13. Memories that are still stored

320 55 5
                                    

Ryuha merasa bingung dengan sikap Chenle. Setelah lelaki itu menciumnya di Jeju lalu pagi harinya dia menyakiti Ryuha dengan bibir yang sama yang semalam telah menciumnya. Dan hari ini Chenle kembali menemuinya dan bersikap lembut padanya bahkan mengusap kepalanya.

Sebenarnya apa yang coba lelaki itu lakukan? Apa tujuannya semata-mata karena anak-anak atau karena hal lain?

Setelah pergi berbelanja Chenle dan Ryuha menjemput si kembar di sekolahnya. Mereka pulang ke rumah Ryuha dan membuka semua mainan yang Chenle beli. Tidak hanya itu Chenle juga membeli satu single bed untuk Yihua agar dia bisa tidur di rumah Ryuha jika dia mau. Dan Chenle sekarang tengah sibuk memasang ranjang itu dibantu seseorang dari toko perabot.

Ryuha masuk ke kamar Yiyun, sekedar mengintip wajah serius Chenle yang sedang memperhatikan kertas instruksi yang dia letakkan di lantai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryuha masuk ke kamar Yiyun, sekedar mengintip wajah serius Chenle yang sedang memperhatikan kertas instruksi yang dia letakkan di lantai.

"Papaku tampan kan??" Yihua berbisik di belakangnya. Gadis kecil itu juga mengintip di samping Ryuha.

"Masa sih?" Ryuha sengaja menggodanya, dia memasang wajah tidak percaya dan membuat Yihua meliriknya.

"Iya dia tampan, banyak tante-tante aneh yang deketin papa tapi dia ga mau."

Dua alis Ryuha terangkat, terlihat tertarik dengan ucapan bocah itu.

"Oh ya?"

Yihua mengangguk beberapa kali dengan bibir manyun.

"Iya, papa bilang ga ada yang secantik mama."

"Kenapa kalian ngobrol disini? Menghalangi jalan saja." Chenle tiba-tiba berdiri di depan mereka. Pekerjaannya telah selesai dan dia hendak berjalan keluar namun terhalang Yihua dan Ryuha yang mengintip di ambang pintu.

Ryuha yang sadar langsung menyingkir pergi sementara Yihua tetap disana.

"Punya minuman dingin ga ?" Chenle berjalan ke dapur dan berdiri di depan lemari es yang terbuka.

"Ga ada, mau di bikinin?" Tawar Ryuha.

"Boleh."

"Mau apa?"

"Apa aja, kamu kan sudah tau apa yang aku suka." Chenle menyunggingkan senyuman tipisnya. Lelaki itu kemudian berlalu kedepan untuk membayar pekerja yang telah membantunya.

Beberapa menit kemudian dia kembali masuk ke rumah Ryuha dan duduk di ruang tamu bersebelahan dengan Yiyun. Bocah itu sibuk bermain dengan ponsel baru yang Chenle belikan.

"Kalau waktunya belajar ya belajar jangan main game terus." Kata Chenle.

Yiyun meliriknya dan tersenyum.

"Iya pah."

Yihua ikut bergabung di ruang tamu dengan segelas besar es sirup buatan Ryuha. Sementara Ryuha datang beberapa saat kemudian dengan segelas latte dingin kesukaan Chenle.

STAND BY ME  | ZHONG CHENLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang