BAB 3 : Broken Tomb

1K 100 86
                                    




Are you ready?

* Thank you yang udah mampir di book baru aku..makasih banyak ya. Yang vote coment.. thank you..


Langsung aja...

Let's gaurr....


Happy Read....

Happy Read

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖


Malam ini K sedang berada di rumah mate nya. Mereka baru saja selesai melakukan kegiatan panas rutin mereka satu jam yang lalu. Heeseung tampak masih bermanja di pelukan K.

"Jadi, semirip itu cowok yang namanya EJ itu dengan Enzy?" Tanya Heeseung.

K mengangguk. "Ya wajahnya mirip, tapi sifatnya agak berbeda. Enzy...jauh lebih tenang."

Heeseung senyum. "Bukannya lebih bagus ya. Paling gak Nicho bisa lebih ceria dari sebelumnya. Sifat kardusnya pasti gak hilang kan?"

Tiba-tiba suara guntur terdengar. Mendadak hujan turun sangat lebat di sertai angin kencang. K dan Heeseung langsung waspada. Naluri mereka mengatakan kalau ada sesuatu yang terjadi.

K turun dari kasur. Dia membuka gorden dan melihat cahaya kemerahan di sebelah barat. Heeseung berdiri di sebelah K.

"Apa adik-adikmu ada yang di hutan?" Tanya Heeseung.

"Untung aja gak ada. Semua ada di kota."

"Baiknya malam ini menginap saja. Besok pagi baru pulang. Kalau kamu mau mengecek situasi di sana, hati-hati ya," kata Heeseung.

K mengangguk,lalu menutup kembali gorden.

EJ sama sekali gak bisa tidur. Suara petir yang saling bersahutan membuatnya gak bisa tidur nyenyak. Perasaannya juga gelisah. Apalagi saat melihat cahaya merah di langit itu.

Orang tuanya sedang gak ada di rumah. Berdoa aja gak mati lampu deh. Karena gak bisa tidur EJ, lalu membuka buku materinya. Baru saja membaca setengah halaman, tiba-tiba ada sebuah suara di kepalanya yang memanggil namanya.

'Ej..EJ..'

Terus saja berulang-ulang. Hingga kepala EJ rasanya sakit sekali. Suara itu semakin keras.

'EJ...EJ...EJ..'

Semakin keras suaranya, kepala EJ seakan mau pecah. EJ terjatuh dari kursi. Berguling-guling karena sakit di kepalanya.

Tak lama ada suara lain yang masuk gendang telinganya.

"EJ buka jendelanya! EJ!"

"Nicho..."

Dengan susah payah EJ bangun lalu membuka jendela. Nicho melompat masuk. Melihat EJ yang kesakitan, Nicho bergerak memeluk EJ. Mendekap tubuh kurus EJ dan membisikkan beberapa kata penenang. Hujan mulai reda, petir sudah tidar terdengar lagi. Keadaan EJ sudah kembali meskipun masih lemas karena menahan sakit.

Road Not Taken  (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang