niju

1.1K 141 18
                                    

»»————>»»——⍟——««<————««




"KYAAA..........ITACHI-KUN...TASUKETE....!!"hinata berteriak ketakutan sembari memejamkan kedua maniknya, ia bahkan sampai tidak sadar mengganti penggilan suaminya

"Eeeeee......DEIDARA-SENPAI APA YANG KAU LAKUKAN!!! "Tobi memarahi sang rekan dengan berteriak

"hehehe.....sepertinya ada sedikit kesalahan teknis" Jawab sang dalang menggaruk kepalanya yang tak gatal

Beberapa menit lalu


"Ne... Kaka ipar kenapa dari tadi kau melihat langit??" Suara has dari sang pria bertopeng mengintrupsi kegiatan Hinata

Manik seindah bulannya melirik sekilas ke samping di mana pria bertopeng itu duduk sembari mengangkat satu kakinya

"Melihat burung!!, bukan kah mereka sangat hebat!! Bisa terbang kemana pun mereka mau dan melihat begitu banyak tempat dari mata kecil mereka? " Hinata bergumam memandang kawanan burung yang terbang di atasnya

"Hm...ya mereka sangat hebat, mengingatkan ku pada itachi-senpai yang khas dengan burung kematiannya, bakan kah begitu kaka ipar" Ujar obito dengan nada menggoda

Hinata memalingkan wajahnya sembari menunduk merasakan panas yang menjalar di area pipinya

"Burung kematian dan segala kekotorannya, aku penasaran kenapa putri lebih menyukai hal itu di banding istana megah nan hangat"

Suara itu membuat Hinata menoleh seketika, Amethyst nya sedikit membola dan segera ia palingkan, suara tobi berubah, terdengar begitu dingin dan menakutkan

Entah kenapa itu membuat Hinata merinding dan merasa waspada, bahkan ia langsung menunduk ketika memandang tubuh lelaki di sampingnya yang di selimuti oleh kegelapan

"Ah... Gomen.. Gomen... Apa aku menakutimu!! " Tobi membuka suaranya lagi namun kali ini dengan suara ramah

"Haah...."Hinata membuang nafasnya pelan

Burung kematian dan kekotoran mereka, maksudnya itachi kan?, apa kah Tobi ingin menanyakan kenapa ia lebih memilih bersama lelaki itu di banding bersama keluarganya di konoha, di tempat di mana kehangatan ada

" Aku tidak suka di kasihani"Gumamnya membuat lelaki itu menoleh

Rambut indigo nya yang terkena sinar mentari semakin mengkilap sementara manik ungunya yang seperti bulan memandang lurus pemandangan di hadapannya

"Lebih baik menanggung semuanya sendiri dan memilih jalan yang sulit di banding hidup dengan rasa kasihan dan juga penyesalan" Lanjutnya lembut

"Aku kuat bukan karna kekuatan yang ku miliki, aku kuat karna tekat dalam diriku sendiri, jika seorang putri tetap tinggal di istana yang nyaman bagaimana bisa ia melihat dan merasakan penderitaan rakyat yang berjuang di luaran sana"

Sedikit tersenyum, ia kembali berucap
"Bukan kah kaisar yang baik, adalah kaisar yang dapat merasakan penderitaan rakyatnya"

Tobi tertegun, kata kata yang keluar begitu saja dari mulut sang heyris membuatnya terdiam seribu bahasa,beberapa menit berlalu dan kedunya masih terdiam

Hingga suara dari sosok lain mengagetkan keduannya

"Yo... Hinata-Chan!! " Sapa deidara yang kini berada tepat di hadapan mereka

"Apa yang sedang kalian bicarakan!! " Tanyanya lagi Dengan senyum khasnya

"Deidara-senpai !!!,apa kau bisa membuat burung dari senimu itu!!!, kaka ipar bilang dia mau terbang!"
Tobi berseru antusias sementara Hinata hanya menyengit bingung, kapan dia bilang ingin terbang???

_FUYU NO HIME_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang