22. Tuduhan Tak Berdasar

314 42 4
                                    

Chenle dan Yiyun kembali setelah melalui jalur panjang di arena pacuan kuda. Chenle membantu Yiyun turun kemudian mengulurkan tangannya ke arah Ryuha.

Ryuha jelas mengacuhkannya. Dia tidak tertarik sedikitpun untuk berkuda apalagi naik berdua dengan Chenle. Tapi Chenle tidak memberinya pilihan lain. Lelaki itu mendesah panjang sebelum turun dari kudanya dan mengangkat paksa tubuh Ryuha.

"Zhong Chenle !!!" Ryuha memekik.

Chenle mendudukkan Ryuha di atas kuda kemudian dia naik di belakang Ryuha dan memegang tali kendali. Posisi ini sangat dekat dan terkesan seolah Chenle tengah memeluknya dari belakang.

"Pegangan!!"

Tidak seperti saat bersama Yiyun, kali ini Chenle tak mengendarai Justice dengan pelan melainkan dalam kecepatan tinggi.

"Chenle kamu gila?? CHENLE !!!!" Ryuha histeris, dia bingung harus berpegangan kemana dan jadilah dia mencengkeram erat celana Chenle.

Sampai di tengah jalan, Chenle memperlambat laju kudanya dan tersenyum melihat wajah tegang Ryuha.

"Sial !! kalau mau mati jangan ajak-ajak."  Protes Ryuha.

"Yaaa kan kita ini sehidup semati, makanya aku ga mau mati sendirian. "

"Cih! "

Keduanya kemudian terdiam, Ryuha sibuk mengatur nafasnya, sementara Chenle sibuk mengatur detak jantungnya.

Ryuha duduk tegak dan tegang di atas kuda. Dada Chenle yang menempel di punggungnya membuat Ryuha tidak nyaman.

Ah.. sebenarnya bukannya tidak nyaman, hanya saja jantungnya tidak aman jika terus seperti ini.

"Kamu ingat dia ??"  Chenle akhirnya bicara. Satu tangannya terulur ke depan, mencoba merapikan rambut Ryuha yang berantakan karena di sapu angin.

Ryuha diam, awalnya tidak mengerti dengan arah pembicaraan Chenle, namun ketika gadis itu menunduk, dia menangkap maksud lelaki itu.

"Di-dia.... warna ini.... apa dia Justice ???"

"Yupp."

Mata Ryuha melotot diiringi dengan mulutnya yang menganga.

"Justice sudah sebesar ini?"

"Iya, kamu ingat ?"

"Gimana aku bisa lupa, dia kan kuda yang susah payah kita selamatkan."

Chenle tersenyum tipis mendengar kata 'kita' yang terucap dari mulut Ryuha.

"Ahh... Justice, dia tumbuh dengan baik."

Kuda hitam jenis friesian itu menoleh seolah merespon ketika Ryuha mengelus lehernya.

"Aku merawatnya dengan sangat baik, seperti anakku sendiri." Kata Chenle. Tapi respon Ryuha membuatnya kecewa.

"Oh.."

"Cuma gitu aja?? Kamu ga mau memujiku?"

"Enggak, buat apa? "

"Ish..." Chenle yang kesal bersiap melajukan kudanya lagi, namun Ryuha menahannya.

"Iya..iya... okey... terima kasih sudah merawat justice. Tolong jangan ngebut." Ryuha mengatakannya dengan wajah panik.

"Cuma terima kasih?"

Wanita itu meliriknya tajam.

"Mau apa lagi?"

"Cium dong."

"Ga usah ngelunjak."

Chenle terkekeh pelan. Gemas sekali dengan perdebatan mereka. Satu tangan Chenle melepaskan tali kemudi, dia bergerak dengan berani untuk meletakkan tangannya di perut Ryuha hingga gadis itu kembali memprotes.

"Zhong Chenle !!"

"Iya Zhong Ryuha ??"

"Ga usah seenaknya ganti marga orang !! Lepasin tangannya."

"Ga mau." Chenle bersikeras meletakkan tangannya disana meskipun Ryuha susah payah melepaskannya. Pada akhirnya gadis itu hanya bisa pasrah.

"Ryu..." Chenle kembali membuka suara ketika Ryuha tiba-tiba diam.

"Hm."

"Aku udah bicara sama Yiyun."

"Lalu...?"

"Dia bisa mengerti tentang perpisahan kita. Tapi..... "

Chenle menghentikan laju kudanya. Senyumannya menghilang digantikan dengan wajah seriusnya.

"Aku ga suka caramu menghasut Yiyun dan bilang aku selingkuh."

Ryuha meliriknya selama 3 detik lalu tiba-tiba dia melompat dari atas kuda dan membuat Chenle terkejut.

"Aku ga pernah menghasut Yiyun. Dia menebaknya sendiri." Ryuha sudah bicara terus terang tapi entah kenapa di mata Chenle gadis itu seperti tengah mencari-cari alasan.

Chenle melompat turun dari kudanya dan berdiri di hadapan Ryuha.

"Dia masih 7 tahun, ga mungkin dia bisa berpikir sejauh itu."

"Terserah kalau kamu ga percaya aku ga peduli. Lagipula yang dikatakan Yiyun memang benar, kamu ga pernah mau menyelesaikan masalah dan malah pergi dengan wanita lain, bahkan berciuman di dalam......"

Ucapan Ryuha terpotong karena bayangan Chenle yang tengah berciuman dengan mantan kekasihnya kembali muncul di kepalanya.

"Ahh... sudahlah lupakan. Aku menyesal mengikutimu hari ini."

Ryuha pergi dengan berjalan kaki padahal mereka berada cukup jauh. Chenle segera mengikutinya dengan menggeret Justice.

"Ryu.. ayo naik."

"Pergilah, aku sangat-sangat membencimu. Tolong jangan temui aku lagi Zhong Chenle !!"

Mulutnya emang ga bisa di kontrol yaa papa Zhong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulutnya emang ga bisa di kontrol yaa papa Zhong.. 😌😌

 😌😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang