Calla Cathlenna

135 14 0
                                    

Malam ini, hati gadis itu seolah mendung tanpa gemerlapnya ribuan bintang di langit. Lembaran cerita novel pun telah ia baca. Sejak kecil menurutnya membaca memang mampu membuat pikirannya itu menjadi tenang. Namun tidak dengan malam ini, gadis itu hanya merasakan ketakutan di dalam dirinya.

Ia melamun dan sesekali meneteskan air mata dari manik hazelnya yang indah. Angin malam membuat helaian rambut panjang miliknya berterbangan. Tak ada yang lebih indah dari puluhan bintang di langit malam ini, kecuali Calla Cathlenna.

 Tak ada yang lebih indah dari puluhan bintang di langit malam ini, kecuali Calla Cathlenna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Calla Cathlenna. Seperti namanya, ia selalu membuat orang lain kuat termasuk dirinya. Parasnya yang menawan dengan manik hazel yang indah serta kulit putih pucat dan tubuh mungilnya sukses membuat kaum adam meleleh memandangnya. Putri kedua dari keluarga Calvin Allendra itu memang bagaikan bintang yang turun ke bumi, begitu indah dan cantik. Namun, yang orang lain lihat mungkin mereka akan bahagia jika menjadi Calla, tapi tidak dengan dirinya.

Kembali pada tiga tahun sebelum Calla menjadi sosok gadis yang pendiam dan dingin. Keluarganya yang sibuk dan kematian kembarannya yang membuat ia semakin merasa sendiri. Calla juga benci ketika ia tak pernah mampu untuk bersuara, mengungkapkan sosok dirinya, ia bahkan benci ketika ia tak mampu mencegah kematian kembarannya yang menjadi pukulan terberatnya. Penyesalan ada pada dirinya sendiri, bukan dendam pada orang lain yang membuat dirinya seperti ini, melainkan pada dirinya sendiri.

"Kenapa takdir seolah mempermainkan gue?"

"Calla." panggil seseorang. Suaranya pelan hampir berbisik.

Calla membuka matanya pelan, gadis itu menerjabkan matanya tak percaya. Air matanya turun perlahan, gadis itu masih ragu. Namun, di depannya memang Zetta. Kembarannya.

"Zetta!" panggilnya lirih dengan tangisnya yang semakin pecah.

"Tidur Calla! Pejamin mata lo, lihat di dalam hati lo, gue ada di sana. Jangan pernah ngerasa sendiri ya, gue akan selalu ada buat lo. Walaupun dikenyataan gue engga hadir, tapi apa pun yang lo rasain dan lo laluin, gue ngerasain itu semua karena hati gue terhubung sama lo, Calla." gadis itu menunjuk dada Calla, dengan senyuman lembut tersungging di bibirnya.

"Ze.. Please don't leave me!"

Cahaya terang itu memekakkan mata, membuat mata Calla memejam silau. Nafasnya tersenggal, gadis itu kembali mengerjabkan matanya. Air matanya kembali turun perlahan.

"Iya gue tidur sekarang, Ze." lirihnya pelan dengan tangan yang masih memegang dadanya.

Ascella StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang