpa ada luka sedikit pun, tapi jiwanya kacau balau. Dia tersiksa. Dan pada saat ini Yao Tian hanya punya dua pilihan, yaitu merelakan semuanya dan melupakannya dengan cara meminum obat dari Yue Xiang Lin. Atau yang kedua adalah menahan rasa sakit sampai semua rahasia ini tersingkap dengan sendirinya.
Pilihan mana yang harus dipilihnya?
Di tengah tangisannya yang tanpa suara, Yao Tian mendengar suara berisik dari luar. Instingnya menajam secara cepat dan membuat Yao Tian segera membenahi wajahnya. Syukurnya Yao Tian sudah berganti baju sejak tadi sehingga sekarang yang perlu dipikirkan olehnya hanyalah alasan untuk wajah sembabnya karena baru saja menangis.
Wu Yao Tian bisa mendengar dengan jelas kalau Kepala Dayangnya berkata kalau dirinya sudah tidur. Tapi suara berat Sang Raja yang berkata ingin melihat dirinya secara langsung terdengar cukup jelas oleh indra pendengarannya. Oleh karena itu Yao Tian langsung mengatur strategi. Berpura-pura tidur jelas bukan ide yang baik karena tingkat kewaspadaan Xiang Lin cukup tinggi. Raja Yue Yang Agung akan sadar kalau dia tidaklah tidur. Dan kalau hal ini diketahuinya, maka apa yang menjadi rencananya akan terendus. Hanya tersisa satu cara. Namun, dia harus mengendurkan kewaspadaan pria itu agar metode pengalihannya tidak terbaca.
Yao Tian mengembuskan napasnya beberapa kali untuk mengatur perasaannya. Dia harus kembali ke mode sedih agar Yue Xiang Lin mempercayai kebohongannya. Ya, dia akan memanfaatkan kepedulian sang suami pada air matanya. Dengan begitu dia akan fokus pada penyebabnya dan bukannya pada hal lain.
Membenahi posisinya, Wu Yao Tian duduk meringkuk di sudut ranjangnya. Selimutnya dia tarik untuk menutupi setengah tubuhnya, lalu dia meringkuk memeluk kedua lututnya. Kemudian dia mengatur raut wajahnya agar seterluka sebelumnya. Untuk yang satu ini tidak perlu sebuah kebohongan karena pada dasarnya dia memang sedang dalam perasaan tersebut.
Telinganya dengan jelas mendengar pintu kediamannya dibuka satu per satu dengan lembut. Langkah kaki Raja pun mulai terdengar. Wu Yao Tian semakin merilekskan tubuhnya agar apa yang menjadi rencananya berhasil. Sampai kemudian dia mendengar suara Yue Xiang Lin yang sudah semakin mendekat.
"Yao Tian, apa yang terjadi? Kenapa kau—"
Raja terbata saat melihat wajah selir kesayangannya yang suram. Pria itu semakin melebarkan langkahnya, lalu sesampainya di sana dia langsung memeluk sang istri.
Pada momen ini sebuah senyum tipis terukir. Yao Tian merasa berhasil menarik perhatian sang suami. Dan kalau sudah begini bukan tidak mungkin kalau kewaspadaan pun akan turun. Kemudian dia balas memeluk sang suami, Raja Yue Yang Agung, dengan erat untuk menyalurkan rasa frustrasinya yang tersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Strongest Woman In The Palace
FantasySEQUEL THE BRAVENESS PRINCESS IN THE BATTLEFIELD TBA LIZA FAIZA 2022