Saat Beomgyu membuka mata, hal yang pertama kali ia lihat adalah ruangan serba putih dengan keempat sahabatnya yang tengah tertidur disembarang tempat. Ada Yeonjun diatas sofa, Taehyun dan Kai diatas karpet dibawah sofa, lalu Soobin tidur dengan posisi duduk disebelah brankarnya.
Pada saat itu Beomgyu kira ia sedang bermimpi berada di surga bersama keempat sahabatnya yang sudah tiada, namun ia kembali ingat orang bunuh diri tidak akan masuk surga dan setelah itu dia yakin sedang berada di rumah sakit.
Sekujur tubuhnya terasa sakit dan sulit sekali digerakkan, Beomgyu juga sadar kecelakaan yang ia alami sangat buruk, jika tidak meninggal pasti akan cacat total.
What?!
Bentar dulu, Beomgyu mengerjapkan matanya polos ... Apa katanya tadi, cacat?
"WAA, GUE CACAT?!" teriaknya refleks duduk, bergerak-gerak heboh hingga berdiri disisi kasur sembari meloncat-loncat.
"Kaki? Aman, kepala? Aman, tangan? Aman, leher? Aman, ah, yak sakit!" Beomgyu memegangi tangan kirinya yang sakit, dia baru sadar lengannya terpasang gip.
"Beom!"
"Gyu, Lo gapapa?" Soobin yang paling dekat dengan Beomgyu segera membawa kembali Beomgyu duduk, memeriksa sahabatnya khawatir.
"Gue panggilin dokter," ucapnya sembari memencet tombol disamping ranjang.
"Lo kalo udah sembuh pulang aja yuk," ajak Yeonjun terduduk, mengucek kedua matanya ngantuk, ia sangat tidak suka aura rumah sakit berbeda sekali dengan Taehyun yang tadi sempet kaget tapi kembali tidur menjadikan Kai sebagai guling.
"Eh, gue kenapa?" tanya Beomgyu linglung, sebenarnya dia tahu dia ditabrak mobil tapi entah kenapa pertanyaan itu tiba-tiba muncul, dia juga sadar keempat sahabatnya itu telah tiada bahkan ia hadir di rumah duka keempat sahabatnya, berdiri didepan foto sahabatnya sembari menggenggam dupa, dia ingat, bahkan Beomgyu masih bisa merasakan aroma dupa yang ia bakar, dadanya terasa sesak saat satu persatu sahabatnya meninggal bahkan tanpa memberikan diaa pesan.
Bahkan untuk yang ke terakhir kalinya, Beomgyu hanya memandangi foto sahabatnya kaku.
"Lo ngga inget?" Soobin kembali duduk di tempatnya semula, sedikit meringis saat merasakan ngilu diperut bagian kanannya, "Lo dipukulin Jackson. Ah, ngga, kita semua dipukulin Jackson dan gengnya tapi Lo yang terparah, mungkin karena dia emosi Lo Deket sama Shine waktu itu."
Beomgyu terlihat mencerna setiap setiap ucapan Soobin seksama, "Shine?" beonya, Soobin mengangguk mantap.
Shine, ya. Siapa itu Shine?
Sedang asik melamun beberapa perawat datang memeriksa Beomgyu terutama memeriksa lengan kanannya serta infus yang hampir copot, darah Beomgyu sedikit naik gara-gara kebanyakan gerak.
"Syukurlah keretakan di lengan saudara Beomgyu tidak terlalu parah, mungkin membutuhkan sekitar 2 Minggu untuk pemulihan," beritahu suster itu, "setelah infusnya habis saudara sudah boleh pulang, untuk konsultasi lainnya saudara bisa datang ke ruangan dokter Han, kalo begitu saya permisi," pamit suster itu sopan.
"Aku akan mengurus administrasi besok," gumam Soobin merebahkan kembali kepalanya diatas kasur, bersiap tidur.
Beomgyu menatap langit-langit rumah sakit, pikirannya terus berputar mencari sebuah jawaban dari keanehan yang baru saja ia alami.
Ada dua kemungkinan yang sedang Beomgyu pikirkan, yang pertama, semua yang ia alami termasuk kematian keempat sahabatnya hanyalah mimpi, atau yang kedua, bisa saja semua itu benar dan ia mengalami perjalanan waktu kembali ke masa lalu.
Jika dari anime yang dia tonton sih bisa jadi, "ini cuman kilas balik sebelum mati."
Kedua matanya terpejam.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGERS
Historia CortaKematian solois terkenal sekaligus sahabat terakhirnya yang masih hidup semasa SMA, membuat Beomgyu merasa janggal dengan kematian sahabatnya satu persatu. Dia bunuh diri, sama seperti ke 3 sahabatnya yang lain, dan untuk sahabatnya kali ini ia semp...