When I Fly Towards You (COMPLETED)

41

Bab 21 bagian 2
　　
"Kamu tidak akan membiarkanku berkeliaran, jadi datang dan temukan aku?"
　　
"Oke." Jawabnya segera.
　　
Su Zaizai tidak bereaksi.
　　
Mata Zhang Lurang sedikit tidak wajar.
　　
ia tanpa sadar mengalihkan pandangannya, dan bertanya padanya: "Bagaimana kamu akan pulang besok."
　　
Pikiran Su Zaizai segera tertuju padanya.
　　
Setelah memikirkannya, dia menjawab: "Saya harus pergi ke Gedung Maoye dengan Jiang Jia untuk mengambil mobil."
　　
Zhang Lurang menoleh untuk menatapnya, dan berkata dengan lembut, "Naik taksi dan kembali."

" ... Kenapa?"
　　
Sepuluh dolar! Apakah dia gila!
　　
“Ada terlalu banyak orang, kamu akan diinjak.”
　　
Su Zaizai menundukkan kepalanya dan berkata “Oh” dengan patuh.
　　
Melihat ini, Zhang Lurang menatapnya dan bertanya, "Bukankah kamu bermaksud mengajariku cara mengendarai sepeda?"
　　
Menyebutkan ini, Su Zaizai sedikit bersemangat: "Ya! Kapan!"
　　
"Kalau begitu cepatlah." Katanya menjelaskan.
　　
*****

Jumat malam.
　　
Setelah Su Zai menyelesaikan PR bahasa Inggrisnya, dia mengirim pesan ke Zhang Lurang >
　　
Su Zaizai: Rang Rang.
　　
Su Zaizai: Apakah kamu ingin mengajak Susu jalan-jalan besok?
　　
Setelah beberapa menit, Zhang Lurang menjawab.
　　
Zhang Lurang: Ya.
　　
Su Zaizai: Kapan?
　　
Zhang Lurang: ...
　　
Saya menunggu beberapa menit, tetapi saya tidak menunggu dia berbicara lagi.
　　
Su Zaizai tidak percaya.
　　
Mereka kini menjalin hubungan yang telah mengalami angin dan hujan.
　　
Mengapa setiap kali reaksi pertama si cantik besar adalah menolaknya.
　　
Su Zaizai menjadi marah dan mengucapkan kata-kata kasar: Jika kamu tidak memberitahuku, aku akan keluar dan menunggu di luar rumahmu sekarang.
　　
Su Zaizai: Saya akan keluar jam tujuh besok, dan saya akan memberi Anda kesempatan untuk bertemu dengan saya.
　　
Zhang Lurang: ...
　　
Melihatnya seperti ini, Su Zaizai langsung membuang teleponnya.
　　
Kubur dirimu dalam selimut.
　　
Dia tidak berpikir itu baik sama sekali.
　　
Lebih menyebalkan dari sebelumnya.
　　
Marah saat ditolak.
　　
Tapi dia jelas tidak punya posisi untuk marah padanya.
　　
Setelah beberapa saat, telepon berdering lagi.
　　
Su Zaizai bergerak perlahan dan mengangkat telepon.
　　
Sebuah kalimat menyala di layar kunci.
　　
- Keluarlah setelah sarapan.
　　
Su Zaizai menggosok matanya, dan perlahan menjawab: Tidak ada makanan di rumah.
　　
Kemudian, dia menatap kalimat di atas: Pihak lain sedang mengetik...
　　
menghitung tanpa suara.
　　
Satu, dua, tiga...
　　
lima detik kemudian.
　　
Telepon berdering.
　　
—Aku membelinya untukmu.
　　
Suasana hati Su Zaizai yang buruk terhapus.
　　
Jari-jari mengetuk layar.
　　
Su Zaizai: Saya ingin makan roti kacang merah dari toko roti di sebelah Jinghua.
　　
Zhang Lurang: Bagus.
　　
Dia tidak bisa membantu berguling-guling di tempat tidur.
　　
Kemudian dorong ke depan: Saya ingin makan dengan Anda.
　　
Zhang Lu kembali dengan cepat.
　　
--Bagus.
　　
*****
　　
Keesokan paginya, Su Zaizai meninggalkan pintu pada pukul tujuh tepat waktu.
　　
Dia berjalan ke lift dan menyerahkan kepada Zhang Lurang
　　
Su Zaizai: Rang Rang, kamu dimana?
　　
Zhang Lurang: Rumahmu ada di bawah.
　　
Su Zaizai terkikik di tempat.
　　
Setelah beberapa menit, saya menyadari bahwa saya tidak menekan tombol lantai.
　　
Dia berkedip, dan segera menekan tombol angka "1".
　　
Keluar dari pintu di bawah.
　　
Zhang Lurang berdiri di bawah naungan pohon tidak jauh dari sana.
　　
Dia memegang tas di satu tangan dan tali anjing hitam di tangan lainnya.
　　
Melihatnya turun, dia berteriak ke kejauhan: "Susu, kembalilah."
　　
Pada saat yang sama, seseorang dan seekor anjing melompat ke arahnya.
　　
Su Zaizai menjawab dengan berani: "Aku datang."
　　
Susu di kakinya juga menggonggong.
　　
Zhang Lurang: "..."
　　
Dia membungkuk dan mengikat Susu dengan tali anjing.
　　
Melihat anjing Samoyed yang menggemaskan, Su Zaizai bertanya, "Bisakah saya memegangnya?"
　　
Zhang Lurang berkata tanpa ragu, "Tidak."
　　
Su Zaizai tertegun, mengira dia salah dengar.
　　
Tapi dia menurunkan permintaannya dan berkata, "Lalu bisakah aku menyentuhnya?"
　　
"Tidak."
　　
Sekarang dia yakin bahwa dia telah mendengar dengan benar sekarang.
　　
Meski ditolak dua kali, Su Zai diledakkan.
　　
"Apakah anjingmu harta nasional? Kamu bahkan tidak bisa menyentuhnya! "
　　
Zhang Lurang terkejut dengan nada suaranya yang tiba-tiba meningkat.
　　
Tak lama kemudian dia berkata: “Ini galak bagi orang asing.”
　　
Su Zaizai mengerang dan berkata, “Apakah aku akan takut?”
　　
Ada keheningan sesaat.

Zhang Lurang membuka mulutnya: "Ya."
　　
Su Zaizai: "..."
　　
"Itu mungkin menggigitmu."
　　
“Lupakan, biarkan saja.”
　　
“…”
　　
Su Zaizai masih sedikit ketakutan.

Setelah memikirkannya, dia membuat ancaman yang menakutkan.
　　
“Jika itu menggigitku, aku akan menggigitmu.”
　　
Su Zaizai tidak bermaksud apa-apa lagi.
　　
Terutama karena dia tidak memikirkan hal lain.
　　
Tapi telinga Zhang Lurang terbakar entah kenapa.
　　
Seperti sekelompok api.