27. Si Pantang Menyerah

363 39 9
                                    

Ryuha tidak pernah membenci belanja, tapi dia sangat jarang melakukannya karena kekurangan biaya.
Sementara Zhong Chenle juga jarang belanja karena dia terlalu sibuk dan tidak sempat melakukannya.

Untuk itu hari ini dia menyempatkan diri dan meminta Ryuha menghabiskan kelebihan uang di dompetnya.

Hanya Ryuha dan anak-anak yang berkeliling dan belanja sementara Chenle duduk manis di sebuah cafe ternama di dalam mall. Lelaki itu duduk menyilangkan kakinya, memantau Ryuha yang menggandeng 2 anaknya dan memasuki toko satu persatu.

Ryuha pergi tidak lama, hanya setengah jam dan dia sudah kembali dengan tangan penuh belanjaan.

Chenle menyambutnya dengan wajah cemberut terutama setelah melihat tagihan yang masuk di ponselnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chenle menyambutnya dengan wajah cemberut terutama setelah melihat tagihan yang masuk di ponselnya.

"Kok udah balik ? "

"Belanjaanku udah banyak." Ryuha duduk di hadapan Chenle sambil menunjukkan tas belanjaannya.

Yihua menghampiri Chenle dan duduk di pangkuannya sementara Yiyun duduk secara mandiri di samping Ryuha.

"Kamu gimana sih, masa ngabisin uang segitu aja ga bisa."

Ryuha langsung tertawa dengan nada sarkastik. Dia menatap Chenle dengan wajah sinis.

"Kalau mau habisin uangmu tuh ngajak cewe matre aja jangan ngajak aku."

Chenle balas tertawa. Wajah mengomel Ryuha adalah hal yang paling dia rindukan setelah mereka berpisah.

"Iya besok aku ngajak cewe yang matre aja, ga matre ga asik. " Ucapan Chenle barusan membuahkan lirikan maut dari Ryuha.

Chenle lagi-lagi tertawa, kali ini lebih keras.

"Ga usah cemburu gitu dong, aku kan bercanda."

"Aku mau pulang." Ryuha memakai intonasi ketus sebagai pertanda jika dia masih kesal.

Di luar mall ternyata hujan, ini adalah kondisi yang sama sekali tidak di prediksi oleh Ryuha. Tapi Chenle bersikap biasa saja. Toh mereka juga pakai mobil kan.

Keluarga kecil itu akhirnya berkendara bersama di bawah derasnya hujan dan angin kencang yang membuat jarak pandang Chenle terhambat

Beberapa ranting patah dan terombang-ambing mengikuti laju angin sementara pepohonan menjadi condong ke satu sisi karena kerasnya angin.

Pemandangan ini sangat menakutkan, dan Chenle berpikir tidak aman berkendara di dalam badai.

"Ryu.." Chenle melirik Ryuha yang menatap tegang ke arah jalanan.

"Nginep di rumahku aja ya, kondisinya ga memungkinkan buat pulang ke rumahmu, lagian rumahku sudah dekat."

Ryuha awalnya ragu, kini dia memikirkan kembali segala kemungkinan yang bisa mereka alami di jalanan, wanita itu akhirnya mengangguk dengan satu jawaban singkat.

STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang