30. Must Be Happy Ending [END]

659 42 20
                                    

"Aku dan Karina akan urus semuanya, kamu kan lagi hamil, jadi di rumah saja ya."

Suasana hati Ryuha selalu di dominasi oleh mendung selama dia hamil muda dan begitu Chenle bilang akan pergi dengan sekertaris cantiknya, itu menjadi pemicu ledakan hormon kortisol di kepalanya. Emosinya meluap-luap dan Ryuha tidak bisa mengontrolnya lagi.

"Sebenarnya kamu mau nikah sama aku atau Karina sih? Pesan gaun pengantin sama Karina, beli cincin sama Karina, semuanya sama Karina. Terus aja begitu."

"Ryu~"

"Udahlah ga jadi aja nikahnya."

Chenle mendesah, tergambar sedikit rasa frustasi di wajahnya namun Chenle berusaha tetap sabar. Lelaki itu duduk di sofa tepat di samping Ryuha, menatap wanitanya dengan dalam dan teduh berharap kemarahan dalam kepala Ryuha akan meluap.

"Aku cuma khawatir sama kamu, hamil muda kan rentan, aku ga mau kamu kecapean."

"Ga mau, aku ga mau nikah, aku tarik kembali keputusanku kemarin."

"Lahh kenapa ??"

"Ga mood."

Sekali lagi Chenle menghela nafasnya. Berkata seribu kali di dalam kepalanya jika yang dia hadapi saat ini bukanlah Shin Ryuha melainkan hormon kehamilannya yang naik turun.

"Ryu..."

"Pulang sana, aku ga mau ketemu kamu."

Ryuha mengabaikan panggilan Chenle berikutnya. Wanita itu berjalan dengan langkah menghentak ketika menaiki tangga tapi di tengah jalan Zhong Chenle memperingatkannya.

"Hati-hati kalau jalan, kamu kan lagi hamil. "

"Ish... Cerewet !!"

Ryuha membenci dirinya sendiri, bukan karena tubuhnya tapi karena mood nya yang sangat kacau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryuha membenci dirinya sendiri, bukan karena tubuhnya tapi karena mood nya yang sangat kacau.

Beberapa jam yang lalu dia mengusir Chenle pergi, dengan segenap keegoisannya dia juga membatalkan pernikahan mereka, tapi sekarang Ryuha justru menginginkan lelaki itu berada di pelukannya.

Ini merepotkan dan juga sangat melukai harga dirinya. Rasanya seperti menjilat ludah sendiri, tapi Ryuha tak berkutik ketika hormon kehamilannya berada di atas tahta kewarasannya. Wanita itu benar-benar menginginkan Chenle sampai dia ingin menangis.

Ryuha uring-uringan, berjalan mondar-mandir di sisi ranjangnya. Otaknya sedang beradu argumen, dimana hatinya menginginkan Chenle datang tapi rasa gengsinya menolak keras.

"Sial...." Ryuha mengumpat pada dirinya sendiri. Dia benar-benar di buat frustasi dengan perasaannya sendiri.

Pada akhirnya hatinya lah yang menang. Ryuha membiarkan nama baiknya tercoreng ketika jemarinya sudah tak tahan untuk menekan nomor ponsel Chenle di ponselnya. Dan ketika teleponnya tersambung, gadis itu benar-benar tidak bisa menjaga mulutnya.

STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang